Surat al-Maidah Ayat 90-91 lengkap dengan Isi Kandungannya

Dalam Surat al-Maidah ayat 90-91, Allah Swt. dengan tegas mengajak orang-orang yang beriman untuk menyadari keharaman minuman keras, judi, dan praktik-praktik lain yang dapat memicu perbuatan keji. Ayat ini adalah panggilan untuk memahami implikasi negatif dari tindakan tersebut dan meninggalkannya demi keberuntungan sejati.

Bacaan Q.S. al-Maidah/5: 90-91

Terjemah Ayat 
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu, agar kamu beruntung. (Q.S. al-Maidah/5: 90)

Dengan minuman keras dan judi itu, setan hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu, dan menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan shalat, maka tidakkah kamu mau berhenti?. (Q.S. al-Maidah/5: 91)

Asbabun Nuzul 
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Saat Rasulullah Saw. datang di Madinah, masih banyak yang meminum khamr dan makan dari hasil judi. Mereka bertanya tentang kedua hal tersebut, maka turunlah Q.S. al-Baqarah/2: 219. Dipahami oleh sebagian mereka bahwa itu hanya dosa besar, bukan haram.

Karena dipahami seperti itu, kebiasaan buruk ini masih tetap dilanjutkan. Ketika ada kaum muhajirin menjadi imam shalat dalam keadaan mabuk, terjadilah kesalahan dalam membaca Al-qur’an. Lalu turunlah Q.S. al-Nisa’/4: 43 yang berisi larangan mengerjakan shalat dalam keadaan mabuk.

Meskipun sudah turun ayat ini, yang memberi isyarat lebih jelas dan tegas, agar dihindari, dijauhi dan tidak dilakukan, kebiasaan buruk itu masih juga dilakukan. Akhirnya turunlah Q.S. al-Maidah/5: 90-91, yang menegaskan keharaman khamr sehingga mereka pun berkata, ‘Ya Allah, kami (bertekad) berhenti dari meminumnya’.

Selanjutnya, mereka bertanya kepada Rasulullah Saw.: bagaimana orang-orang terdahulu yang terbunuh di jalan Allah Swt. atau mereka yang meninggal di tempat tidur, padahal dahulunya, mereka itu suka meminum khamr atau makan hasil perjudian, padahal keduanya kini telah ditetapkan sebagai perbuatan keji dan perbuatan setan. Lalu turunlah Q.S. al-Maidah {5}: 93 yang menjelaskan bahwa apa yang telah dilakukan umat muslim sebelum datangnya larangan ini tidak dinilai sebagai suatu dosa.

Isi Kandungan
Berikut isi kandungan Q.S. al-Maidah/5: 90-91:

1. Ayat ini merupakan ayat terakhir yang membicarakan tentang keharaman khamr dan judi. Melalui ayat ini nyata, jelas, dan tegas tentang keharamannya, sudah tidak ada toleransi lagi. Seperti telah dikemukakan terdahulu (pahami kembali Q.S. al-Baqarah/ 2: 219). 

2. Allah Swt. tidak serta merta mengharamkan sesuatu, tetapi terlebih dahulu mengajak pola pikir dan jiwa manusia untuk bersama-sama menilai kenapa sesuatu itu menjadi wajib atau diharamkan. Hal ini menjadi bagian pendidikan bagi umat/manusia, agar muncul kesadaran diri sendiri tentang pentingnya ajaran agama itu dilaksanakan atau dijauhi.

3. Kedua ayat ini merupakan rangkaian aturan bagi umat, agar menjauhi khamr (miras), judi, berkorban atau mempersembahkan sesuatu untuk berhala, mengundi nasib dengan anak panah, semua itu adalah tradisi jahiliah yang sia-sia, dan termasuk rijs, yakni perbuatan keji, kotor, jijik dan bukti nyata kebobrokan akhlak/moral jika itu semua dilakukan.

4. Larangan perbuatan yang berurutan (dimulai khamr (miras, narkoba) sampai mengundi nasib), menurut Imam al-Bukhari, ada hikmah dan maknanya, antara lain:  khamr menjadi cara yang paling mudah menghabiskan harta; disusul dengan perjudian yang akan cepat membinasakan harta; lalu pengagungan sesuatu (berhala) yang semestinya bukan tuhan yang merupakan pembinasaan agama. Semua larangan ini dulu, kini, dan esok, dampak negatifnya sudah terbukti.

5. Pelajaran berharga yang dapat diambil dari ayat ini, adalah sistem Islam dalam memberi solusi dari perilaku buruk tersebut yang berasaskan akidah. Dimulai dari basis keimanan, pondasi (baca: iman/akidah umat dibimbing terlebih dahulu) diperbuat terlebih dahulu, selanjutnya di bidang syariah/ibadah, lalu akhlak.

6. Hikmah lainnya adalah siapa pun orang tua, guru, pendidik, ulama, atau mubalig, jika ingin memperbaiki individu atau kelompok masyarakat, materi pembinaan yang harus didahulukan adalah bidang yang ada hubungannya dengan akidah/keimanan. Hal ini sejalan dengan dakwah Rasulullah Saw. selama di Makkah (13 tahun lamanya, bandingkan dengan periode Madinah yang lebih sedikit, yakni 10 tahun)  masalah akidah/keimanan itulah yang diprioritaskan.

7. Salah satu keistimewaan manusia dibanding makhluk lain adalah akal pikirnya. Jika akalnya saja tidak berfungsi atau hilang keseimbangannya disebabkan  khamr, apa saja dampak negatif yang ditimbulkannya? Jawabannya tentu banyak sekali, mulai dari madharat bagi dirinya, lalu menimpa pula keluarga, bahkan menjalar ke masyarakat luas.

8. Betapa pun majunya zaman sekarang ini, yang namanya berhala modern masih menjangkiti masyarakat luas, tak terkecuali sebagian umat Islam. Itulah sebabnya, ayat ini juga mengingatkkan tentang peran akal atau rasio dan kalbu (hati nurani) yang sangat penting. Jangan sampai terjadi benda yang tidak bernyawa (berhala) yang tidak membawa manfaat atau madharat sedikit pun, ditahbiskan memiliki sifat-sifat ketuhanan, tentu sikap dan perilaku tersebut sangat bodoh dan irasional.

Jadi, surat al-Maidah ayat 90-91 merupakan pedoman yang jelas dalam Islam tentang keharaman minuman keras, judi, dan tindakan-tindakan yang merusak. Ayat ini bukan hanya mengingatkan akan dampak negatif perbuatan-perbuatan tersebut, tetapi juga mengajak untuk menghadirkan kesadaran dan keberanian dalam memilih jalan yang benar.

Komentar