Apakah Kalian Sering Merasa Malu Membuat Tanda Salib? Mengapa Malu?

Apakah kalian sering merasa malu membuat tanda salib? Mengapa malu?

Jawaban:

Dahulu, saya sering merasa malu membuat tanda salib di tempat umum karena takut dianggap berbeda, kurangnya pemahaman makna tanda salib, dan pengaruh negatif dari teman sebaya. Namun, setelah mempelajari makna di baliknya, saya tidak lagi malu dan justru bangga menunjukkan iman saya dengan membuat tanda salib di mana pun saya berada.

Penjelasannya:

Sebagai seorang Katolik, saya sering kali dihadapkan pada dilema saat berada di tempat umum. Di satu sisi, saya ingin menunjukkan iman saya dengan membuat tanda salib. Di sisi lain, rasa malu kerap kali menghantui, takut dianggap berbeda dan dihakimi oleh orang lain.

Di lingkungan yang mayoritas non-Katolik, gestur mencolok seperti tanda salib memang dapat menarik perhatian. Kekhawatiran akan penilaian orang lain sebagai "aneh" atau "terlalu religius" menjadi salah satu faktor utama rasa malu tersebut.

Sebelumnya, pemahaman saya tentang makna tanda salib pun masih dangkal. Saya hanya melihatnya sebagai ritual keagamaan tanpa memahami esensi di baliknya. Keraguan dan rasa malu pun semakin memuncak.

Pengaruh negatif dari teman sebaya juga tak dapat dipungkiri. Ejekan dan remehan terhadap mereka yang membuat tanda salib turut memperkuat rasa malu dan keraguan.

Namun, setelah mempelajari materi Bab 5 tentang Peran Roh Kudus dan Allah Tritunggal, pemahaman saya tentang makna tanda salib mengalami transformasi. Saya menyadari bahwa tanda salib bukan sekadar ritual, melainkan pernyataan iman dan pengakuan akan Allah Tritunggal.

Pemahaman baru ini mengubah cara pandang saya. Rasa malu berangsur-angsur tergantikan oleh rasa bangga. Bangga menjadi seorang Katolik dan memiliki kesempatan untuk menunjukkan iman saya kepada Tuhan di mana pun saya berada.

Kini, saya tidak lagi ragu untuk membuat tanda salib di tempat umum. Saya melangkah dengan keyakinan dan rasa bangga, menunjukkan identitas religius saya dengan penuh sukacita.