Bagaimana Sikap Yesus Terhadap Hukum Taurat, Khususnya Pelaksanaan Sabat?

Bagaimana sikap Yesus terhadap hukum Taurat, khususnya pelaksanaan Sabat?

Jawaban:

Sikap Yesus terhadap hukum Taurat, khususnya pelaksanaan Sabat adalah Yesus tidak menentang hukum Taurat, tetapi menginterpretasikannya dengan cara yang berbeda. Ia percaya bahwa Sabat adalah hari untuk beristirahat dan melakukan kebaikan, bukan untuk melakukan ritual keagamaan yang kaku.

Penjelasannya:

Yesus tidak menentang Hukum Taurat, melainkan menginterpretasikannya dengan cara yang berbeda dari para ahli Taurat dan orang Farisi pada masa itu. Bagi Yesus, Hukum Taurat bukan beban yang harus dipikul, tetapi pedoman untuk hidup yang penuh kasih.

Pandangan Yesus tentang Sabat pun berbeda. Ia percaya bahwa Sabat adalah hari untuk beristirahat dan melakukan kebaikan, bukan untuk melakukan ritual keagamaan yang kaku. Hal ini terlihat dari tindakannya yang sering menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat, meskipun hal itu membuat marah para ahli Taurat dan orang Farisi.

Beberapa contoh sikap Yesus terhadap pelaksanaan Sabat:
  • Menyembuhkan seorang pria yang memiliki tangan yang layu di sinagoga pada hari Sabat (Markus 3:1-6).
  • Menyembuhkan seorang wanita yang telah bungkuk selama 18 tahun pada hari Sabat (Lukas 13:10-17).
  • Menegur para ahli Taurat dan orang Farisi karena mereka mengkritik murid-muridnya yang memetik gandum pada hari Sabat (Matius 12:1-8).

Sikap Yesus ini memberikan contoh bagi kita tentang bagaimana hidup sebagai orang Kristen. Kita harus mengikuti Hukum Taurat dengan kasih dan kemurahan hati, dan tidak boleh terbebani oleh ritual keagamaan yang kaku. Kita juga harus melakukan kebaikan dan mengasihi sesama pada hari Sabat.