Bagaimana Pengalaman Bapak/Ibu dalam Menginisiasi Pencegahan Kekerasan di Sekolah?

Bagaimana pengalaman Bapak/Ibu dalam menginisiasi pencegahan kekerasan di sekolah?

Pertanyaan diatas adalah soal Cerita Reflektif, Modul 1: Pengantar Program Roots Indonesia, Materi: Mari Berkenalan dengan Program Roots Indonesia.

Jawaban:

Sebagai guru di sebuah sekolah di Desa Pansurnatolu, Kecamatan Pangaribuan, Tapanuli Utara, saya memiliki pengalaman menginisiasi pencegahan kekerasan di sekolah. Pengalaman tersebut dimulai ketika saya melihat ada beberapa siswa yang sering berkelahi di sekolah. Saya merasa prihatin dan ingin melakukan sesuatu untuk mencegah kekerasan tersebut.

Pertama-tama, saya melakukan pendekatan kepada siswa-siswa yang sering berkelahi. Saya berbicara dengan mereka secara individual untuk memahami penyebab perkelahian tersebut. Dari hasil percakapan tersebut, saya mengetahui bahwa perkelahian tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perbedaan pendapat, rasa iri hati, dan masalah keluarga.

Setelah memahami penyebab perkelahian tersebut, saya mulai melakukan beberapa upaya untuk mencegah kekerasan di sekolah. Upaya-upaya tersebut antara lain:
  • Melakukan sosialisasi tentang kekerasan di sekolah kepada seluruh siswa dan guru.
  • Membangun budaya sekolah yang menghargai perbedaan.
  • Menyediakan layanan konseling bagi siswa yang mengalami masalah.

Upaya-upaya tersebut membuahkan hasil yang positif. Persentase perkelahian di sekolah saya menurun secara signifikan. Siswa-siswa juga mulai lebih terbuka untuk berkomunikasi dengan guru dan teman-teman mereka.

Berdasarkan pengalaman tersebut, saya belajar bahwa pencegahan kekerasan di sekolah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Hal yang terpenting adalah adanya komitmen dari seluruh pihak yang terlibat, yaitu siswa, guru, dan orang tua.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menginisiasi pencegahan kekerasan di sekolah:
  • Melakukan sosialisasi tentang kekerasan di sekolah. Sosialisasi ini dapat dilakukan kepada seluruh siswa dan guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang kekerasan di sekolah dan cara-cara untuk mencegahnya.
  • Membangun budaya sekolah yang menghargai perbedaan. Budaya sekolah yang menghargai perbedaan dapat membantu menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua siswa.
  • Menyediakan layanan konseling bagi siswa yang mengalami masalah. Layanan konseling dapat membantu siswa yang mengalami masalah, seperti masalah keluarga, masalah belajar, atau masalah sosial.

Saya berharap pengalaman saya ini dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru lain untuk menginisiasi pencegahan kekerasan di sekolah.