Makalah Mengenali, Menyadari, dan Menghargai Keragaman Identitas PPKn Kelas 10 SMA/SMK

Berikut adalah makalah tentang “Mengenali, Menyadari, dan Menghargai Keragaman Identitas” mata pelajaran PPKn Kelas 10 SMA/SMK.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di tengah kehidupan sosial yang kompleks, kita sebagai manusia senantiasa berinteraksi dengan individu dan kelompok lainnya. Interaksi ini membentuk hubungan timbal balik yang melibatkan nilai-nilai, pandangan, dan identitas yang beragam. Keberagaman ini dapat dilihat dari aspek etnis, suku, agama, bahasa, budaya, dan pandangan hidup yang berbeda. Keberagaman identitas ini merupakan suatu kenyataan alami dan sosial yang harus kita pahami dan hargai.

Sebagai makhluk sosial, kita memiliki keinginan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesama manusia. Interaksi ini dapat membentuk pandangan kita tentang dunia, orang lain, serta membantu kita memahami diri sendiri. Selain itu, proses sosialisasi turut memainkan peran penting dalam membentuk identitas kita. Sosialisasi adalah penanaman nilai-nilai, pandangan, dan pemahaman dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam masyarakat. Dengan demikian, identitas kita tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor biologis, tetapi juga oleh pengalaman, lingkungan, dan pengaruh sosial.

Pentingnya mengenali dan menyadari keragaman identitas ini terletak pada kemampuan kita untuk berinteraksi dan hidup bersama dalam harmoni. Dalam berbagai kelompok, baik yang kecil maupun besar, terdapat beragam pandangan dan nilai-nilai yang berbeda. Hal ini bisa menjadi peluang untuk saling belajar dan memperkaya pengalaman. Namun, tanpa pemahaman yang baik, perbedaan ini juga dapat menjadi sumber konflik dan ketidakpahaman.

Mengenali dan menyadari keragaman identitas merupakan langkah awal untuk membangun hubungan yang harmonis dan saling menghormati. Dengan memiliki pemahaman yang mendalam tentang identitas masing-masing individu dan kelompok, kita dapat menjalin komunikasi yang efektif, menghindari prasangka negatif, dan membangun rasa persatuan yang kokoh. Oleh karena itu, dalam makalah Mengenali, Menyadari, dan Menghargai Keragaman Identitas ini, akan dijelaskan mengenai pentingnya mengenali, menyadari, dan menghargai keragaman identitas dalam upaya membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis. 

B. Rumusan Masalah

Dalam konteks mengenali, menyadari, dan menghargai keragaman identitas, terdapat beberapa pertanyaan yang dapat diangkat sebagai rumusan masalah dalam pembahasan ini, yaitu:
  1. Apa pentingnya mengenali dan menyadari keragaman identitas dalam interaksi sosial dan pembentukan jati diri individu serta kelompok?
  2. Bagaimana proses sosialisasi berperan dalam membentuk identitas individu dan kelompok?
  3. Mengapa kemampuan bernegosiasi penting dalam mengatasi perbedaan pandangan dan nilai-nilai dalam sebuah kelompok?
  4. Bagaimana keragaman identitas terbentuk dalam kelompok-kelompok besar dan bagaimana proses penciptaan identitas bersama terjadi?
  5. Mengapa konsep kebinekaan menjadi relevan dalam menghadapi masalah identitas dan jati diri?
  6. Bagaimana peran generasi penerus dalam melanjutkan kesadaran akan kebinekaan dan mengenali identitas lain di luar diri mereka?
  7. Mengapa mengenali dan menghargai keragaman identitas menjadi penting dalam membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis?

