Apa Hubungan Kerja dengan Istirahat?

Apa hubungan kerja dengan istirahat?

Jawaban:

Hubungan kerja dengan istirahat adalah keduanya saling melengkapi dan menunjang satu sama lain. Bekerja tanpa henti tanpa istirahat yang cukup dapat membahayakan kesehatan fisik, mental, dan spiritual. Istirahat yang teratur membantu manusia untuk memulihkan diri, memperbarui energi, dan kembali bekerja dengan lebih optimal.

Penjelasannya:

Ajaran Gereja Katolik memandang kerja dan istirahat sebagai dua aspek yang saling melengkapi dan tak terpisahkan. Keduanya bagaikan dua sisi mata uang yang sama, dan keseimbangan antara keduanya penting untuk mencapai hidup yang holistik dan bermakna.

Meneladani Allah Pencipta, Kitab Kejadian menggambarkan Allah yang bekerja selama enam hari dan beristirahat pada hari ketujuh. Manusia, yang diciptakan menurut citra Allah, diajak untuk meneladani pola ini. Bekerja tanpa henti tanpa istirahat yang cukup dapat membahayakan kesehatan fisik, mental, dan spiritual manusia. Istirahat yang teratur, di sisi lain, membantu manusia untuk memulihkan diri, memperbarui energi, dan kembali bekerja dengan lebih optimal.

Tak hanya mengejar kesuksesan duniawi, kerja manusia juga tentang mempersiapkan diri untuk "istirahat" final dalam persatuan dengan Allah. Istirahat ini melambangkan kebahagiaan kekal yang dinanti-nantikan oleh orang-orang beriman.

Istirahat juga memberikan kesempatan bagi manusia untuk merenungkan dan mensyukuri karya Allah dalam penciptaan dan penyelamatan. Dengan demikian, manusia dapat semakin menyadari peran mereka sebagai pelayan dan pengelola ciptaan Allah.

Istirahat yang cukup juga memungkinkan manusia untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan komunitas, demi mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi semua.

Contoh penerapan keseimbangan antara kerja dan istirahat dapat dilihat dalam:
Menentukan waktu istirahat yang cukup di antara jam kerja.
Menghabiskan waktu istirahat dengan kegiatan yang positif dan menyegarkan, seperti berolahraga, berdoa, atau berkumpul bersama keluarga.
Memanfaatkan waktu istirahat untuk merenungkan makna dan tujuan hidup.
Membantu orang lain yang membutuhkan, terutama mereka yang kurang beruntung dalam hal pekerjaan dan istirahat.

Jadi, kerja dan istirahat bukan dua hal yang berlawanan, melainkan dua sisi mata uang yang sama. Keduanya penting untuk mencapai keseimbangan hidup yang holistik dan bermakna, sesuai dengan ajaran Gereja Katolik.