Pengertian Jagat Raya Dalam Upanisad dan Sloka Tentang Penciptaan Alam Semesta

Menurut Upanisad, jagat raya adalah ciptaan Brahman, yang merupakan realitas tertinggi. Brahman adalah sumber dari segala sesuatu yang ada, termasuk jagat raya.

Awal mula jagat raya dijelaskan dalam Bṛhad Āraṇyaka Upaniṣad I.2.1. Pada mulanya, jagat raya adalah hampa, tidak ada sesuatu pun. Kemudian, Brahman menciptakan pikiran, yang kemudian bergerak dan menyembahnya. Dari sembahnya itu, terciptalah air. Air ini kemudian memadat menjadi Bumi, dan di atas Bumi, Brahman beristirahat. Dari Brahman yang beristirahat dan dipanaskan, keluarlah kilaunya ke segala jurusan sebagai api.

Dengan demikian, jagat raya adalah ciptaan Brahman yang bermula dari hampa dan air. Jagat raya terdiri dari berbagai macam benda, termasuk Bumi, langit, bintang, planet, dan makhluk hidup. Semua benda dan makhluk hidup di jagat raya ini berasal dari Brahman.

Sloka tentang penciptaan alam semesta tertuang pada Bṛhad Āraṇyaka Upaniṣad I.2.1 yang berbunyi seperti berikut.

naiveha kiṁcānagra āsīt mṛtyunaivedam avṛtam āsīt, aśanāyayā, aśanāyā hi mṛtyuḥ; tan mano`kuruta, ātmanvī syām iti. so`rcann acarat, tasyārcata, āpo`jāyanta arcate vai me kan abhūd iti; tad evārkasya arkatvam; kaṁ ha vā asmai bhavati, ya evam etad arkasya arkatvaṁ veda

Terjemahan:

Pada mulanya adalah hampa, tidak ada sesuatu pun di sini, oleh kematianlah semua ini ditutupi atau oleh kelaparan, sebab lapar adalah kematian. Dia menciptakan pikiran, yang berpikir: “akan kuciptakan ātman” kemudian bergerak dan meyembah. Dari sembahnya itu terciptalah air. Sesungguhnya dia berpikir, ketika aku sedang menyembah, muncullah air dan karena itu air disebut arka (api). Air sesungguhnya akan muncul pada seseorang yang mengerti mengapa air itu disebut arka (api).

Penguatan terhadap sloka di atas dipertegas dalam kitab Bṛhad Āraṇyaka Upaniṣad I.2.2 mengenai asal mula terbentuknya Bumi.

āpo vā arkaḥ. tad yad apāṁ śara āsit. tat samahanyata, sā pṛthivy abhavat, tasyām aśrāmyat, tasya śrāntasya taptasya tejo raso niravartatāgniḥ

Terjemahan:

Air sesungguhnya adalah arka. Busa dari air yang mulai memadat itu yang menjadi Bumi. Di atas Bumi ini dia beristirahat. Dari dia yang beristirahat dan dipanaskan (melalui latihan tapa) ini kilaunya keluar ke segala jurusan sebagai api.

Awal mula terciptanya alam semesta tidak hanya dijelaskan dalam kitab Bṛhad Āraṇyak Upaniṣad. Penciptaan alam semesta ditemukan pula dalam kitab Manawa Dharmasastra I.5. Disebutkan bahwa asal mula alam semesta gelap dan hampa, seperti bunyi sloka berikut.

āsididam tamobhūtamapra jñātam alakṣaṃ apratarkya mawijñeyam prasuptaniwa sarwatah

Terjemahan:

Ketahuilah awal mula pertama alam semesta ini gelap, tidak diketahui tanpa ciri-cirinya, demikian pula tidak terpikirkan oleh daya akal, tidak diketahui, sebagai halnya dengan orang yang tidur lelap.

Sloka di atas menunjukkan bahwa awal mula alam semesta ini kosong dan gelap. Melalui tapanya, Brahman menciptakan alam semesta secara bertahap.

Penjelasan tentang pengertian jagat raya dan sloka tentang penciptaan alam semesta diatas menunjukkan bahwa Upanisad memiliki pandangan yang khas tentang alam semesta. Pandangan Upanisad tentang alam semesta sebagai ciptaan Brahman dapat memberikan rasa syukur dan kekaguman kita kepada Sang Pencipta.