C. Tujuan

Dalam pembahasan mengenai mengenali, menyadari, dan menghargai keragaman identitas, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
  1. Memahami pentingnya pengenalan dan kesadaran terhadap keragaman identitas dalam menjalin interaksi sosial yang sehat dan membangun.
  2. Menyadari peran sosialisasi dalam membentuk identitas individu dan kelompok serta dampaknya terhadap pandangan dan nilai-nilai yang dianut.
  3. Mengapresiasi pentingnya kemampuan bernegosiasi dalam menghadapi perbedaan pandangan dan nilai-nilai dalam kelompok untuk mencapai kesepakatan yang bermanfaat.
  4. Memahami proses penciptaan identitas bersama dalam kelompok-kelompok besar dan pentingnya peran kebinekaan dalam konteks ini.
  5. Menyadari kewajiban generasi penerus untuk meneruskan kesadaran akan kebinekaan dan berkenalan dengan identitas lain di luar diri mereka.
  6. Mengerti betapa pentingnya menghormati dan menghargai keragaman identitas sebagai bagian dari kekayaan dan jati diri suatu bangsa.
  7. Memahami bahwa menghargai keragaman identitas tidak mengurangi nilai dari identitas kita sendiri, melainkan justru memperkaya pemahaman tentang budaya dan pandangan dunia yang berbeda.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Mengenali dan Menyadari Keragaman Identitas

Sebagai makhluk sosial, ciri yang melekat pada manusia adalah keinginan untuk melakukan interaksi satu dengan lainnya. Interaksi sendiri berarti hubungan timbal balik yang dilakukan baik antarindividu, antarkelompok maupun individu dengan kelompok. Dalam interaksi, ada proses mempengaruhi tindakan kelompok atau individu melalui sikap, aktivitas, atau simbol tertentu. Orang akan mengenali yang lain melalui proses interaksi tersebut.

Proses untuk mengenali yang lain, yang juga dilakukan oleh manusia dalam kapasitasnya sebagai makhluk sosial, bisa dijumpai melalui cara lain, yakni sosialisasi. Sosialisasi berarti penanaman atau penyebaran (diseminasi) adat, nilai, cara pandang, atau pemahaman yang dilakukan oleh satu generasi kepada generasi berikutnya dalam sebuah masyarakat.

Melalui sosialisasi, seseorang atau sebuah kelompok menunjukkan nilai-nilai yang dianutnya. Tujuannya, bisa sebatas hanya mengenalkan atau bermaksud mempengaruhi yang lain. Dalam sebuah kelompok yang terdiri dari banyak individu, potensi munculnya perbedaan persepsi sangatlah besar. Masing-masing orang memiliki nilai serta pandangan yang menjadi identitasnya. Terhadap pandangan yang tidak sama itu, kemampuan untuk bernegosiasi sangatlah penting. Satu anggota kelompok dengan anggota lainnya, mencari titik temu agar ada satu identitas yang disepakati sebagai jati diri kelompok.

Begitu juga yang dilakukan oleh mereka yang ingin membentuk grup atau kelompok yang lebih besar. Kelompok-kelompok kecil itu berunding untuk menciptakan satu identitas yang bisa mewakili semuanya. Identitas atau jati diri yang menjadi ciri dari kelompok besar itu, bisa saja berasal dari nilai sebuah kelompok kecil yang kemudian disepakati oleh semua kelompok. Atau, ia bisa didapati dengan cara lain. Identitas itu betul-betul sesuatu yang baru, yang tidak ada pada anggota kelompoknya. Terciptanya identitas kelompok, dengan demikian, mendapatkan pengaruh dari mereka yang menjadi anggotanya. Identitas sebuah grup merupakan hasil dari rumusan dan kesepakatan yang diharapkan bisa menjadi media bagi kelompok lain ketika hendak mengenalinya. Di sini kita bisa menarik dua hal penting, yakni jati diri dan keragaman atau kebinekaan. Mengapa kebinekaan menjadi tema penting dalam kaitannya dengan masalah identitas atau jati diri?

Kita perhatikan bagaimana sebuah kelompok terbangun. Jika ada 10 individu dalam satu kelompok, itu berarti ada 10 cara pandang atau pendapat tentang apa dan bagaimana menciptakan jati diri kelompok tersebut. Begitu pula ketika 100 kelompok hendak menciptakan jati diri untuk satu kelompok besar. Kita akan mendapati 100 jati diri yang sedang berbincang tentang bagaimana menciptakan identitas bersama mereka.

