Materi Bab 6 Meneladan Yesus - Agama Katolik Kelas 10 SMA/SMK Kurikulum Merdeka

Berikut adalah materi Bab 6. Meneladan Yesus mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti kelas 10 SMA/SMK kurikulum merdeka.

A. Yesus Putra Allah dan Juru Selamat

1. Identitas itu penting, untuk membedakan orang yang satu dengan yang lain. Salah satu identitas yang melekat pada manusia adalah nama.

2. Waktu Yesus Kristus mulai muncul di depan umum, rupanya pada sat itu banyak orang bernama Yesus. Oleh karena itu, untuk membedakan Yesus satu dengan yang lain, mereka memanggilnya dengan menambahkan identitas yang lain. Identitas Yesus sering dikaitkan dengan kota atau kampung asalnya, maka ada sebutan “Yesus dari Nazaret “ atau “Yesus dari Nazarene “ (Mrk. 1:24; 10:47) atau “Yesus orang Galilea” (Mat. 26:69). Kadang dikaitkan dengan pekerjaan dan orang tua-Nya, maka ada sebutan “ tukang kayu “ (Markus 6: 3), atau “Yesus, anak Yusuf” (Luk. 3:24; Yohanes 1:45; 6:42) atau “anak tukang kayu” (Mat. 13:55); terkadang dikaitkan dengan saudara-Nya “saudara laki - laki Yakobus dan Yoses dan Yudas dan Simon” (Mrk. 6:3).

3. Identitas Pribadi Yesus yang kalian imani secara ringkas terumuskan dalam syahadat. “dan akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita”. Jadi Yesus yang kalian imani adalah Yesus yang adalah Yesus yang namanya diberitakan oleh malaikat Gabriel, Yesus yang adalah Kristus; Yesus yang adalah Putra Allah, dan Yesus yang adalah Tuhan.

4. Yesus adalah Kristus, Dia telah diurapi dengan Roh Kudus menjadi raja, imam, dan nabi`. Urapan yang diterima Yesus sebagai Mesias, dimaklumkan saat pembaptisan-Nya oleh Yohanes. Allah mengurapi-Nya “dengan Roh Kudus dan kuasa” (Kis. 10:38). Yesus adalah Putra Allah atau Anak Allah. Gelar mengandung makna bahwa Yesus memiliki kesamaan hakekat dengan Allah (Yoh. 1:1-14; 5:18-25; 10:30-38). Gelar “Anak Allah” bagi Yesus Kristus adalah “gelar keilahian. Yesus adalah Tuhan: Gelar Tuhan pada Yesus mewahyukan kekuasaan ilahi Yesus yang berkuasa atas alam, atas iblis-iblis, atas dosa, dan atas maut, terutama melalui Kebangkitan-Nya. Tetapi kekuasaan ilahi itu semata-mata untuk menyelamat. Itulah sebabnya gelar Tuhan sesungguhnya sama dengan Juruselamat.

5. Konsekuensi mengimani Yesus sebagai Putra Allah dan Juruselamat: mengusa- hakan agar dalam hidup lebih fokus mengejar keselamatan sejati dari pada hal- hal duniawi, mengupayakan relasi yang dekat dan mendalam dengan Tuhan agar dapat hidup sesuai kehendak-Nya, bersedia terlibat menyelamatkan sesama.

B. Yesus Kristus Sahabat Sejati dan Tokoh Idola

1. Memiliki idola bisa merupakan pengalaman yang berguna. Tetapi yang lebih penting adalah memiliki idola yang mampu menjadi model pengembangan diri secara utuh.

2. Yesus menyebut para murid dan pengikut-Nya sahabat. Tentu hal ini mengejutkan, mengingat Yesus dikenal sebagai Guru dan Tuhan.

3. Yesus tidak hanya menyebut sahabat, tetapi memberi model bagaimana memperlakukan orang lain sebagai sahabat seperti yang Dia tunjukkan:
a. Yesus yang mempunyai inisiatif memperlakukan orang lain sebagai sahabat, tanpa memikirkan apakah orang itu mau bersikap yang sama.
b. Yesus mengangggap sahabat-Nya sebagai pribadi yang penting. Ia menghargai sahabat-Nya, bahkan melayani sahabat-Nya dan tidak meminta dilayani.
c. Yesus mendoakan sahabat-Nya.
d. Yesus berbelarasa dengan sahabat-Nya, tidak hanya ada pada saat meyenangkan melainkan hadir sepenuhnya pada saat sahabat-Nya dirundung duka.
e. Yesus membuka diri kepada siapa pun menjadi sahabat-Nya, termasuk kepada mereka yang berbeda keyakinan.

4. Persahabatan sejati mengandaikan tanggung jawab masing-masing yang bersahabat untuk mengembangkan keintiman relasi dengan sang sahabat. Dari pihak Kristus, ia sudah membuka diri setiap saat bagi sahabat-Nya. Kalian pun dapat semakin akrab dengan Yesus Sang Sahabat dengan melakukan beberapa aktivitas berikut: merayakan Ekaristi, berdoa, membaca Kitab Suci, dan sebagainya.

C. Membangun Hidup Berpolakan Pribadi Yesus

1. Iman kepada Yesus tidak cukup sekadar mengetahui atau mengakui ajaran-Nya, tetapi perlu dinyatakan dalam tindakan nyata yang mencerminkan apa yang dikehendaki Kristus sendiri.

2. Beriman kepada Kristus dapat diartikan sebagai kesediaan untuk meniru tindakan Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, beriman kepada Kristus berarti kesediaan untuk hidup sepenuhnya berpola pada tindakan Kristus sendiri.

3. Hal tersebut dinyatakan oleh Yesus sendiri dalam berbagai kesempatan. Bahkan para rasul sendiri menekankan hal yang sama agar dalam seluruh hidup kalian, kalian harus semakin sehat, sepikir, seperasaan dan setindakan dengan Yesus Kristus.

4. Apa banyak tindakan dan teladan Kristus yang bisa kita jadikan pola hidup kita, antara lain: kehidupan doa-Nya yang unggul, kepedulian-Nya dan pelayanan- Nya terhadap sesama, teladan-Nya dalam pengampunan, dan kepekaan hati-Nya yang mudah tergerak oleh belas kasihan.