Materi BAB 6 Berperan dalam Konservasi Alam Indonesia lewat Karya Ilmiah - Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA/SMK Kurikulum Merdeka

Berikut adalah materi BAB 6 Berperan dalam Konservasi Alam Indonesia lewat Karya Ilmiah mata pelajaran Bahasa Indonesia (Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia) kelas XI SMA/SMK kurikulum merdeka.

A. Mengenal Karya Ilmiah tentang Konservasi Alam

Menurut Laba & Rinayanthi (2018 :15) karya ilmiah adalah suatu karya dalam bidang pengetahuan (science) dan teknologi yang berbentuk ilmiah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karya ilmiah adalah karya tulis yang dibuat dengan prinsip-prinsip ilmiah, berdasarkan data dan fakta (observasi, eksperimen, kajian pustaka). Bentuk karya ilmiah dapat berupa karya ilmiah remaja, karya ilmiah populer, karya artikel jurnal, laporan kajian (riset), skripsi, tesis, dan disertasi.

Sebuah karya ilmiah mempunyai sistematika tertentu. Untuk lebih memudahkan, sistematika ini dibagi menjadi tiga bagian, yakni  bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Pada karya artikel jurnal bagian awal dimulai dengan judul, nama penulis dan afiliasinya, abstrak, dan kata kunci. Bagian inti (isi) terdiri atas pendahuluan, metode penelitian, analisis data, hasil, dan pembahasan. Bagian akhir terdiri atas simpulan dan saran, daftar pustaka dan lampiran (jika ada).

Dalam Laba & Rinayanthi (2018 :15), Jones (1960) memberikan ketentuan ilmiah, antara lain dengan sifat fakta yang disajikan dan metode penulisannya. Fakta diperoleh dari hasil pengamatan atau eksperimen atau kajian pustaka, bukan berdasarkan fiksi. Berilah tanda garis bawah pada fakta yang kalian temukan.

B. Memahami Struktur Karya Ilmiah

Sebuah karya ilmiah bertujuan untuk mengenalkan suatu pengetahuan baru kepada masyarakat. Karya ilmiah berisi pembahasan masalah yang faktual, logis, dan objektif agar mudah dipahami. Langkah awal yang dilakukan untuk menulis karya ilmiah adalah merumuskan masalah yang akan dibahas. Namun, sebelum dapat merumuskan masalah, tentu saja penulis perlu mengidentifikasi masalah yang layak diangkat menjadi karya tulis. Sumber-sumber yang dapat dipakai untuk menemukan informasi yang dapat dikembangkan menjadi karya ilmiah adalah pemikiran sendiri, orang lain, dan dari karya tulis.

Berikut beberapa bagian penting dari struktur karya ilmiah:

1. Bagian Awal
a. Judul
Judul dapat dengan jelas dan singkat menunjukkan isi karya ilmiah. Judul menunjukkan subjek penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, dan ruang lingkup atau  batasan  penelitian.  Penulisan judul dapat dilakukan dengan dua  cara,  yakni  (1)  menggunakan huruf kapital pada seluruh huruf judul; dan (2) menggunakan huruf kapital pada awal kata, kecuali kata tugas.

b. Nama Penulis dan Afiliasi
Nama penulis artikel ilmiah ditulis tanpa menggunakan gelar. Nama belakang tidak boleh disingkat karena akan digunakan saat dikutip oleh orang yang menggunakan karya ilmiah tersebut sebagai acuan. Afiliasi adalah nama institusi tempat penulis bekerja atau bersekolah.

c. Abstrak
Abstrak berupa rangkuman karya ilmiah dalam satu paragraf singkat.
d. Kata Kunci
Kata kunci mewakili topik sesuai bidang ilmu yang dikupas atau dianalisi dalam karya ilmiah tersebut.

2. Bagian Inti

a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bagian  yang  menjelaskan  mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
i. Latar belakang memberikan uraian singkat tentang topik penelitian, penyebab timbulnya masalah, dan pentingnya pembahasan topik tersebut.
ii. Rumusan masalah menyiratkan masalah yang akan dibahas oleh penulis terkait dengan pertanyaan mengapa dan bagaimana pada pilihan topik.
iii. Tujuan penelitian adalah pernyataan mengenai capaian pembahasan yang sesuai dengan rumusan masalah.
iv. Manfaat penelitian adalah penjelasan mengenai kegunaan penelitian karya ilmiah tersebut.
b. Kerangka Teoretis
Bagian ini disebut juga landasan teori atau kajian  pustaka. Kerangka teoretis berisi penjelasan mengenai kajian beberapa penelitian sebelumnya dan kajian teori-teori yang relevan dengan topik permasalahan. Pada bagian ini disampaikan juga mengenai hipotesis penulis.
c. Metodologi Penelitian
Berisi langkah-langkah atau prosedur penelitian yang mencakup persiapan, penentuan sumber data, pengumpulan data, pengolahan, dan pelaporan.
d. Pembahasan
Menurut Muchlisin (2018: 25), pembahasan menjelaskan makna yang terungkap dari hasil. Penjelasan ini juga mengenai makna ilmiahnya dibanding dengan teori yang berlaku di kalangan ilmuwan.
e. Simpulan dan Saran
Menurut Muchlisin (2018: 25), simpulan harus mengacu kepada tujuan. Pada simpulan, tujuan harus terjawab dengan tegas. Hasil penelitian disampaikan apa adanya walaupun kurang sesuai dengan hipotesis awal.

