Arti dan Makna Pinggan Panungkunan dalam Budaya Adat Batak Toba

Dalam suatu upacara adat pesta perkawinan Batak Toba, jika memulai suatu pembicaraan adat terlebih dahulu hasuhuton paranak (pihak pengantin laki-laki) menyampaikan pinggan panungkunan kepada hasuhuton parboru (pihak pengantin perempuan).

Secara istilah bahasa Batak, Pinggan artinya piring. Sedangkan Panungkunan yang memiliki kata dasar sukkun, yang berarti tanya. Jadi, arti Panungkunan adalah tempat orang bertanya.

Pinggan panungkunan disimbolkan sebagai pertanda untuk mengawali pembicaraan adat pada suatu pesta yang dilakukan oleh tokoh adat sebagai mediator pembicara oleh kedua belah pihak pada upacara adat tersebut.

Misalnya pada pesta adat perkawinan, untuk mengawali pembicaraan adat tersebut, pihak hasuhuton paranak terlebih dahulu menyampaikan pinggan panungkunan kepada pihak hasuhuton parboru untuk langsung memulai pembicaraan.

Pinggan panungkunan ini berupa piring yang berwarna putih yang menunjukkan tanda sukacita yang berisi:
  1. Parbu (beras)
  2. Napuran (daun sirih)
  3. Ringgit sitio soara (uang kertas)
  4. Tanggo-tanggo ni juhut (masakan khas dari wilayah Batak Toba yang terbuat dari daging hewan)

Adapun makna dari pinggan panungkunan adalah sebagai simbol untuk memulai sebuah pembicaran adat dalam suatu pesta.