30 Soal Essay Bab 1 Meraih Kesuksesan dengan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja PAI Kelas 10 SMA/SMK

Berikut adalah 30 contoh soal essay Bab 1 Meraih Kesuksesan dengan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas 10 SMA/SMK beserta jawabannya materi:
A. Q.S. al-Maidah/5: 48 tentang Kompetisi dalam Kebaikan 
B. Q.S. at-Taubah/9: 105 tentang Etos Kerja

A. Q.S. al-Maidah/5: 48 tentang Kompetisi dalam Kebaikan 

1. Jelaskan makna "Muhaimin terhadap kitab-kitab terdahulu" dalam konteks ayat Q.S. al-Maidah/5: 48, dan bagaimana hal ini menunjukkan pentingnya Al-Qur'an sebagai pemelihara kitab-kitab sebelumnya.

Jawaban:
Muhaimin terhadap kitab-kitab terdahulu dalam konteks ayat Q.S. al-Maidah/5: 48 mengacu pada peran Al-Qur'an sebagai pengawas, pemelihara, dan penjaga kebenaran kitab-kitab suci sebelumnya, yaitu Taurat, Zabur, dan Injil. Al-Qur'an memvalidasi dan membenarkan isi kitab-kitab terdahulu serta menjadi saksi akan kebenaran ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an tidak hanya menggantikan kitab-kitab terdahulu, tetapi juga menjaga integritas dan kesahihan ajaran-ajaran ilahi yang diperkenalkan dalam kitab-kitab tersebut.

2. Apa yang dimaksud dengan "manhaj" dalam ayat Q.S. al-Maidah/5: 48? Bagaimana konsep ini mengarah pada keberagaman agama dan norma-norma kehidupan?

Jawaban:
Dalam konteks ayat Q.S. al-Maidah/5: 48, "manhaj" mengacu pada aturan, jalan, atau pedoman hidup yang ditetapkan oleh Allah untuk setiap umat. Konsep ini mengarah pada pemahaman bahwa tiap-tiap umat memiliki aturan atau syariat yang akan membimbing mereka menuju kebahagiaan dan kebenaran. Meskipun agama-agama berbeda, prinsip-prinsip yang diberikan oleh Allah dalam kitab-kitab suci memandu umat-umat tersebut dalam menjalani kehidupan yang benar dan sesuai dengan kehendak-Nya.

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan "fastabiqul khairat" dalam ayat Q.S. al-Baqarah/2: 148. Bagaimana konsep ini berkaitan dengan perlombaan dalam kebaikan?

Jawaban:
"Fastabiqul khairat" dalam ayat Q.S. al-Baqarah/2: 148 mengacu pada ajakan untuk berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan. Konsep ini mengajarkan pentingnya bersaing secara positif dalam melakukan amal-amal yang baik dan membangun. Dengan berlomba dalam kebaikan, setiap individu dianjurkan untuk berusaha lebih baik dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat serta dirinya sendiri.

4. Bagaimana Asbabun Nuzul (sebab turun) ayat Q.S. al-Maidah/5: 48 mempengaruhi pemahaman tentang petunjuk Allah kepada Nabi Muhammad Saw. dalam menjawab pertanyaan ahli kitab?

Jawaban:
Asbabun Nuzul ayat Q.S. al-Maidah/5: 48 mengisahkan peristiwa dimana ahli kitab meminta keputusan dari Nabi Muhammad Saw. atas suatu persoalan. Pada awalnya, Nabi Saw. diberi dua pilihan, yaitu memutuskan berdasarkan ajaran kitab mereka atau mencari solusi di dalam kitab-kitab mereka masing-masing. Namun, Allah Swt. menurunkan ayat ini sebagai petunjuk bagi Nabi Saw. untuk menjawab pertanyaan mereka berdasarkan wahyu Ilahi, menegaskan bahwa Al-Qur'an adalah sumber kebenaran yang menguatkan kitab-kitab sebelumnya.

5. Mengapa kompetisi dalam kebaikan ditekankan dalam ajaran Islam? Bagaimana perilaku kompetisi dalam kebaikan dapat membawa manfaat bagi individu dan masyarakat?

Jawaban:
Kompetisi dalam kebaikan ditekankan dalam ajaran Islam untuk mendorong individu untuk meningkatkan kualitas amal perbuatan dan berlomba-lomba dalam mendapatkan kebaikan serta pahala di sisi Allah. Perilaku kompetisi dalam kebaikan dapat membawa manfaat bagi individu dan masyarakat dengan menginspirasi kebaikan, mempercepat penyelesaian pekerjaan, merangsang pertumbuhan pribadi, dan mempererat tali silaturahmi serta hubungan sosial yang lebih kuat.