Pemahaman peneliti tentang perspektif  dari  hasil  penelitian ini terhadap dampak maupun kegunaannya pada ilmu pengetahuan maupun pengambil kebijaksanaan dapat dituliskan sebagai saran.

3. Bagian Akhir
a. Daftar Pustaka
Berupa deretan referensi atau sumber pustaka yang dibaca dan dipakai dalam menyusun karya ilmiah. Semua sumber pustaka baik berupa buku, artikel jurnal, maupun yang berasal dari internet ditulis berurutan secara alfabetis.
1. Menurut Muchlisin (2018: 26), penulisan daftar pustaka berbeda-beda pada setiap jurnal. Acuan penulisan daftar pustaka antara lain gaya Harvard (Harvard style) seperti pada Teks 1, gaya APA (American Psychological Association style) seperti pada Teks
2. Secara umum, cara penulisan sumber pustaka adalah sebagai berikut: Nama Penulis (susunan nama penulis pertama dibalik). Tahun Terbit. Judul Pustaka. Kota terbit: Penerbit.
Sebagai contoh pada karya ilmiah ’Karakteristik  Vegetasi Habitat Orang Utan (Pongo pygmaeus morio) di Hutan Tepi Sungai Menamang, Kalimantan Timur’, salah satu sumber pustaka adalah buku ‘Dasar­Dasar Ekologi’ yang ditulis E. P. Odum. Penulisan sumber pustaka dalam daftar pustaka sebagai berikut:
Odum, E. P. 1993. Dasar­dasar Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

b. Lampiran (jika ada)
Lampiran biasanya berupa data tambahan atau data pendukung yang tidak dimasukkan dalam naskah utama.

C. Menganalisis Ragam Bahasa Karya Ilmiah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa bahasa standar adalah (ragam) bahasa yang diterima untuk dipakai dalam situasi resmi, seperti dalam perundang-undangan dan surat-menyurat resmi. Ragam bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah ragam bahasa ilmiah atau disebut juga bahasa standar (baku) (Setiorini, 2010).

Dalam Laba & Rinayanthi (2018: 17), Chaer (2011) memaparkan bahwa ciri-ciri bahasa yang digunakan dalam karya  ilmiah  bersifat lugas, mematuhi kaidah-kaidah gramatika, dan bebas dari ketaksaan, yakni tidak bersifat ambigu. Oleh karena itu, karya ilmiah memerlukan ragam bahasa yang objektif, reproduktif, dan menggunakan kata yang bermakna denotasi.

1. Objektif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa objektif adalah mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan  pribadi.  Menurut  Laba  &  Rinayanthi (2018: 18) objektif artinya setiap pernyataan ilmiah dalam karyanya harus didasarkan kepada data dan fakta. Dalam mempertahankan objektivitas karya ilmiah di antaranya ditandai dengan penggunaan kalimat pasif. Kata ganti yang digunakan adalah kata ganti yang menunjukkan orang tersebut sebagai pelaku kegiatan,  misalnya peneliti, bukan aku, kamu, atau ia.

2. Reproduktif
Pengertian informasi yang dibaca pembaca harus benar-benar sama dengan pengertian yang disampaikan penulis.

3. Bermakna Denotatif
Pemilihan kata akan memengaruhi makna kata. Oleh karena itu pada penulisan karya ilmiah, pemilihan kata yang mempunyai makna denotatif sangatlah penting. Makna denotatif adalah makna yang sesuai konsep asalnya tanpa penambahan makna berdasarkan perasaan pembaca. Menurut Laba & Rinayanthi (2018: 26), denotatif berlawanan dengan konotatif.

Perhatikan contoh perbedaan makna denotatif dan makna konotatif pada kalimat-kalimat berikut.
a. Orang utan memilih buah yang  manis sebagai  sumber  pakan. Kata manis pada kalimat di atas mempunyai makna “rasa manis seperti rasa gula” (mempunyai makna denotasi).
b. Anak orang utan itu duduk di dahan dengan manis.
Kata manis pada kalimat di atas mempunyai makna “menyenangkan, tidak ribut” (mempunyai makna konotasi).
Makna konotasi adalah makna yang telah mengalami penambahan, baik pikiran maupun perasaan orang yang membacanya.

