Pemikiran Jamaludin Al-Afghani Dalam Pembaruan Islam

Jamaludin al-Afghani lahir di Kabul Afghanistan pada tahun 1838 M dan meninggal dunia di Istanbul pada tahun 1897 M. Jamaludin adalah pemimpin pembaharuan Islam yang tempat tinggal dan aktivitasnya berpindah-pindah dari satu negara ke negara yang lain. Pengaruh pemikiran dan pembaharuannya yang paling besar dan nyata ialah di Mesir.

Oleh karena itu, meskipun masa kecilnya dihabiskan di Afghanistan, perjuangannya lebih banyak di Mesir, Hijaz, Yaman, Rusia, Turki, Inggris, India, dan Perancis.

Jamaludin merupakan seorang yang cerdas. Pada usia yang masih muda, yakni 18 tahun, ia sudah menguasai berbagai disiplin keilmuan, seperti ilmu agama, filsafat, hukum, sejarah, metafisika, kedokteran, sains, astronomi, dan astrologi.

Dalam kariernya, Jamaludin pernah menjabat sebagai perdana menteri di Afghanistan. Tetapi, saat itu Inggris mencampuri masalah politik dalam negeri, Jamaludin meninggalkan Kabul, dan pergi ke India. Di India, ternyata juga sudah diintervensi Inggris sehingga ia berpindah ke Mesir pada tahun 1871 M.

Berikut adalah pokok-pokok pemikiran Jamaludin al-Afghani:

  1. Penyebab kemunduran Islam disebabkan beberapa hal, yaitu: akhlak yang buruk dan acuh terhadap ilmu pengetahuan, kelemahan umat Islam dalam segala sektor, dan kurangnya usaha dalam mencerdaskan umat, baik untuk menekuni dasar-dasar ilmu agama maupun upaya transformasi ilmu pengetahuan. Penyebab yang lain adalah adanya intepretasi tentang makna qadha dan qadar yang salah sehingga memalingkan dari usaha dan kerja keras, kekeliruan dalam memahami hadis Nabi Muhammad Saw. bahwa umat Islam akan mengamalami kemunduran pada akhir zaman. Kesalahan ini menyebabkan umat Islam tidak mau berusaha untuk memperbaiki nasib dan lemahnya ukhuwah Islam;
  2. Menggagas ide pan-Islamisme, yaitu paham yang bertujuan mempersatukan seluruh umat Islam di dunia. Hal yang melatarbelakangi pemikiran tersebut adalah dominasi kolonial Barat di dunia Islam pada masa itu;
  3. Antara laki-laki dan perempuan memiliki kedudukan yang sama. Keduanya memiliki akal untuk berpikir. Ide pembaruannya tentang kesetaraan gender ini pun berdampak pada emansipasi wanita;
  4. Berusaha mengubah sistem pemerintahan autokrasi menjadi demokrasi.

Pemikiran Jamaludin Al-Afghani merupakan salah satu tonggak penting dalam sejarah pembaharuan Islam. Beliau berani mengeksplorasi isu-isu yang kontroversial, mulai dari penyebab kemunduran Islam hingga perjuangan mempersatukan umat Islam di seluruh dunia. Pemikirannya tentang kesetaraan gender juga memberikan landasan bagi emansipasi wanita dalam masyarakat Islam. Selain itu, upayanya untuk mengubah sistem pemerintahan otoriter menjadi demokratis menggugah pemikiran tentang keadilan dan partisipasi dalam tatanan politik.

Melalui pemikirannya ini, Jamaludin Al-Afghani telah memberikan dorongan bagi pembaruan dan perkembangan dunia Islam, yang masih relevan hingga saat ini.