Kurikulum Merdeka SMP/MTs dirancang untuk memberikan fleksibilitas dan kesempatan belajar yang lebih luas bagi siswa. Struktur kurikulum ini berbeda dengan kurikulum sebelumnya, dengan beberapa poin penting yang perlu diketahui.
Di kelas VII-VIII, siswa diwajibkan mengikuti mata pelajaran Pendidikan Agama (sesuai agama siswa), Pendidikan Pancasila, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK), Informatika, serta Seni Budaya dan Prakarya (siswa memilih salah satu). Di kelas IX, mata pelajaran wajibnya sama dengan kelas VII-VIII.
Muatan lokal diberikan untuk memperkaya pengetahuan siswa tentang potensi dan keunikan daerahnya. Muatan lokal ini maksimal 2 jam per minggu (72 jam per tahun untuk kelas VII-VIII dan 64 jam per tahun untuk kelas IX) dan materinya bisa berupa seni budaya, prakarya, PJOK, bahasa, dan teknologi.
Kurikulum Merdeka mengalokasikan waktu khusus untuk Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Projek ini bertujuan untuk mengembangkan karakter dan keterampilan siswa, seperti gotong royong, kebinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif.
Siswa di kelas VII-VIII dan IX memiliki pilihan untuk mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Mereka dapat memilih salah satu sesuai minat mereka.
Kurikulum Merdeka juga mengakomodasi siswa berkebutuhan khusus dengan menyediakan kurikulum inklusif. Siswa berbakat pun mendapat kesempatan untuk mengikuti percepatan belajar atau pendalaman dan pengayaan materi.
Kelas khusus atau sekolah khusus olahraga/seni dapat menggunakan alokasi waktu Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk penguatan kompetensi khusus di bidang olahraga atau seni.
Berikut adalah struktur kurikulum merdeka SMP/MTs kelas VII-IX Berdasarkan peraturan menteri pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi republik indonesia nomor 12 tahun 2024 tentang kurikulum pada pendidikan anak usia dini, jenjang pendidikan dasar, dan jenjang pendidikan menengah:
A. Kelas VII-VIII SMP/MTs
Tabel alokasi waktu mata pelajaran sekolah menengah pertama, madrasah tsanawiyah, atau bentuk lain yang sederajat kelas VII-VIII
(Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 40 menit)
Mata Pelajaran
|
Alokasi
Intrakurikuler Per Tahun
|
Alokasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Per Tahun
|
Total JP Per Tahun
|
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekertia)
|
72
|
36
|
108
|
Pendidikan Agama Kristen dan
Budi Pekertia)
|
72
|
36
|
108
|
Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekertia)
|
72
|
36
|
108
|
Pendidikan Agama
Buddha dan Budi Pekertia)
|
72
|
36
|
108
|
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekertia)
|
72
|
36
|
108
|
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekertia)
|
72
|
36
|
108
|
Pendidikan Pancasila
|
72
|
36
|
108
|
Bahasa
Indonesia
|
180
|
36
|
216
|
Matematika
|
144
|
36
|
180
|
Ilmu Pengetahuan Alam
|
144
|
36
|
180
|
Ilmu Pengetahuan Sosial
|
108
|
36
|
144
|
Bahasa Inggris
|
108
|
36
|
144
|
Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan
|
72
|
36
|
108
|
Informatika
|
72
|
36
|
108
|
Seni, Budaya, dan Prakaryab)
1. Seni Musik
2. Seni Rupa
3. Seni Teater
4.
Seni Tari
5. Prakarya
Budi Daya
6. Prakarya
Kerajinan
7. Prakarya
Rekayasa
8. Prakarya
Pengolahan
|
72
|
36
|
108
|
Total JP Mata Pelajaran Wajib
|
1044
|
360
|
1404
|
Muatan
Lokalc)
|
72
|
-
|
72
|
Total JP Mata Pelajaran Wajib
+ Muatan Lokal
|
1116
|
360
|
1476
|
Keterangan:
a) Diikuti oleh Peserta Didik sesuai dengan agama masing-masing.
b) Satuan Pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni atau prakarya (seni musik, seni rupa, seni teater, seni tari, dan/atau prakarya). Peserta Didik memilih 1 (satu) jenis seni atau prakarya (seni musik, seni rupa, seni teater, seni tari, atau prakarya).
c) Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun.
