35 Soal Essay BAB 5 Meneladani Jejak Langkah Ulama Indonesia yang Mendunia - PAI Kelas 11 SMA/SMK

Berikut adalah 35 contoh soal Essay BAB 5 Meneladani Jejak Langkah Ulama Indonesia yang Mendunia mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas 11 SMA/SMK beserta jawabannya materi:
A. Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani
B. Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari
C. Jejak dan Langkah Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani
D. Jejak dan Langkah Nuruddin bin Ali ar-Raniri
E. Jejak dan Langkah Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili
F. Jejak Langkah Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani
G. Jejak dan Langkah Hamzah al-Fansuri

A. Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani

Soal 1: Siapa nama lengkap dan nama lain dari tokoh yang dikenal dengan nama Imam Nawawi Banten?

Jawaban 1: Nama lengkapnya adalah Abu Abdul Mu'ti Muhammad bin Umar al-Tanara al-Jawi al-Bantani. Dia juga dikenal dengan nama Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani.

Soal 2: Dari mana asal keluarga Imam Nawawi Banten, dan bagaimana hubungannya dengan Sunan Gunung Jati?

Jawaban 2: Keluarga Imam Nawawi Banten berasal dari Banten, dan dia dikabarkan masih memiliki jalur nasab dari Sunan Gunung Jati, salah satu dari Wali Songo.

Soal 3: Kapan Imam Nawawi Banten lahir dan meninggal, serta berapa usianya saat meninggal?

Jawaban 3: Imam Nawawi Banten lahir pada tahun 1815 Masehi dan meninggal pada tanggal 25 Syawal 1314 Hijriah atau 1897 Masehi. Dia meninggal pada usia 84 tahun.

Soal 4: Apa yang membuat Imam Nawawi Banten diberi gelar "Sayyidul Hijaz," dan di mana gelar tersebut diperoleh?

Jawaban 4: Imam Nawawi Banten diberi gelar "Sayyidul Hijaz" karena kedalaman ilmu dan pengajarannya di Masjidil Haram di Makkah. Gelar ini diperolehnya di wilayah Timur Tengah, khususnya seputar Jazirah Arab.

Soal 5: Apa yang membuat karya-karya Imam Nawawi Banten begitu berpengaruh, dan di mana karyanya tersebar?

Jawaban 5: Karya-karya Imam Nawawi Banten begitu berpengaruh karena mudah dipahami dan mendalam isinya. Karyanya tersebar luas di berbagai penjuru dunia, termasuk di pesantren-pesantren di Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Timur Tengah. Karyanya juga digunakan sebagai kurikulum di sekolah agama tradisional di berbagai negara.

B. Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari

Soal 1: Siapa nama lengkap dan gelar yang diberikan kepada Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari, dan di mana ia lahir serta meninggal?

Jawaban 1: Nama lengkapnya adalah Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari. Dia lahir di Gowa, Sulawesi Selatan, pada tanggal 3 Juli 1626, dan meninggal di Cape Town, Afrika Selatan, pada tanggal 23 Mei 1699.

Soal 2: Bagaimana perjalanan pendidikan agama Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari, dan siapa guru-guru penting dalam hidupnya?

Jawaban 2: Syekh Yusuf memulai pendidikan agama sejak berusia 15 tahun di Gowa. Dia juga belajar dari ulama seperti Sayyid Ba Alawi bin Abdul al-Allamah Atahir, Sayyid Jalaludin Al-Aidid, Syekh Nuruddin ar-Raniri, dan Syekh Abdullah Muhammad bin Abdul Baqi.

Soal 3: Mengapa Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari dianggap sebagai pahlawan nasional Indonesia?

Jawaban 3: Syekh Yusuf dianggap sebagai pahlawan nasional Indonesia karena perjuangannya dalam menyebarkan Islam dan pendidikan agama Islam di Nusantara, meskipun dia diasingkan jauh dari tanah airnya oleh Belanda. Dia juga memiliki pengikut yang banyak, termasuk di Afrika Selatan, di mana Nelson Mandela menyebutnya sebagai "Salah Seorang Putra Afrika Terbaik."

