Pengertian Ikhlas Dalam Islam beserta Tingkatan, Ciri-Ciri dan Manfaatnya

Dalam perjalanan spiritual dan keyakinan, ada suatu konsep yang mendalam dan indah, yakni Ikhlas. Konsep ini membawa kita ke dalam dunia niat yang tulus dan perbuatan yang murni. Dalam tulisan ini, saya akan menjelaskan pengertian ikhlas, tingkatan, ciri-cirinya, serta mengungkap manfaat besar yang terkait dengannya menurut perspektif Islam.

A. Pengertian Ikhlas
Secara bahasa kata ikhlas berarti murni, tidak bercampur, bersih,  jernih, mengosongkan dan membersihkan sesuatu.

Ikhlas berarti suci dalam berniat, bersihnya batin dalam beramal, tidak ada pura-pura, lurusnya hati dalam bertindak, jauh dari penyakit riya’ serta mengharap ridha Allah semata.

Kaitannya ibadah, secara bahasa ikhlas berarti tidak memperlihatkan amal kepada orang lain. Sedangkan secara istilah, al-Jurjani dalam kitabnya al-Ta’rifat memberikan pengertian ikhlas adalah membersihkan amal perbuatan dari hal-hal yang mengotorinya seperti mengharap pujian dari makhluk atau tujuan-tujuan lain selain dari Allah. termasuk juga tidak mengharap amalnya disaksikan oleh selain Allah.

Dengan kata lain ikhlas adalah sikap yang dilakukan seseorang dalam 
melaksanakan perintah-perintah Allah Swt. dan tidak mengharap sesuatu apapun, kecuali ridha Allah Swt.

Jadi, berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian ikhlas dalam Islam adalah melakukan segala perbuatan hanya untuk Allah Swt., tanpa mencari pujian atau keuntungan dunia.

B. Tingkatan Ikhlas
Ali Abdul Halim (2010) mengatakan bahwa ikhlas dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu:
  1. Orang awam (umum). Pada tingkatan ini seseorang beribadah kepada Allah Swt., tujuannya mencari dan menghitung keuntungan dunia dan akhirat. Contohnya: seseorang melakukan ibadah shalat atau memberi shadaqah kepada anak yatim dengan tujuan ingin agar badannya sehat, hartanya banyak, mendapat bidadari dan nanti di akhirat masuk surga.
  2. Orang  khawash (khusus). Pada tingkatan ini, seseorang beribadah hanya  untuk mencari keuntungan akhirat bukan lagi berorientasi pada keuntungan dunia. Seseorang pada tingkatan ini, beribadah sambil hatinya berharap untuk memperoleh pahala, surga, dan semua yang berorientasi pada akhirat.
  3. Orang khawashul khawas (excellent). Seseorang masuk dalam tingkatan ini, apabila ia beribadah tidak ada motivasi apa pun, kecuali mengharap ridha dari Allah Swt. Ia beribadah setiap hari bukan sebagai kewajiban, tetapi menjadi kebutuhan sebagai seorang hamba. Dengan kata lain Ia beribadah tidak lagi didasari keinginan dunia maupun akhirat, melainkan didasari oleh rasa mahabbah (cinta) dan rindu kepada Allah Swt. Sehingga orang pada tingkatan ini mencapai kenikmatan dalam setiap ibadah yang dikerjakan.

C. Ciri-Ciri Seseorang yang Ikhlas
Menurut Imam Dzun Nun ada tiga ciri seseorang yang ikhlas dalam beramal, yaitu:
  1. Tidak lagi mengharap/menghiraukan pujian dan hinaan orang lain
  2. Tidak lagi melihat kepada manfaat dan bahaya perbuatan, tetapi pada hakikat perbuatan, misalnya bahwa amal yang kita lakukan adalah perintah Allah.
  3. Tidak mengingat pahala dari perbuatan yang dilakukan.

D. Manfaat Ikhlas
Salah satu manfaat utama adalah kita menjadi lebih kuat melawan godaan dan tipu daya setan. Ketika kita tulus dalam niat dan perbuatan kita, setan sulit mempengaruhi kita dengan godaan atau tipu dayanya. Kita lebih terlindungi dan teguh dalam mengikuti petunjuk agama.

Lebih dari itu, sikap ikhlas juga membawa manfaat besar di akhirat. Kita dijamin terhindar dari siksaan dan mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah. Kita akan meraih kedamaian dan kebahagiaan yang abadi di surga-Nya.

Jadi, dengan bersikap ikhlas, kita bukan hanya menjaga kejujuran dalam beribadah, tetapi juga meraih kedamaian jiwa, perlindungan dari godaan setan, serta janji pahala dan derajat tinggi dari Allah di masa depan.

Dengan menemukan makna ikhlas, kita dapat meraih kebenaran dalam perbuatan dan hati yang tulus. Dengan demikian, kita melangkah menuju perjalanan spiritual yang mendalam, yang membawa kita lebih dekat kepada Allah Swt. dan mengantarkan pada kedamaian abadi.

Komentar