Sepuluh, seratus, seribu, dan seterusnya adalah representasi dari kebinekaan atau kemajemukan. Di dunia ini, ada beragam identitas. Baik identitas individu maupun kelompok. Identitas yang tercipta secara alamiah atau dibentuk secara sosial. Keanekaragaman merupakan hukum alam yang harus disadari dan diterima oleh siapapun. Bangsa Indonesia sedari awal telah menyadari akan hal ini. Kita hidup dalam keragaman, tetapi ingin tetap berada dalam payung yang bisa mengayomi kebinekaan itu. Inilah hakikat dari semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.

Sebagaimana para pendiri bangsa yang menyadari bahwa Indonesia adalah negara dengan keragaman budaya, agama, etnis, suku, dan bahasa, begitupun juga yang harus dilakukan oleh generasi penerus. Kesadaran tentang kebinekaan harus dilanjutkan oleh kehendak untuk mengenali yang lain. Berkenalan dengan identitas lain di luar dirinya merupakan cara terbaik ketika kita hidup dengan mereka yang berbeda. Coba diingat, ketika awal berpindah sekolah dari SMP ke SMA. Sebagian besar teman-teman adalah orang-orang baru. Guru-guru yang mengajar pun demikian. Lingkungan sekolah juga berbeda dengan situasi sebelumnya. Jika kita tak bersosialisasi dengan cara mengenal satu dengan yang lain, kita seperti hidup seorang diri, meski faktanya ada banyak orang di sekeliling. Karenanya kita harus berjumpa, berkenalan, dan berinteraksi agar kebinekaan atau keragaman itu tak hanya sekadar ada dan diakui tapi juga saling dikenali.

Menghargai keragaman adalah salah satu bentuk ketaatan kita pada hukum alam. Tuhan telah menciptakan manusia dengan segala keragaman identitas yang melekat padanya. Menyadari dan menghormati keragaman, tak hanya sebagai cara mengenali sesama tetapi juga memuliakan ciptaan-Nya.

Berapa jumlah suku bangsa, bahasa, dan suku di Indonesia? Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, hingga tahun 2010, ada 1300-an lebih suku bangsa di Indonesia. Sementara, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Badan Bahasa Kemendikbud) telah memetakan dan memverifikasi 718 bahasa daerah di Indonesia. Agama-agama yang dianut oleh penduduk Indonesia, jumlahnya juga banyak. Selain Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu, kita juga mengenal agama-agama lokal seperti Parmalim, Sunda Wiwitan, Kaharingan, Marapu, dan lain sebagainya.

Mereka mempraktikkan adat serta tradisi yang berbeda satu dengan lainnya. Bahasa yang dituturkan juga tidak sama. Keyakinan serta ajaran-ajaran yang dianut pemeluknya hadir dalam doktrin serta ritual yang berlainan. Perbedaan-perbedaan ini adalah bagian dari kekayaan bangsa Indonesia yang harus dihormati dan perlu dijaga. Salah satu ciri bangsa Indonesia adalah keragaman yang dimilikinya. Tidak hanya sebagai ciri, kebudayaan yang beragam itu adalah sekaligus jati diri bangsa Indonesia. Indonesia adalah negara yang memiliki dua identitas sekaligus. Identitas pertama bersifat primordial atau jati diri yang berkaitan dengan etnis, suku, agama, dan bahasa. Identitas kedua bersifat nasional. Jika dalam identitas primordial kita melihat banyak sekali jati diri, tidak demikian halnya dengan identitas nasional. Dalam jati diri kita yang bersifat nasional itu, kita bersama-sama memiliki satu warna, satu identitas. Dengan begitu, keunikan Indonesia terletak pada keragaman sekaligus kesatuan. Keragaman pada identitas kita yang bersifat primordial sementara kesatuan dan persatuan terletak pada jati diri kita yang bersifat nasional.

Tugas besar yang membentang di hadapan kita sebagai sebuah bangsa yang besar adalah mengelola keragaman sebagai sebuah kekuatan yang saling mendukung satu dengan lainnya. Tidak ada cara lain bagi segenap elemen bangsa untuk terus mengingat dan menyadari eksistensi kita sebagai bangsa yang dicirikan oleh kebinekaan pada identitas kita yang bersifat primordial. Tak hanya menyadari, tetapi proses selanjutnya harus terus diupayakan, yakni mengenali keragaman-keragaman tersebut. Dalam setiap upaya pengenalan, ada tujuan mulia yang tersimpan di dalamnya, yakni menghargai setiap budaya, religi, suku, serta bahasa sebagai identitas khas dan unik yang melekat pada diri manusia.