Soal 4: Apa saja tarekat yang diajarkan oleh Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari, dan apa ajaran pokoknya?

Jawaban 4: Syekh Yusuf mengajarkan berbagai tarekat, termasuk Khalwatiyah, Qadiriyah, Naqshabandiyah, Ba‘lawiyah, dan Syathariyah. Ajaran pokoknya adalah usaha manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan peningkatan kualitas akhlak yang mulia, penekanan amal shalih, dan dzikir.

Soal 5: Apa judul beberapa buku yang ditulis oleh Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari, dan mengapa salah satu bukunya, "Safinat an-Najah," begitu terkenal?

Jawaban 5: Beberapa judul buku yang ditulis oleh Syekh Yusuf antara lain "Zubdad al-Asrar," "Taj al-Asrar," "Mathalib as-Salikin," dan yang paling terkenal adalah "Safinat an-Najah." Buku "Safinat an-Najah" sangat populer karena masih diajarkan di banyak pesantren hingga saat ini, dan sejumlah manuskripnya dapat ditemukan di Museum Pusat Jakarta.

C. Jejak dan Langkah Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani

Soal 1: Apa nama lengkap dan gelar yang diberikan kepada Syekh Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, serta di mana beliau dilahirkan dan wafat?

Jawaban 1: Nama lengkapnya adalah Syekh Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani. Dia dilahirkan di Palembang (Sumatera Selatan) pada tahun 1704 M dan wafat pada tahun 1789 M dalam usia 85 tahun.

Soal 2: Siapa guru-guru utama yang mengajar Syekh Abdus Samad dalam perjalanannya menuntut ilmu di Timur Tengah?

Jawaban 2: Beberapa guru utama Syekh Abdus Samad dalam perjalanannya menuntut ilmu di Timur Tengah adalah Muhammad bin Samman, Syekh Abdul Rauf Singkel, Samsuddin al-Sumaterani, Ibrahim al-Rais, Muhammad Murad, Muhammad al-Jawhari, dan Athaullah al-Mashri.

Soal 3: Mengapa Syekh Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani dianggap sebagai pelopor intelektualisme di Nusantara Indonesia?

Jawaban 3: Syekh Abdus Samad dianggap sebagai pelopor intelektualisme di Nusantara Indonesia karena dia memainkan peran penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan spiritualitas di wilayah tersebut. Dia memadukan ilmu-ilmu Timur Tengah dengan konteks lokal Nusantara, menjadikannya salah satu ulama yang sangat dihormati.

Soal 4: Apa yang dapat kita pelajari dari semangat belajar Syekh Abdus Samad dalam menuntut ilmu di Timur Tengah?

Jawaban 4: Dari semangat belajar Syekh Abdus Samad, kita dapat belajar tentang pentingnya usaha keras, kesungguhan, dan komitmen dalam mengejar ilmu. Dia menempuh perjalanan panjang ke Timur Tengah untuk menuntut ilmu dan selalu berusaha meningkatkan pengetahuannya.

Soal 5: Apa karya tulis terkenal Syekh Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, dan apa yang khusus tentang karya-karya tersebut?

Jawaban 5: Karya tulis terkenal Syekh Abdus Samad antara lain "Hidayatus Salikin" dan "Siyarus Salikin." Kedua kitab tersebut adalah penjelasan dari karya-karya Hujjatul Islam Imam al-Ghazali, yang merupakan karya penting dalam ilmu tasawuf dan spiritualitas Islam. Kitab-kitab ini masih digunakan dan dipelajari hingga saat ini.

D. Jejak dan Langkah Nuruddin bin Ali ar-Raniri

Soal 1: Apa yang dapat Anda katakan tentang latar belakang keluarga dan nasab Syekh Nuruddin bin Ali ar-Raniri?

Jawaban 1: Syekh Nuruddin bin Ali ar-Raniri berasal dari keluarga pedagang Arab dengan nasab yang menurunkan Nabi Muhammad Saw. Ayahnya, Syekh Nuruddin Ar-Raniri, adalah seorang ulama dan penasehat Kesultanan Aceh pada masa Sultan Iskandar Tsani.

