Untuk Mendapatkan Petunjuk Bagaimana Kita Mempraktikkan Kasih dalam Kehidupan Kita Sehari-Hari, Mari Kita Belajar lagi dari Alkitab

Untuk mendapatkan petunjuk bagaimana kita mempraktikkan kasih dalam kehidupan kita sehari-hari, mari kita belajar lagi dari Alkitab! Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang “Anak yang Hilang” dalam Lukas 15:11-32. Silakan dibaca ayat-ayat tesebut. Setelah itu, jawablah pertanyaan berikut.
a. Apa yang dilakukan si anak bungsu? Apakah melukai hati sang ayah?
b. Menurut kalian, mengapa ayah tetap memenuhi permintaan “gila” dari si anak?
c. Pada saat anak bungsu sudah menghabiskan semua uangnya dengan hidup berfoya-foya, mengapa ia masih berani untuk pulang ke rumah ayahnya walaupun ia memilih untuk dianggap sebagai pelayan, bukan anak?
d. Dari perumpamaan ini, apa saja yang kalian pelajari tentang sifat Allah? Tuliskanlah di kolom ini sedikitnya dua hal.

Pertanyaan diatas adalah soal Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas X, Bab 8 Prinsip Setia, Adil, dan Kasih, halaman 135-136.

Jawaban:

a. Apa yang dilakukan si anak bungsu? Apakah melukai hati sang ayah?

Anak bungsu meminta kepada ayahnya agar harta warisan yang menjadi bagiannya diberikan sekarang juga, padahal ayahnya masih hidup. Permintaan ini menunjukkan bahwa anak bungsu tidak menghargai ayahnya dan hanya memikirkan kesenangan dirinya sendiri. Tentu saja, permintaan ini melukai hati sang ayah.

b. Menurut kalian, mengapa ayah tetap memenuhi permintaan “gila” dari si anak?

Ayah tetap memenuhi permintaan “gila” dari si anak karena kasihnya yang besar kepada anaknya. Ayah tahu bahwa anaknya sedang dalam keadaan yang tidak baik. Ia ingin memberikan kesempatan kepada anaknya untuk belajar dari kesalahannya.

c. Pada saat anak bungsu sudah menghabiskan semua uangnya dengan hidup berfoya-foya, mengapa ia masih berani untuk pulang ke rumah ayahnya walaupun ia memilih untuk dianggap sebagai pelayan, bukan anak?

Anak bungsu masih berani untuk pulang ke rumah ayahnya karena ia masih memiliki rasa bersalah dan penyesalan atas perbuatannya. Ia tahu bahwa ia telah menyakiti hati ayahnya dan tidak layak untuk disebut sebagai anak. Namun, ia masih berharap bahwa ayahnya akan menerimanya kembali.

d. Dari perumpamaan ini, apa saja yang kalian pelajari tentang sifat Allah? Tuliskanlah di kolom ini sedikitnya dua hal.

Dari perumpamaan ini, kita belajar tentang dua sifat Allah, yaitu:
  • Kasih yang tak terbatas. Allah mengasihi kita dengan kasih yang tak terbatas. Ia mengasihi kita meskipun kita telah berdosa dan menyakiti hati-Nya.
  • Pengampunan yang berlimpah. Allah selalu siap untuk mengampuni kita, meskipun kita telah berbuat dosa yang sangat besar.

Kasih dan pengampunan Allah adalah dasar dari kehidupan Kristen. Jika kita ingin hidup sesuai dengan kehendak Allah, maka kita harus memiliki kasih dan pengampunan yang sama kepada orang lain.