D. Menulis Karya Ilmiah

Selain berguna untuk menyampaikan sebuah pengetahuan kepada masyarakat, sebuah karya ilmiah juga berfungsi sebagai acuan untuk melaksanakan penelitian lanjutan. Untuk mempersiapkan sebuah karya tulis ilmiah, ada baiknya kita memperluas cakrawala pengetahuan dengan mempelajari karya ilmiah tentang peran flora dan fauna Indonesia.

Berikut adalah langkah-langkah menulis karya ilmiah:

1. Menentukan Topik
Langkah awal dalam membuat tulisan adalah menentukan topik. Menurut Wahab (1994: 4) dalam Laba & Rinayanthi (2018: 108), topik adalah medan dan lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulis penelitian. Topik dapat berasal dari pengalaman pribadi maupun isu-isu hangat yang sedang menjadi pembicaraan, baik nasional maupun internasional.

2. Menentukan Tema
Batasi topik terlalu luas dengan tema. Dalam Laba & Rinayanthi (2018: 108), tema diartikan sebagai pernyataan sentral atau pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Tema juga merupakan penjabaran dari tujuan yang ingin dicapai melalui topik yang dipilih.

3. Menyusun Kerangka Tulisan
Karya ilmiah harus disusun secara rapi, teratur, dan sistematis. Susunan kerangka tulisan disesuaikan dengan struktur umum artikel ilmiah yang telah dibahas di awal Bab 6. Topik dikembangkan sesuai dengan struktur umum karya ilmiah yang terdiri atas tiga bagian: bagian awal, bagian isi (inti), dan bagian akhir.

Penyusunan kerangka tulisan akan membantu penulis untuk fokus pada pengumpulan materi dan sumber-sumber rujukan yang relevan dengan tema dan topik yang telah dipilih. Materi dan sumber rujukan itu dapat berupa data atau teori yang mendukung topik yang diteliti maupun kendala-kendala yang mungkin ditemui dalam pelaksanaannya.

Kalian perlu menentukan kata kunci sesuai bidang ilmu. Kata kunci akan dicantumkan pada bagian awal karya ilmiah.

4. Mengumpulkan Materi Tulisan
Berdasarkan kerangka tulisan yang telah disusun, penulis dapat mengidentifikasi data dan teori yang relevan dengan topik. Hal ini untuk menunjang agar tulisan menjadi berbobot dan sesuai dengan kaidah keilmuan. Sumber rujukan atau sumber pustaka tersebut dapat berasal dari lokasi, ahli, dan buku. Lokasi adalah tempat penelitian akan dilakukan dan benda-benda yang akan diteliti. Data dari hasil pengamatan, wawancara, dan teknik pengumpul data lain akan memperkaya karya tulis. Ahli adalah narasumber atau para ahli sebagai sumber informasi keilmuan atau informasi penting lain. Buku adalah sumber pustaka berupa literatur baik buku maupun laporan. Literatur tidak dibatasi bentuknya. Kalian dapat menggunakan buku/jurnal fisik maupun buku/jurnal digital.

Buatlah catatan dari semua sumber pustaka yang kalian pelajari. Sebaiknya catatan ini memuat informasi yang diperlukan untuk penyusunan daftar pustaka karena sumber pustaka yang dijadikan acuan harus dicantumkan pada daftar pustaka.

5. Mengembangkan Kerangka Tulisan Menjadi Teks yang Teratur, Utuh, dan Jelas
Pengembangan tulisan harus memperhatikan kaidah kebahasaan. Gunakan kerangka tulisan untuk mengembangkan bagian karya tulis agar logis dan terstruktur. Kembangkan tulisan paragraf demi paragraf.

Lakukan penyuntingan awal setelah menyelesaikan setiap bagian karya tulis. Kalian dapat melakukan ini dengan membaca ulang paragraf yang telah ditulis. Perhatikan kata, tanda baca, dan tanda hubung yang digunakan. Amati juga hubungan antar paragraf.

Menurut Laba & Rinayanthi (2018: 120), lakukan suntingan ulang setelah 24 jam karena akan menimbulkan cara pandang yang berbeda.

E. Menyajikan Karya Ilmiah

Penyajian karya ilmiah dilakukan melalui seminar. Untuk itu penulis atau peneliti perlu mempersiapkan paparan materi karya ilmiah.

Paparan yang dibuat harus dapat dilihat dengan jelas sampai ke peserta seminar yang duduk di bangku belakang. Setiap lembar salindia harus jelas, ringkas, logis, dan fokus.

Dalam menyusun salindia, perhatikan hal-hal berikut ini.
1. Buatlah salindia yang sederhana, menarik, dan komposisi warna yang baik. Sebuah salindia adalah sarana komunikasi visual antara pemateri dan pemirsa.
2. Susunlah alur paparan yang logis dan sistematis.
3. Fokuskan pada satu pesan dalam sebuah salindia.
4. Penyajian setiap halaman salindia cukup ringkas. Pesan di dalam salindia harus dapat dibaca oleh pemirsa yang duduk di bangku paling belakang. Susunlah kalimat atau frasa yang ringkas dengan ukuran fon (font) yang sesuai.