6. Apa pesan moral yang dapat diambil dari perintah "berlomba-lombalah berbuat kebajikan" dalam ayat Q.S. al-Maidah/5: 48? Bagaimana konsep ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?

Jawaban:
Pesan moral dari perintah "berlomba-lombalah berbuat kebajikan" adalah pentingnya semangat dan usaha maksimal dalam melakukan kebaikan serta berlomba untuk meraih pahala yang lebih besar di sisi Allah. Konsep ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan mengembangkan sikap optimis, menjaga konsistensi dalam berbuat baik, mengambil pelajaran dari orang lain, dan mengabdikan diri dalam berbagai amal kebaikan.

7. Mengapa Al-Qur'an dianggap sebagai pembenar kitab-kitab terdahulu dalam ayat Q.S. al-Maidah/5: 48? Bagaimana hubungan ini mencerminkan kesatuan ajaran Ilahi?

Jawaban:
Al-Qur'an dianggap sebagai pembenar kitab-kitab terdahulu karena mengkonfirmasi kebenaran ajaran-ajaran yang terdapat dalam kitab-kitab suci sebelumnya, seperti Taurat, Zabur, dan Injil. Hubungan ini mencerminkan kesatuan ajaran Ilahi karena Al-Qur'an memvalidasi dan menguatkan pesan-pesan penting yang diajarkan oleh para nabi sebelumnya, menunjukkan bahwa ajaran-ajaran Ilahi bersifat kontinu dan terpadu.

8. Bagaimana penerapan konsep "M6" (Mengawali dengan basmalah, Melakukan dengan penuh semangat, Menjaga konsistensi, Mempelajari ilmu yang terkait, Membiasakan bekerja sama, Mengamati, meniru, dan memodifikasi) dapat membantu seseorang dalam berkompetisi dalam kebaikan?

Jawaban:
Penerapan konsep "M6" dapat membantu seseorang dalam berkompetisi dalam kebaikan dengan memberikan landasan yang kuat untuk tindakan yang produktif dan bermanfaat. Mengawali dengan basmalah membantu menumbuhkan kesadaran akan keberadaan Allah dan tujuan yang baik, sementara melakukan dengan penuh semangat meningkatkan motivasi dan kualitas amal. Menjaga konsistensi membangun kebiasaan baik, sementara mempelajari ilmu terkait memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih baik. Membiasakan bekerja sama memperkuat kerjasama dan dampak positif dalam kompetisi, dan mengamati, meniru, dan memodifikasi memungkinkan peningkatan berkelanjutan dalam kualitas dan efektivitas tindakan.

9. Bagaimana konsep "fastabiqul khairat" dalam ayat Q.S. al-Baqarah/2: 148 dapat memotivasi seseorang untuk berusaha maksimal dalam menjalankan amal kebaikan?

Jawaban:
Konsep "fastabiqul khairat" dalam ayat Q.S. al-Baqarah/2: 148 memotivasi seseorang untuk berusaha maksimal dalam menjalankan amal kebaikan dengan menekankan pentingnya berlomba-lomba dalam kebaikan. Kehidupan di dunia adalah sementara, dan kesempatan untuk berbuat baik terbatas. Dengan mengamalkan prinsip ini, seseorang diingatkan untuk tidak menunda-nunda dan mengambil langkah positif untuk berbuat baik sesegera mungkin.

10. Jelaskan bagaimana "Muhaimin terhadap kitab-kitab terdahulu" dalam ayat Q.S. al-Maidah/5: 48 mengandung pesan tentang pentingnya menjaga kesinambungan dan kesatuan ajaran agama di tengah keberagaman umat manusia.

Jawaban:
"Muhaimin terhadap kitab-kitab terdahulu" dalam ayat Q.S. al-Maidah/5: 48 mengandung pesan bahwa meskipun terdapat perbedaan dalam kitab-kitab suci dan agama-agama, ajaran-ajaran tersebut tetap diakui dan dihormati. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga kesinambungan dan kesatuan ajaran agama di tengah keberagaman umat manusia. Konsep ini mengajarkan toleransi, saling menghormati, dan mengakui nilai-nilai yang bersama-sama membimbing manusia menuju kebenaran.

11. Bagaimana "M6" dapat menjadi panduan praktis bagi seseorang dalam meraih kesuksesan dalam berkompetisi dalam kebaikan? Berikan contoh nyata untuk masing-masing elemen "M6".