Soal 2: Bagaimana peran Syekh Nuruddin dalam perkembangan Islam di Nusantara, terutama di Aceh?

Jawaban 2: Peran Syekh Nuruddin dalam perkembangan Islam di Nusantara sangat penting. Dia membawa tradisi Islam dari Timur Tengah ke Nusantara, mengurangi pengaruh tradisi lokal, dan berperan dalam mengembangkan Islam di Aceh. Dia juga menjadi penasehat kesultanan dan memegang jabatan penting dalam pengembangan agama di wilayah tersebut.

Soal 3: Apa saja cabang ilmu dan bidang pengetahuan yang dikuasai oleh Syekh Nuruddin?

Jawaban 3: Syekh Nuruddin memiliki pengetahuan yang luas meliputi bidang sejarah, politik, sastra, filsafat, fikih, dan mistisisme (tasawuf). Dia adalah seorang ulama yang serba bisa dan ahli dalam berbagai cabang ilmu.

Soal 4: Bagaimana Syekh Nuruddin menentang aliran wujudiyah dan apa karyanya yang digunakan untuk melawan aliran tersebut?

Jawaban 4: Syekh Nuruddin menentang aliran wujudiyah melalui beberapa kitabnya seperti "Asrar al-‘Arifin" (Rahasia Orang yang Mencapai Pengetahuan Sanubari), "Syarab al-‘Asyiqin" (Minuman Para Kekasih), dan "Al-Muntahi" (Pencapai Puncak). Dia juga melawan aliran ini melalui polemik terbuka dengan pengikut aliran wujudiyah.

Soal 5: Apa karya tulis terkenal lainnya yang ditulis oleh Syekh Nuruddin, dan apa peranannya dalam mengembangkan pemikiran Islam di Nusantara?

Jawaban 5: Selain karyanya yang melawan aliran wujudiyah, Syekh Nuruddin menulis beberapa kitab lain seperti "Hill az-Dzill" (Sifat Bayang-bayang), "Syifa al-ulb" (Pengobatan Hati), "Tibyan fi Ma‘rifat al-Adyan" (Penjelasan tentang Kepercayaan), "Hujjat al-Siddiq li Daf az-Zindiq" (Pembuktian Ulama dalam Membantah Penyokong Bid’ah), dan "Asrar al-Insan fi Ma‘rifat ar-Ruh wal ar-Rahman" (Rahasia Manusia dalam Pengenalan Ruh dan Yang Maha Pengasih). Karya-karya ini berperan penting dalam mengembangkan pemikiran Islam di Nusantara dan mengkaji berbagai aspek kehidupan agama dan spiritualitas.

E. Jejak dan Langkah Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili

Soal 1: Apa yang dapat Anda katakan tentang latar belakang keluarga dan nasab Syekh Abdurrauf bin Ali al-Singkili?

Jawaban 1: Latar belakang keluarga dan nasab Syekh Abdurrauf bin Ali al-Singkili masih menjadi perdebatan. Beberapa sumber menyebutkan bahwa keluarganya berasal dari Persia atau Arab, sementara pendapat lain mengatakan bahwa dia berasal dari etnis Minang Pesisir di Singkil yang sudah beragama Islam.

Soal 2: Apa peran Syekh Abdurrauf dalam penyebaran agama Islam di Nusantara, khususnya di Aceh?

Jawaban 2: Syekh Abdurrauf memiliki peran besar dalam penyebaran agama Islam di Nusantara. Dia mengembangkan Tarekat Syathariah dan mengajarkannya kepada banyak murid, termasuk ulama terkenal seperti Syekh Burhanuddin Ulakan dan Syekh Abdul Muhyi. Dia juga menjadi rujukan penting bagi para mubalig yang merintis dakwah ke berbagai daerah di Nusantara.

Soal 3: Siapa saja murid-murid terkenal Syekh Abdurrauf dan apa peran mereka dalam penyebaran Islam di wilayah mereka masing-masing?

