Apa yang Diceritakan dalam Teks Kitab Suci Itu? Nilai Martabat Apa yang Diwartakan Yesus dalam Teks-Teks Tersebut?

1. Apa yang diceritakan dalam teks Kitab Suci itu?

Jawaban:

Teks Kitab Suci Matius 23:1-15 menceritakan tentang kecaman Yesus terhadap para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Yesus menegur mereka karena kemunafikan dan kesombongan mereka.

2. Nilai martabat apa yang diwartakan Yesus dalam teks-teks tersebut?

Jawaban:

Melalui perkataannya, Yesus mewartakan nilai-nilai martabat manusia, seperti kesetaraan, kerendahan hati, kejujuran, keadilan, dan kasih. Dia menekankan bahwa semua orang sama di hadapan Allah dan mendorong orang untuk hidup dengan tulus dan apa adanya.

Penjelasannya:

Yesus berbicara kepada orang banyak dan murid-muridnya tentang para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Ia mengingatkan mereka untuk mengikuti ajaran para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, tetapi tidak meniru perbuatan mereka. Yesus mengkritik mereka karena memberikan beban berat kepada orang lain, tetapi mereka sendiri tidak mau melakukannya. Mereka melakukan segala sesuatu untuk dilihat orang, menyukai tempat terhormat dan penghormatan.

Yesus mengajar tentang kesetaraan dan kerendahan hati. Ia menegaskan bahwa hanya ada satu Rabi, yaitu Yesus sendiri, dan hanya ada satu Bapa di surga. Yang terbesar harus menjadi pelayan, dan orang yang meninggikan diri akan direndahkan.

Yesus mengecam para ahli Taurat dan orang-orang Farisi karena kemunafikan mereka. Mereka menutup pintu Kerajaan Sorga bagi orang lain, menelan rumah janda-janda, dan mentobatkan orang lain dengan cara yang salah.

Melalui teks ini, Yesus mewartakan nilai-nilai martabat manusia, yaitu kesetaraan, kerendahan hati, kejujuran, keadilan, dan kasih. Ia menunjukkan kasihnya kepada orang-orang dengan menegur mereka dan mendorong mereka untuk bertobat. Yesus ingin mereka hidup dengan cara yang sesuai dengan martabat mereka sebagai manusia.

Teks ini mengingatkan kita tentang pentingnya hidup dengan nilai-nilai martabat manusia. Yesus mengajar kita untuk menjadi rendah hati, tulus, adil, dan penuh kasih. Ia juga mengingatkan kita bahwa semua orang sama di hadapan Allah.