Rangkuman BAB 3. Konflik Sosial - Sosiologi Kelas 11 SMA Kurikulum Merdeka

Berikut rangkuman atau ringkasan BAB 3. Konflik Sosial, mata pelajaran Sosiologi kelas 11 SMA kurikulum merdeka.

Materi: A. Konflik Sosial

Konflik sosial, yang selanjutnya disebut konflik adalah perseteruan dan/atau benturan fisik dengan kekerasan antara dua kelompok masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam waktu tertentu dan berdampak luas yang mengakibatkan ketidakamanan dan disintegrasi sosial sehingga mengganggu stabilitas nasional dan menghambat pembangunan nasional.

Konflik dapat bersumber dari:
  • permasalahan yang berkaitan dengan politik, ekonomi, dan sosial budaya;
  • perseteruan antarumat beragama dan/atau interumat beragama, antarsuku, dan antaretnik;
  • sengketa batas wilayah desa, kabupaten/kota, dan/atau provinsi;
  • sengketa sumber daya alam antarmasyarakat dan/atau antarmasyarakat dengan pelaku usaha; atau
  • distribusi sumber daya alam yang tidak seimbang dalam masyarakat.

Kekerasan (violence) berasal dari bahasa Latin, yaitu vis yang artinya kekuatan, kehebatan, atau kedahsyatan dan latus yang artinya membawa.

Menurut Johan Galtung, kekerasan merupakan sikap menekan lawan secara fisik, verbal, ataupun psikologi. Kekerasan juga dapat diartikan perilaku yang menyebabkan cedera fisik untuk menyakiti, bahkan menghancurkan properti milik orang lain (Sullivan, 2016: 404).

Macam-macam kekerasan
  • Fisik: Contohnya perkelahian, kekerasan seksual
  • Verbal: contohnya mengejek/menghina orang lain, ujaran kebencianan body shaming
  • Mental/psikologis: Contohnya dikucilkan, direndahkan dan diasingkan.

Menurut Lewis A. Coser (1998), konflik tidak selalu menimbulkan dampak negatif, namun dapat memberikan dampak positif.

Berikut adalah dampak positif konflik sosial dalam masyarakat:
  • Meningkatkan persatuan antaranggota kelompok dalam menghadapi musuh bersama.
  • Mendorong pembentukan nilai dan norma baru dalam memecahkan masalah.
  • Mendorong perubahan dan dinamika sosial ke arah baru yang lebih terbuka dan demokratis.

Materi: B. Penanganan Konflik untuk Menciptakan Perdamaian

Langkah-langkah pencegahan konflik menurut Lyamouri-Bajja, 2012: 99-100:
  • Pemantauan cermat terhadap perselisihan yang berpotensi menimbulkan kekerasan.
  • Pembentukan mekanisme peringatan dini.
  • Perencanaan koordinasi untuk mencegah konflik.
  • Pelembagaan mekanisme pencegahan di tingkat lokal, regional, atau internasional.

Ada empat tindakan yang dapat dilakukan untuk membangun perdamaian, yaitu:
  • diplomasi preventif adalah tindakan untuk mencegah timbulnya perselisihan antarpihak, untuk mencegah agar perselisihan yang ada tidak berkembang menjadi konflik, dan untuk membatasi penyebarannya
  • peacemaking adalah tindakan untuk membawa pihak-pihak yang bermusuhan pada kesepakatan melalui cara damai seperti dalam Bab VI Piagam
  • peacekeeping adalah penyebaran kehadiran militer dan sipil Perserikatan Bangsa- Bangsa di lapangan untuk memperluas kemungkinan baik untuk pencegahan konflik maupun untuk menciptakan perdamaian
  • peacebuilding adalah tindakan untuk mengidentifikasi dan mendukung struktur yang cenderung memperkuat serta memantapkan perdamaian untuk menghindari terulangnya konflik.

Materi: C. Penelitian Berbasis Pemecahan Konflik

Ada 4 teknik pengumpulan data yang tepat digunakan dalam penelitian berbasis konflik, yaitu:
  • Observasi
  • Wawancara
  • Diskusi Kelompok Terarah
  • Dokumentasi

Metode analisis konflik:
  • Pemetaan Konflik (Conflict Mapping). Metode ini menyajikan gambar visual yang menunjukkan hubungan antarpihak yang terlibat konflik. Peta konflik juga dapat mengidentifikasi sekutu dan lawan yang masih bersifat potensial ataupun secara nyata.
  • Segitiga SPK (ABC Triangle). Metode ini menyajikan identifikasi tiga komponen dasar konflik, yaitu sikap, perilaku, dan kontradiksi.
  • Pohon Konflik (Tree of Conflict). Metode ini menampilkan gambar visual yang menyamakan konflik dengan pohon. Batang pohon mewakili akar masalah, akar mewakili penyebab konflik, dan daun mewakili konsekuensinya.