Materi BAB 4 Menyampaikan Opini Tentang Perundungan - Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA/SMK Kurikulum Merdeka

Berikut adalah materi BAB 4 Menyampaikan Opini Tentang  Perundungan mata pelajaran Bahasa Indonesia (Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia) kelas XII SMA/SMK kurikulum merdeka.

A. MENGUNGKAP PERWATAKAN TOKOH DALAM CERITA

Perwatakan ialah cara penulis/pengarang menggambarkan tokoh- tokoh di dalam cerita. Semua peristiwa di dalam cerita terjadi karena aksi atau peran dari tokoh-tokohnya. Karena itu, perwatakan berfungsi menggerakkan alur/plot cerita.

Karakterisasi atau perwatakan tokoh di dalam cerita dapat dicermati melalui hal-hal berikut ini.
1. Senandika adalah pembicaraan tokoh dengan dirinya sendiri. Hal ini biasa terdapat pada cerita yang menggunakan sudut pandang orang pertama atau gaya akuan.
2. Dialog tokoh adalah pembicaraan antartokoh di dalam cerita yang dapat menggambarkan pikiran dan perasaan setiap tokoh cerita.
3. Tindakan atau perilaku tokoh adalah penggambaran keputusan-keputus- an yang diambil tokoh ketika menghadapi suatu konflik di dalam cerita.
4. Fisik dan watak tokoh adalah penggambaran secara langsung bentuk fisik dan watak melalui deskripsi di dalam cerita.

Sebuah karya fiksi tidak dapat berdiri sendiri. Ia memerlukan dukungan dari unsur-unsur lain di luar teks. Unsur-unsur itu disebut parateks. Gerard Genette di dalam bukunya Paratext: Thresholds of Interpretation (1997) menyampaikan beberapa unsur parateks, di antaranya nama penulis, judul dan subjudul, prakata, kata pengantar, prolog, epilog, epigraf, ilustrasi, komentar/testimoni, dan kover.

Unsur parateks dalam penerbitan karya fiksi dapat mendukung sebuah karya mudah dikenali oleh pembaca. Dengan kata lain, unsur parateks juga membantu pemasaran sebuah karya fiksi.

B. MENULIS TANGGAPAN TENTANG PERUNDUNGAN SECARA KREATIF

Salah satu jenis tulisan yang berisikan tanggapan, analisis, dan kritik ialah resensi buku.

Di dalam resensi terdapat pujian dan kritik dari penulis resensi berdasarkan hasil analisis.

Tulisan kreatif dapat berbentuk fiksi atau nonfiksi. Tulisan kreatif berbentuk fiksi, yaitu puisi, drama, cerpen, atau novel. Tulisan kreatif berbentuk nonfiksi, di antaranya kisah pengalaman diri sendiri, esai, dan karangan khas (feature). Ekspresi kreatif secara tertulis juga dapat disampaikan dalam bentuk atau format surat terbuka, poster, dan unggahan di media sosial. Akan tetapi, saat mengekspresikan tulisan tersebut, perhatikan terlebih dahulu tentang bahasa dan tujuan tulisan.

Bahasa mencakup diksi (pilihan kata), tata tulis (ejaan), tata bentuk (kata bentukan/berimbuhan), tata kalimat, dan paragraf. Kalian harus menampilkan tulisan kreatif dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar agar maksud kalian dapat dipahami oleh pembaca.

Suatu tulisan semestinya juga mengandung tujuan. Ada empat tujuan utama di dalam penulisan yang diungkapkan Tarigan (2008) sebagai berikut:
1. memberitahukan atau mengajarkan sesuatu;
2. meyakinkan atau mendesak;
3. menghibur atau menyenangkan; dan
4. mengutarakan atau mengekspresikan perasaan.

