Kondisi Perkembangan Pelayanan Gereja Masa Kini

Gimana nih, guys, kabar pelayanan di gereja kalian? Pada tahun 2018, sebuah penelitian menunjukkan bahwa 91,8% remaja Kristen masih rutin ibadah. Tapi, seiring waktu, jumlah remaja yang rutin ibadah makin menurun.

Kenapa ya? Ada beberapa alasan nih. Pertama, banyak kegiatan menarik di luar gereja yang lebih menarik perhatian remaja. Kedua, kepemimpinan gereja yang kurang oke, sehingga remaja kurang tertarik. Ketiga, remaja merasa tidak dilibatkan dalam pelayanan gereja.

Coba deh kalian renungkan, gimana kondisi pelayanan di gereja kalian? Apakah kalian termasuk yang masih rutin ibadah dan aktif dalam pelayanan? Atau, kalian termasuk yang mulai jarang ibadah dan merasa gak dilibatkan dalam pelayanan?

Jumlah remaja yang rutin ibadah menurun.

Belakangan ini, fenomena penurunan jumlah remaja yang rutin beribadah menjadi topik hangat. Fenomena ini tentu perlu disorot dan dicari solusinya bersama.

Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebabnya antara lain:

1. Banyak kegiatan menarik di luar gereja

Era digital menghadirkan berbagai pilihan kegiatan menarik bagi remaja. Mulai dari ekstrakurikuler di sekolah, komunitas hobi, hingga dunia media sosial yang penuh warna. Tak jarang, kegiatan-kegiatan ini menjadi prioritas utama, menggeser waktu untuk ibadah di gereja.

Banyak remaja tergoda untuk menghabiskan waktu luang mereka dengan kegiatan di luar gereja. Alasannya beragam, seperti ingin mengembangkan bakat, mencari teman baru, atau sekadar bersenang-senang. Di sisi lain, ibadah di gereja terkesan monoton dan kurang menarik bagi sebagian remaja.

2. Kepemimpinan gereja kurang oke

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kurangnya minat remaja dalam mengikuti kegiatan gereja adalah kepemimpinan gereja yang kurang oke. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya figur pemimpin yang inspiratif dan relatable bagi remaja.

Apa sih maksudnya figur pemimpin yang inspiratif dan relatable?
  • Inspiratif: Pemimpin yang mampu memberikan motivasi dan semangat kepada remaja untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
  • Relatable: Pemimpin yang dapat memahami dan mengerti permasalahan yang dihadapi remaja sehingga dapat memberikan solusi yang tepat.

3. Remaja gak dilibatkan dalam pelayanan

Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan energi, semangat, dan potensi. Remaja memiliki keinginan untuk berkontribusi dan membuat perbedaan di dunia. Dalam konteks gereja, remaja dapat menjadi sumber daya yang luar biasa untuk pelayanan.

Namun, sayangnya, banyak gereja yang tidak melibatkan remaja secara aktif dalam kegiatan pelayanan. Hal ini dapat menyebabkan beberapa dampak negatif. Pertama, remaja akan merasa tidak dihargai dan tidak memiliki peran penting dalam komunitas gereja. Kedua, remaja akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan talenta dan potensi mereka. Ketiga, gereja akan kehilangan sumber daya yang berharga untuk pelayanan.

Penurunan jumlah remaja yang rutin beribadah ini tentu menjadi sebuah tantangan bagi gereja. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan minat remaja dalam beribadah, seperti:

1. Menyelenggarakan kegiatan gereja yang menarik dan kreatif.

Kegiatan yang monoton dan kaku dapat membuat remaja merasa bosan dan tidak tertarik. Oleh karena itu, gereja perlu menyelenggarakan kegiatan yang menarik dan kreatif, seperti:
  • Perlombaan dan festival dengan tema Kristiani, seperti lomba menyanyi rohani, festival band, atau drama musikal.
  • Kegiatan sosial dan kemanusiaan, seperti bakti sosial, penggalangan dana, atau mengajar di panti asuhan.
  • Kegiatan edukasi dan pengembangan diri, seperti seminar, workshop, atau pelatihan kepemimpinan.

2. Membangun kepemimpinan gereja yang inspiratif dan relatable bagi remaja.

Pemimpin gereja yang inspiratif dan relatable dapat menjadi role model bagi remaja. Mereka dapat memberikan teladan dalam kehidupan Kristiani dan menjadi teman bagi remaja. Hal ini dapat dilakukan dengan:
  • Memilih pemimpin gereja yang berusia muda dan memiliki semangat yang sama dengan remaja.
  • Memberikan kesempatan kepada remaja untuk terlibat dalam kepemimpinan gereja.
  • Mendorong pemimpin gereja untuk membangun hubungan yang personal dengan remaja.

3. Memberikan kesempatan kepada remaja untuk terlibat dalam pelayanan gereja.

Memberikan tanggung jawab dan kesempatan kepada remaja untuk berkontribusi dalam gereja akan membuat mereka merasa dihargai dan memiliki peran penting dalam komunitas gereja. Hal ini dapat dilakukan dengan:
  • Melibatkan remaja dalam berbagai kegiatan pelayanan gereja, seperti menjadi usher atau petugas kebersihan, membantu dalam kegiatan ibadah, mengajar di sekolah minggu.
  • Memberikan pelatihan dan pembekalan kepada remaja untuk membekali mereka dalam pelayanan.
  • Memberikan penghargaan dan apresiasi kepada remaja yang aktif dalam pelayanan.

Dengan upaya bersama dari berbagai pihak, diharapkan jumlah remaja yang rutin beribadah dapat kembali meningkat. Harus diingat, remaja adalah generasi penerus gereja dan perlu dibimbing untuk menjadi pribadi yang beriman dan aktif dalam kehidupan gereja.