B. Menghargai Keragaman Identitas

Kita mengenal nenek moyang nusantara sebagai pelaut yang ulung. Tinggal di negara kepulauan, para pelaut nusantara melakukan ekspedisi yang sangat luar biasa panjang. Mereka tak hanya berlayar antarpulau di wilayah nusantara saja, tetapi melakukan perjalanan yang sangat jauh hingga wilayah Afrika. Perjalanan laut sudah dilakukan sekitar abad 5 dan 7 M. Perjalanan yang dilakukan memungkinkan mereka berinteraksi dengan kebudayaan yang berbeda di tempat di mana para pelaut itu singgah. Di situlah terjadi kontak. Nenek moyang kita berkenalan dengan lingkungan barunya. Tak hanya berkenalan, beberapa di antaranya menetap dan meneruskan generasinya di sana.

Pada apa yang dilakukan oleh nenek moyang pelaut kita itu, tercipta sebuah bangunan identitas khas pada masyarakat Afrika. Di sana dikenal tentang asal-usul ”Zanj” yang namanya merupakan asal-usul nama bangsa Azania, Zanzibar, dan Tanzania. Zanj adalah ras Afro-Indonesia yang menetap di Afrika Timur, jauh sebelum kedatangan pengaruh Arab atas Swahili.

Dari peristiwa yang terjadi di masa silam seperti di atas, kita bisa belajar, setidaknya dua hal. Pertama, pada setiap perjalanan, seseorang akan bersua dengan perbedaan-perbedaan. Ketidaksamaan itu mewujud dalam tampilan fisik atau bahasa yang dituturkan. Pada bahasa yang sama sekalipun, ada dialek yang berlainan. Sehingga tetap ada keragaman dalam sebuah identitas yang pada awalnya kita yakini ada. Begitu juga dalam hal keyakinan atau ajaran agama, sudah pasti ada ketidaksamaan. Kita bisa mengibaratkan ini dengan seseorang yang sedang bertamu ke rumah kerabat, tetangga, atau orang yang baru ditemui dalam kehidupannya. Perjumpaan antara kebudayaan yang berbeda, dalam kasus di atas, kemudian dibungkus dalam sebuah etika tentang bagaimana sebaiknya hidup bersama dalam identitas yang beragam tersebut.

Pelajaran kedua dari kisah tentang perjalanan laut nenek moyang nusantara adalah pembentukan identitas baru yang tercipta dari persilangan berbagai identitas. Pada setiap identitas yang melekat, ada keragaman di sana. Pembentukan itu terjadi melalui proses perjumpaan budaya yang melintasi batas-batas geografis yang sangat mungkin tercipta, karena dunia yang kita huni, sesungguhnya saling terhubung.

Jika kita menghargai kebudayaan yang berbeda, apakah itu artinya kita tidak menghormati kebudayaan yang kita miliki?

Dalam dunia yang sudah terhubung, cara untuk mengetahui bahwa ada banyak kebudayaan di belahan bumi menjadi lebih mudah. Perangkat teknologi memungkinkan kita mengakses informasi di tempat yang berbeda dengan sangat cepat. Pengetahuan kita akan tradisi serta budaya masyarakat di wilayah lain juga menjadi lebih mudah didapat.

Kebanggaan atas jati diri yang kita miliki, tidak lantas membuat kita harus menganggap rendah identitas bangsa lain. Masing-masing kebudayaan memiliki kekhasan atau keunikannya masing-masing. Kita tentu berhak untuk merasa bangga atas apa yang dimiliki. Rasa hormat atas identitas sebagai sebuah bangsa yang memiliki peradaban adiluhung misalnya, adalah sikap yang wajar dimiliki. Namun, bersamaan dengan sikap bangga terhadap kebudayaan yang kita miliki, harus juga ditunjukkan penghormatan atas budaya bangsa lain.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di Bab II diatas, kita dapat menyimpulkan beberapa hal penting mengenai mengenali, menyadari, dan menghargai keragaman identitas, yaitu:

1. Interaksi Sosial dan Sosialisasi
Manusia memiliki dorongan alami untuk berinteraksi dengan sesama. Melalui interaksi, kita dapat mengenali orang lain dan memahami pandangan serta nilai-nilai yang mereka anut. Sosialisasi juga berperan dalam mentransfer adat, nilai, dan pemahaman dari satu generasi ke generasi berikutnya.

