Syarat dan Metode Dakwah Dalam Menyebarkan Ajaran Islam

Dakwah, sebagai misi agung untuk mengajarkan nilai-nilai Islam, memerlukan pemahaman mendalam tentang syarat-syarat dan metodenya. Kesuksesan dakwah tidak hanya bergantung pada pengetahuan tentang ajaran agama, tetapi juga melibatkan aspek-aspek kepribadian dan pendekatan yang tepat untuk menjalankan tugas suci ini.

Banyak faktor yang memengaruhi keberhasilan dakwah. Faktor terpentingnya adalah inayah Allah Swt., di samping tentu saja dari kepribadian dan karakter dai sendiri, yang menghiasi pribadinya, melebar ke keluarga terdekat, lalu ke masyarakat luas.

Itulah sebabnya, seorang dai jika ingin sukses harus memenuhi syarat seperti yang telah dilakukan oleh para rasul.

A. Syarat Dakwah
Adapun syarat dakwah adalah sebagai berikut:

1. Satunya kata dengan perbuatan, sikap, perilaku dan tingkah lakunya benar-benar menjadi teladan (uswatun hasanah).

2. Memahami objek dakwahnya, sehingga dakwahnya tepat sasaran (Perhatikan isi kandungan Q.S. Ibrahim/14: 4), dan Hadis yang artinya: “Berbicaralah kepada manusia sesuai kadar akal mereka.” 

3. Memiliki keberanian dan ketegasan, namun tetap bijak dan santun dalam berdakwah. Jalan yang dipilih adalah jalan tengah (tawasuth), damai, dan menenteramkan, meski tidak hilang sikap tegasnya. Kenapa harus santun dan damai dalam berdakwah? Ada beberapa jawaban yang dapat diketengahkan, yaitu:
  • Dakwah itu untuk agama Allah Swt. bukan untuk pribadi dai sendiri, golongan dan kelompok atau kaumnya.
  • Dakwah itu hakikatnya mengajak, jika disampaikan dengan marah, pihak lain akan menghindar terlebih dahulu, akibatnya bukan dekat, tetapi menjauh.
  • Jika dakwah dilakukan dengan marah, itu sama artinya menutupi inti Islam sebagai agama yang menyelamatkan, menenteramkan, dan membahagiakan.
4. Memiliki ketabahan dan kesabaran yang tinggi dalam menghadapi segala tantangan dan rintangan akibat dakwah yang dilakukan.

5. Menyadari dengan sepenuh hati bahwa tugasnya hanyalah menyampaikan, mengajak, dan menyeru, tentang hasilnya diserahkan sepenuhnya hanya kepada Allah Swt.

6. Selalu berdoa kepada Allah Swt. agar dakwahnya mencapai kesuksesan.

B. Metode Dakwah

Mengacu pada Q.S. al-Nahl/16: 125, berikut metode dakwah yang harus dilaksanakan:
  • Meluruskan niat, bahwa dakwah itu bertujuan hanya kepada Allah Swt., bukan kepentingan lain, tetapi hanya mencari ridha-Nya.
  • Dakwah itu harus bijak (hikmah), mengetahui betul kondisi umat/jamaahnya, sehingga materi dan metode yang disampaikan tepat mengenai sararan.
  • Hindari cara-cara yang memaksa, menakutkan apalagi cara teror, tetapi kedepankan cara mau’idhah hasanah, yakni cara yang damai, indah, santun, menenteramkan dan menyenangkan, sehingga materi dakwah dapat masuk dalam relung hati yang paling dalam. Hal ini, tentu tidak mudah, namun dengan bertambahnya pengalaman, serta selalu memperbaharui rujukan atau bacaan, maka capaian tersebut bukan hal yang mustahil. 
  • Lakukan dakwah dengan cara ber-mujadalah, yakni melalui dialog, diskusi, bahkan boleh juga berdebat, tetapi tetap menggunakan cara yang beradab, berlandaskan etika diskusi yang baik, serta tidak melakukan debat kusir, apalagi mau menang sendiri.

Dengan memahami dan menerapkan syarat-syarat yang tepat serta mengadopsi metode dakwah yang bijak dan beradab, seorang dai dapat menjalankan peranannya dengan efektif. Kesabaran, keberanian, dan keikhlasan dalam menyebarkan ajaran Islam merupakan kunci dalam menggapai tujuan mulia ini. Melalui dakwah yang santun dan menginspirasi, kita dapat membentuk perubahan positif dalam masyarakat, menjadikan ajaran Islam sebagai sumber kedamaian, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Komentar