Jawaban 3: Beberapa murid terkenal Syekh Abdurrauf adalah Syekh Burhanuddin Ulakan, Syekh Abdul Muhyi, Abdul Malik bin Abdullah, dan Dawud al-Jawi ar-Rumi. Mereka semua berperan dalam penyebaran Islam di wilayah masing-masing, seperti Pariaman, Jawa Barat, Semenanjung Melayu, dan lainnya.

Soal 4: Apa yang dapat Anda katakan tentang karya tulis terkenal Syekh Abdurrauf?

Jawaban 4: Salah satu karya terkenal Syekh Abdurrauf adalah "Tarjuman al-Mustafid," yang merupakan terjemahan dan tafsir pertama Al-Quran dalam bahasa Melayu. Karyanya ini memiliki pengaruh besar dalam pemahaman agama Islam di wilayah tersebut. Selain itu, dia juga menulis syair seperti "Syair Ma’rifat," yang digunakan sebagai medium penyebaran gagasan sufi.

Soal 5: Bagaimana Syekh Abdurrauf memanfaatkan sastra sebagai medium penyebaran gagasan sufi, dan apakah ada karya sastra tertentu yang terkenal?

Jawaban 5: Syekh Abdurrauf memanfaatkan sastra sebagai medium untuk menyebarkan gagasan sufi. Salah satu karyanya yang terkenal adalah "Syair Ma’rifat," yang ditulis pada tahun 1859 M. Karya ini menjadi bacaan penting bagi para ulama dan sultan-sultan Melayu serta digunakan untuk menyebarkan pemahaman sufi dalam agama Islam.

F. Jejak Langkah Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani

Soal 1: Bagaimana latar belakang keluarga dan nasab Syekh Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani?

Jawaban 1: Syekh Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani lahir di desa Kedung Cumpleng, Jepara, Jawa Tengah, pada sekitar tahun 1820 M. Ayahnya adalah Kiyai Umar, yang merupakan seorang pejuang dan orang kepercayaan Pangeran Diponegoro di Jawa Bagian Utara Semarang. Nasabnya mengindikasikan bahwa beliau merupakan seorang ulama besar di Jawa.

Soal 2: Siapa saja tokoh-tokoh terkenal yang merupakan hasil didikan Syekh Muhammad Sholeh Darat, dan apa peran mereka dalam sejarah Indonesia?

Jawaban 2: Beberapa tokoh terkenal yang merupakan hasil didikan Syekh Muhammad Sholeh Darat adalah Hadratu Syekh KH Hasyim Asy’ari (Pendiri NU), KH Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah), KH Amir Idris, KH Bisri Syansuri, KH Kholil, R.A. Kartini, dan banyak lagi. Mereka memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia, seperti mendirikan organisasi Islam, memperjuangkan hak-hak perempuan, dan menyebarkan ajaran Islam di berbagai daerah.

Soal 3: Bagaimana peran Syekh Muhammad Sholeh Darat dalam pengembangan ilmu agama dan tasawuf di Nusantara?

Jawaban 3: Syekh Muhammad Sholeh Darat memiliki peran besar dalam pengembangan ilmu agama dan tasawuf di Nusantara. Dia menimba ilmu dari berbagai guru terkemuka di dalam dan luar Nusantara, dan kemudian mengajarkannya kepada banyak murid. Dia juga berperan dalam membentuk karakter keagamaan dan moral para muridnya, yang kemudian melanjutkan dakwah dan penyebaran Islam di berbagai wilayah.

Soal 4: Apa yang dapat kita pelajari dari pengembaraan ilmu Syekh Muhammad Sholeh Darat, termasuk studinya di luar Nusantara?

Jawaban 4: Kita dapat belajar dari Syekh Muhammad Sholeh Darat tentang pentingnya pengembaraan ilmu. Beliau tidak hanya menimba ilmu dari ulama di Nusantara tetapi juga pergi ke mancanegara, khususnya ke wilayah Timur Tengah, yang pada saat itu menjadi pusat Islam. Hal ini menunjukkan kegigihan dalam mengejar ilmu dan menggali pengetahuan dari sumber-sumber terbaik.