2. Negosiasi dalam Keberagaman
Dalam sebuah kelompok atau masyarakat, perbedaan pandangan dan nilai adalah hal yang umum. Kemampuan untuk bernegosiasi dan mencari titik temu sangat penting agar kelompok dapat menciptakan identitas bersama yang memadukan beragam pandangan.

3. Kebinekaan sebagai Identitas
Kebinekaan merupakan fitur penting dalam identitas suatu bangsa. Dalam proses pembentukan kelompok besar, kebinekaan menjadi elemen kunci dalam menciptakan identitas bersama yang inklusif.

4. Pentingnya Berkenalan dengan Identitas Lain
Kesadaran tentang kebinekaan harus diteruskan oleh generasi penerus. Berkenalan dengan identitas lain di luar diri sendiri merupakan cara terbaik untuk hidup harmonis dengan mereka yang berbeda.

5. Menghargai Keragaman sebagai Ketaatan pada Hukum Alam
Menghargai keragaman identitas adalah bentuk ketaatan pada hukum alam. Setiap manusia memiliki identitas unik yang harus dihormati dan diakui.

6. Keragaman Identitas di Indonesia
Indonesia merupakan contoh nyata keragaman identitas dengan berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama. Kekayaan budaya dan keyakinan yang beragam ini harus dijaga dan dihormati.

7. Dualitas Identitas di Indonesia
Identitas Indonesia memiliki dualitas, yaitu identitas primordial (etnis, suku, agama, bahasa) dan identitas nasional. Keanekaragaman berpadu dengan kesatuan dalam identitas bangsa.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan di atas, berikut beberapa saran yang dapat diajukan:

1. Pendidikan tentang Kebinekaan
Pendidikan yang mengajarkan tentang pentingnya mengenali, menyadari, dan menghargai keragaman identitas sebaiknya ditanamkan sejak dini. Ini dapat membantu generasi muda memahami arti penting keragaman dalam kehidupan sehari-hari.

2. Program Pertukaran Budaya
Pemerintah dan lembaga pendidikan dapat mengadakan program pertukaran budaya untuk memungkinkan individu berinteraksi dengan berbagai kelompok dan budaya, sehingga meningkatkan pemahaman dan toleransi.

3. Promosi Nilai-nilai Menghargai Identitas
Media massa dan sosial dapat berperan dalam mempromosikan nilai-nilai menghargai keragaman identitas. Melalui konten edukatif dan inspiratif, masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya sikap inklusif.

4. Pelatihan Kemampuan Negosiasi
Pelatihan kemampuan bernegosiasi dan penyelesaian konflik sebaiknya diberikan kepada individu dalam berbagai kelompok. Ini dapat membantu mengatasi perbedaan pandangan dengan cara yang konstruktif.

5. Meningkatkan Kesadaran akan Kebinekaan Nasional
Upaya untuk mengenali dan menghargai keragaman identitas Indonesia sebaiknya terus ditingkatkan, termasuk dalam konteks identitas primordial dan nasional.

6. Melibatkan Tokoh Masyarakat
Tokoh-tokoh masyarakat, termasuk pemimpin agama dan tokoh budaya, dapat berperan sebagai teladan dalam menghargai dan mempromosikan keragaman identitas.

7. Mengintegrasikan Keragaman dalam Kurikulum
Sekolah-sekolah dapat mengintegrasikan pelajaran tentang keragaman identitas dalam kurikulum, sehingga siswa dapat memahami perbedaan dan menghargai identitas lain dengan lebih baik.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, kita dapat membangun masyarakat yang lebih inklusif, harmonis, dan penuh penghargaan terhadap keragaman identitas, serta menjaga kebhinekaan sebagai nilai yang fundamental dalam kehidupan kita.