B. Kelas IX SMP/MTs
Tabel alokasi waktu mata pelajaran sekolah menengah pertama, madrasah tsanawiyah, atau bentuk lain yang sederajat Kelas IX
(Asumsi 1 tahun = 32 minggu dan 1 JP = 40 menit)
Mata Pelajaran
|
Alokasi
Intrakurikuler Per Tahun
|
Alokasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Per Tahun
|
Total JP Per Tahun
|
Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekertia)
|
64
|
32
|
96
|
Pendidikan Agama Kristen dan
Budi Pekertia)
|
64
|
32
|
96
|
Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekertia)
|
64
|
32
|
96
|
Pendidikan Agama
Buddha dan Budi Pekertia)
|
64
|
32
|
96
|
Pendidikan Agama
Hindu dan Budi Pekertia)
|
64
|
32
|
96
|
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekertia)
|
64
|
32
|
96
|
Pendidikan Pancasila
|
64
|
32
|
96
|
Bahasa Indonesia
|
160
|
32
|
192
|
Matematika
|
128
|
32
|
160
|
Ilmu Pengetahuan Alam
|
128
|
32
|
160
|
Ilmu Pengetahuan Sosial
|
96
|
32
|
128
|
Bahasa Inggris
|
96
|
32
|
128
|
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
|
64
|
32
|
96
|
Informatika
|
64
|
32
|
96
|
Seni, Budaya, dan Prakaryab)
1. Seni Musik
2.
Seni Rupa
3. Seni Teater
4. Seni Tari
5. Prakarya
Budi Daya
6. Prakarya
Kerajinan
7.
Prakarya Rekayasa
8.
Prakarya Pengolahan
|
64
|
32
|
96
|
Total JP Mata Pelajaran Wajib
|
928
|
320
|
1248
|
Muatan
Lokal(c)
|
64
|
-
|
64
|
Total JP Mata Pelajaran Wajib
+ Muatan Lokal
|
992
|
320
|
1312
|
Keterangan:
a) Diikuti oleh Peserta Didik sesuai dengan agama masing-masing.
b) Satuan Pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni atau prakarya (seni musik, seni rupa, seni teater, seni tari, dan/atau prakarya). Peserta Didik memilih 1 (satu) jenis seni atau prakarya (seni musik, seni rupa, seni teater, seni tari, atau prakarya).
c) Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 64 (enam puluh empat) JP per tahun.
Berikut merupakan penjelasan dari struktur Kurikulum sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah/bentuk lain yang sederajat secara umum.
1. Muatan pelajaran kepercayaan untuk penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai layanan pendidikan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Layanan Bimbingan dan Konseling dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Bimbingan dan Konseling.
3. Muatan lokal merupakan muatan pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal berupa:
a. seni budaya;
b. prakarya;
c. pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan;
d. bahasa; dan/atau
e. teknologi.
4. Muatan lokal dapat dilaksanakan pada Satuan Pendidikan melalui:
a. pengintegrasian ke dalam mata pelajaran lain;
b. pengintegrasian ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila; dan/atau
c. mata pelajaran yang berdiri sendiri.
5. Kurikulum di Satuan Pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif di sekolah menengah pertama, madrasah tsanawiyah, atau bentuk lain yang sederajat menambahkan mata pelajaran Program Kebutuhan Khusus sesuai dengan kondisi Peserta Didik.
6. Peserta Didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dapat diberikan percepatan pemenuhan beban belajar, dan/atau pendalaman dan pengayaan Capaian Pembelajaran terkait Kurikulum Merdeka sebagai layanan individual dan bukan dalam bentuk rombongan belajar.
7. Kelas khusus atau Satuan Pendidikan khusus olahraga atau seni dapat menggunakan alokasi waktu projek penguatan profil pelajar Pancasila sebagai penguatan kompetensi khusus keolahragaan atau kesenian sesuai kebutuhan Peserta Didik.