Apa Risiko Menjadi Seorang Mediator dalam Sebuah Konflik?

Apa risiko menjadi seorang mediator dalam sebuah konflik?

Pertanyaan diatas adalah soal nomor 3 Kegiatan 2: Berdiskusi, Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI, Bab 10 Mediasi dan Rekonsiliasi, halaman 114.

Jawaban:

Risiko Menjadi Mediator dalam Sebuah Konflik

Mediator adalah orang yang berperan sebagai perantara dalam menyelesaikan konflik antara dua pihak atau lebih. Tugas mediator adalah membantu kedua belah pihak untuk menemukan solusi yang adil dan memuaskan bagi kedua belah pihak. Mediator harus bersifat netral dan tidak memihak salah satu pihak.

Menjadi mediator dalam sebuah konflik memiliki risiko yang cukup tinggi. Risiko-risiko tersebut antara lain:

1. Risiko fisik
Mediator dapat menjadi target kekerasan dari salah satu pihak yang tidak puas dengan hasil mediasi. Hal ini dapat terjadi jika mediator dianggap tidak adil atau tidak berhasil menyelesaikan konflik.

2. Risiko psikologis
Mediator dapat mengalami tekanan psikologis yang berat karena harus menghadapi konflik yang emosional dan kompleks. Mediator juga dapat merasa bersalah jika mediasi tidak berhasil menyelesaikan konflik.

3. Risiko reputasi
Jika mediasi tidak berhasil menyelesaikan konflik, mediator dapat kehilangan reputasinya. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap karier mediator di masa depan.

Berikut adalah beberapa tips untuk mengurangi risiko menjadi mediator dalam sebuah konflik:
  • Memahami betul tentang konflik yang dihadapi oleh kedua belah pihak. Mediator juga harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai untuk menyelesaikan konflik.
  • Harus bersikap netral dan tidak memihak salah satu pihak. Mediator harus menjaga jarak emosional dengan kedua belah pihak.
  • Harus bersikap objektif dalam melihat konflik. Mediator harus mengesampingkan kepentingan pribadinya dan fokus pada penyelesaian konflik.
  • Harus menyadari risiko fisik yang mungkin dihadapinya. Mediator harus mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri dari kekerasan, seperti membawa alat pengaman dan mencari perlindungan dari pihak berwenang jika diperlukan.

Menjadi mediator adalah pekerjaan yang mulia dan bermanfaat. Namun, mediator harus menyadari risiko-risiko yang mungkin dihadapinya. Dengan persiapan yang matang dan sikap yang profesional, mediator dapat mengurangi risiko tersebut dan meningkatkan peluang keberhasilannya dalam menyelesaikan konflik.