Soal 5: Apa dampak dari pendidikan dan pengajaran Syekh Muhammad Sholeh Darat terhadap emansipasi wanita di Indonesia?

Jawaban 5: Pendidikan dan pengajaran Syekh Muhammad Sholeh Darat memiliki dampak positif terhadap emansipasi wanita di Indonesia. Salah satu hasil didikan beliau adalah R.A. Kartini, yang menjadi tokoh emansipasi wanita terkenal. Melalui pendidikan dan bimbingan dari Syekh Muhammad Sholeh Darat, Kartini memperoleh pemahaman yang lebih luas tentang hak-hak perempuan dan peran mereka dalam masyarakat. Hal ini berdampak pada gerakan emansipasi wanita di Indonesia.

G. Jejak dan Langkah Hamzah al-Fansuri

Soal 1: Dari mana asal usul nama "al-Fansuri" dalam nama Syekh Hamzah Fansuri, dan apa makna nama tersebut?

Jawaban 1: Nama "al-Fansuri" berasal dari kata "Pancur," sebuah kota kecil di pantai Barat Sumatra yang kini terletak antara Singkil (Aceh) dan Sibolga (Sumatra Utara). Nama tersebut diambil sebagai akhiran nama beliau karena Fansur (Pancur) adalah tempat asalnya. Dalam konteks ini, "al-Fansuri" merujuk pada asal usul geografisnya.

Soal 2: Bagaimana riwayat hidup awal Syekh Hamzah Fansuri yang berkaitan dengan tempat kelahirannya?

Jawaban 2: Syekh Hamzah Fansuri berasal dari Barus, yang terletak di provinsi Sumatera Utara. Di masa lalu, Barus sering disinggahi oleh para saudagar dan musafir dari mancanegara. Ada beberapa pendapat tentang tempat kelahirannya, termasuk Barus dan Ayuthia, ibukota lama Kerajaan Siam. Namun, sejarawan masih berdebat mengenai tempat kelahiran pastinya.

Soal 3: Mengapa Bahasa Melayu yang dipakai oleh Syekh Hamzah Fansuri dalam karya-karyanya dianggap sebagai contoh terbaik ragam bahasa Melayu?

Jawaban 3: Bahasa Melayu yang digunakan oleh Syekh Hamzah Fansuri dianggap sebagai contoh terbaik ragam bahasa Melayu karena beliau fasih berbahasa Melayu dan telah memadukan bahasa tersebut dengan bahasa Arab dan Persia dengan sangat kreatif. Kemampuan ini membuat karya-karyanya unik dan memiliki pengaruh yang besar dalam sastra Melayu. Selain itu, dia juga memperkenalkan bentuk puisi baru yang belum dikenal dalam sastra Melayu lama.

Soal 4: Apa tema utama yang sering dibahas dalam karya-karya Syekh Hamzah Fansuri?

Jawaban 4: Tema utama yang sering dibahas dalam karya-karya Syekh Hamzah Fansuri adalah aspek tasawuf. Kebanyakan puisi dan tulisannya mengangkat tema-tema keagamaan, mistik, dan spiritualitas. Beliau sangat terpengaruh oleh tasawuf Islam dan menggunakan karyanya untuk menyampaikan ajaran dan pemikiran dalam konteks tasawuf.

Soal 5: Apa inovasi yang dibawa oleh Syekh Hamzah Fansuri dalam sastra Melayu, terutama dalam bentuk puisi?

Jawaban 5: Syekh Hamzah Fansuri membawa beberapa inovasi dalam sastra Melayu, terutama dalam bentuk puisi. Salah satu inovasi tersebut adalah pemakaian bahasa yang kreatif dengan meminjam kata-kata dari bahasa Arab dan Persia. Selain itu, beliau juga memperkenalkan bentuk puisi baru untuk mengekspresikan diri. Misalnya, dalam syair-syairnya, beliau menggunakan rima a-a-a-a yang berbeda dengan rima tradisional Melayu.