Jawaban:
"M6" dapat menjadi panduan praktis bagi seseorang dalam meraih kesuksesan dalam berkompetisi dalam kebaikan dengan memberikan kerangka kerja yang sistematis dan terarah. Sebagai contoh, Mengawali dengan basmalah dapat diimplementasikan dengan membaca doa sebelum memulai setiap amal kebaikan. Melakukan dengan penuh semangat dapat terlihat dalam usaha maksimal yang dilakukan dengan semangat dan antusiasme. Menjaga konsistensi dapat tercermin dalam konsistensi dalam menjalankan amal baik meskipun menghadapi tantangan.

Mempelajari ilmu yang terkait dapat diwujudkan dengan belajar dan mendalami aspek-aspek yang relevan dengan amal yang dilakukan. Membiasakan bekerja sama dapat terlihat dalam kolaborasi dan kerjasama dengan individu lain untuk mencapai tujuan bersama. Mengamati, meniru, dan memodifikasi dapat diimplementasikan dengan mengamati tindakan-tindakan yang sukses dilakukan oleh orang lain, meniru langkah-langkah positif, dan memodifikasinya agar lebih sesuai dengan kebutuhan dan konteks.

12. Dalam konteks ayat Q.S. al-Maidah/5: 48, jelaskan bagaimana Al-Qur'an memberikan pedoman hidup bagi umat manusia. Berikan contoh konkret tentang bagaimana seseorang dapat menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup.

Jawaban:
Dalam konteks ayat Q.S. al-Maidah/5: 48, Al-Qur'an memberikan pedoman hidup bagi umat manusia dengan memberikan arahan, nilai-nilai, dan aturan yang mengarahkan manusia dalam menjalani kehidupan sesuai dengan kehendak Allah. Sebagai contoh konkret, seseorang dapat menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup dengan:
  • Menyusun jadwal harian berdasarkan prinsip-prinsip Islam, seperti waktu salat dan ibadah.
  • Mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan ajaran Al-Qur'an dan Sunnah.
  • Menyusun rencana keuangan yang mencerminkan prinsip-prinsip keadilan dan kesejahteraan yang diajarkan dalam Al-Qur'an.
  • Berlaku adil dan berempati terhadap sesama manusia berdasarkan nilai-nilai persaudaraan dan toleransi yang terkandung dalam Al-Qur'an.

13. Jelaskan bagaimana perintah "berlomba-lomba dalam kebaikan" dalam ayat Q.S. al-Maidah/5: 48 dapat membantu seseorang dalam mengatasi sikap malas dan menunda-nunda dalam berbuat baik.

Jawaban:
Perintah "berlomba-lomba dalam kebaikan" dalam ayat Q.S. al-Maidah/5: 48 mendorong seseorang untuk mengatasi sikap malas dan menunda-nunda dalam berbuat baik dengan membangkitkan semangat kompetisi yang sehat. Sikap kompetitif ini dapat menginspirasi individu untuk bergerak dan berusaha segera dalam melakukan kebaikan, karena mereka ingin meraih pahala dan kesuksesan sebanyak mungkin dalam beramal.

14. Bagaimana konsep "fastabiqul khairat" dan "M6" dapat diintegrasikan dalam upaya seseorang untuk meraih kesuksesan dalam berkompetisi dalam kebaikan?

Jawaban:
Konsep "fastabiqul khairat" dan "M6" dapat diintegrasikan dalam upaya seseorang untuk meraih kesuksesan dalam berkompetisi dalam kebaikan dengan cara sebagai berikut:
  • Mengawali dengan basmalah dan berdoa agar diberikan kemudahan dan keberkahan dalam melakukan kebaikan.
  • Melakukan dengan penuh semangat, menunjukkan usaha maksimal dan antusiasme yang tinggi dalam berbuat baik.
  • Menjaga konsistensi dalam melanjutkan upaya kebaikan yang telah dimulai.
  • Mempelajari ilmu yang terkait untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas amal kebaikan.
  • Membiasakan bekerja sama dengan individu lain untuk mencapai tujuan bersama dalam berbuat baik.
  • Mengamati, meniru, dan memodifikasi tindakan yang sukses dari orang lain untuk diterapkan dalam upaya kebaikan.