Berikut adalah hubungan antara tujuan, respons pembaca, dan jenis tulisan:

Tujuan Penulisan:
memberitahukan sesuatu/ mengajarkan sesuatu
meyakinkan atau mendesak
menghibur atau menyenangkan
mengutarakan/ mengekspresikan perasaan

Respons Pembaca:
mengetahui, mengerti/ memahami
percaya atau sebaliknya, menentang
kesenangan estetis
tingkah laku atau pemikiran
dikendalikan emosi

Jenis Tulisan:
wacana informatif (eksposisi, deskripsi)
wacana persuasif (hortatori, argumentasi)
wacana sastra (narasi)
wacana ekspresif (narasi, deskripsi)

C. MENGUNGKAP FAKTA, FIKSI, OPINI, DAN ASUMSI DI DALAM NARASI

Teks naratif adalah teks yang mengandung kisah. Teks naratif secara umum terdapat pada karya fiksi seperti cerita pendek dan novel. Namun, teks naratif juga dapat berupa karya nonfiksi, seperti memoar, biografi, autobiografi, atau karangan khas (feature). 

Di dalam sebuah teks cerita (narasi) nonfiksi secara umum ter- kandung unsur fakta, opini, dan asumsi.

Fakta adalah sesuatu yang benar-benar terjadi. Fiksi adalah sesuatu yang tidak benar-benar terjadi dan berdasarkan khayalan atau pikiran. Opini adalah pendapat seseorang terhadap suatu permasalahan. Asumsi adalah dugaan yang diterima sebagai dasar untuk bertindak.

D. MENDISIKUSIKAN PERUNDUNGAN SECARA DARING

Berdiskusi secara daring (dalam jaringan) saat ini bukanlah sesuatu yang sulit. Melalui teknologi informasi berbasis internet, beberapa orang dari tempat yang berbeda dapat berdiskusi secara daring menggunakan aplikasi video konferensi yang kini banyak tersedia tanpa harus bertatap muka.

Peserta diskusi daring terhubung dengan aplikasi yang dapat menampilkan video dan suara. Meskipun tidak langsung bertemu muka, peserta diskusi tetap harus menjaga etika dalam berdiskusi. Berikut ini etika dalam berdiskusi daring.

Etika Mengikuti Diskusi Daring

1. Pakaian yang Sopan dan Tepat
Kalian harus tetap terlihat rapi dan sopan saat mengikuti diskusi daring, apalagi dalam diskusi formal (resmi). Hindarkan menggunakan pakaian seadanya.
2. Tempat yang Sesuai
Video di aplikasi daring dapat memperlihatkan latar belakang tempat peserta diskusi. Peserta juga dapat menggunakan latar belakang maya yang menampilkan foto. Pastikan kalian berada di tempat yang sesuai dan
menggunakan latar belakang yang sesuai. Sebisa mungkin hindari tempat yang bising atau terdapat orang yang berlalu lalang.
3. Tidak Makan dan Minum
Sebaiknya kalian tidak makan dan minum di depan kamera, terutama saat sedang berbicara. Matikan kamera/video dan audio (mode bisu) untuk sementara apabila kalian terpaksa harus makan atau minum, misalnya meminum obat.
4. Mode Bisu
Gunakan mode bisu (mute) ketika tidak sedang berbicara sehingga diskusi tidak akan terganggu oleh suara-suara lain dari tempat kalian berada.
5. Tepat Waktu
Meskipun hadir dalam diskusi daring, tidak ada alasan bagi kalian untuk terlambat. Hadirlah di ruang diskusi secara tepat waktu, paling tidak 5–10 menit sebelum diskusi dimulai.
6. Menyimak Diskusi
Kalian harus menyimak diskusi dengan saksama agar dapat memberikan tanggapan, pertanyaan, dan pendapat dengan baik. Usahakan tidak memainkan gawai atau melakukan kegiatan lain saat orang lain berbicara.
7. Berbicara
Ada fasilitas yang disiapkan jika kalian ingin berbicara yaitu mengeklik tombol angkat tangan atau memberi pesan melalui obrolan (chat). Moderator akan melihat dan mempersilakan. Jangan menyela atau memotong orang yang sedang berbicara.