15. Bagaimana Al-Qur'an mengajarkan nilai-nilai seperti toleransi, persaudaraan, dan saling menghormati dalam ayat Q.S. al-Maidah/5: 48? Berikan contoh bagaimana nilai-nilai ini dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Jawaban:
Al-Qur'an mengajarkan nilai-nilai seperti toleransi, persaudaraan, dan saling menghormati dalam ayat Q.S. al-Maidah/5: 48 dengan menegaskan bahwa setiap umat memiliki aturan dan jalan yang terang, serta menekankan pentingnya mengikuti kebenaran dan menjalani pedoman hidup yang ditetapkan Allah. Contoh bagaimana nilai-nilai ini dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari adalah:
  • Toleransi: Menghormati keyakinan dan agama orang lain serta berinteraksi dengan sikap terbuka dan penuh pengertian.
  • Persaudaraan: Mendukung dan membantu sesama tanpa memandang perbedaan latar belakang, suku, atau agama.
  • Saling menghormati: Berbicara dan bertindak dengan hormat terhadap semua individu, bahkan jika memiliki pandangan yang berbeda.
  • Semua nilai-nilai ini dapat membantu menciptakan harmoni dan kedamaian dalam masyarakat serta memperkuat hubungan antarindividu.

B. Q.S. at-Taubah/9 : 105 tentang Etos Kerja

1. Jelaskan arti dari ayat Q.S. at-Taubah/9:105 "Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan."

Jawaban:
Ayat ini mengajarkan pentingnya etos kerja dalam Islam. Allah Swt. mendorong manusia untuk bekerja keras, karena semua amal perbuatan akan dilihat dan dihitung di hadapan-Nya di akhirat. Rasulullah dan orang-orang mukmin juga akan menjadi saksi atas amal tersebut. Ayat ini mengingatkan bahwa tidak ada yang tersembunyi dari Allah, dan segala pekerjaan akan diungkapkan di akhirat.

2. Apa yang dimaksud dengan "Asbabun Nuzul" dari ayat Q.S. at-Taubah/9:105, dan bagaimana hubungannya dengan ayat-ayat sebelumnya?

Jawaban:
"Asbabun Nuzul" merujuk pada latar belakang turunnya suatu ayat dalam Al-Qur'an. Ayat Q.S. at-Taubah/9:105 tidak memiliki sebab khusus yang melatarbelakangi turunnya. Namun, ayat ini terkait dengan ayat-ayat sebelumnya (102-104) yang menganjurkan bertaubat dan melakukan amal nyata seperti membayar zakat dan bersedekah. Ayat 105 memerintahkan beragam aktivitas baik yang nyata maupun tersembunyi.

3. Menurut tafsir al-Misbah, bagaimana pesan utama ayat Q.S. at-Taubah/9:105 berkaitan dengan etos kerja?

Jawaban:
Tafsir al-Misbah menggarisbawahi pesan utama ayat Q.S. at-Taubah/9:105 terkait dengan etos kerja. Ayat ini mengajarkan agar manusia lebih mawas diri dan mengawasi amal atau pekerjaan mereka. Setiap amal baik atau buruk memiliki hakikat yang tak tersembunyi dan akan disaksikan oleh Allah Swt., Rasulullah, dan orang-orang beriman. Di hari kiamat, hakikat amal tersebut akan diungkapkan dengan jelas.

4. Jelaskan mengapa etos kerja dalam Islam ditekankan dalam meraih rida Allah Swt.

Jawaban:
Etos kerja dalam Islam ditekankan karena bekerja keras merupakan bentuk ibadah kepada Allah Swt. Ketika seseorang bekerja dengan niat ikhlas untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meraih rida-Nya, maka pekerjaannya menjadi bentuk pengabdian. Allah menginginkan hamba-Nya bekerja dengan sungguh-sungguh dan berusaha untuk menggapai kesuksesan dalam halal. Oleh karena itu, etos kerja yang tinggi akan mendekatkan seseorang kepada rida Allah Swt.

5. Bagaimana praktik kerja keras dapat membantu seseorang menolak kemunkaran dalam kehidupan sehari-hari?

Jawaban:
Praktik kerja keras dapat membantu seseorang menolak kemunkaran dengan mengisi waktu dan energi untuk melakukan aktivitas produktif. Ketika seseorang sibuk bekerja, ia memiliki sedikit waktu untuk terjerumus dalam perbuatan buruk atau malas. Kerja keras membantu mengarahkan fokus kepada hal-hal positif dan bermanfaat, serta menjauhkan dari potensi tindakan negatif.

6. Apa arti pengabdian kepada Allah Swt. dalam konteks etos kerja dalam Islam?

Jawaban:
Pengabdian kepada Allah Swt. dalam konteks etos kerja dalam Islam berarti menjalani pekerjaan dengan niat yang tulus ikhlas karena Allah. Setiap tindakan, usaha, dan hasil kerja diarahkan untuk mendapatkan rida-Nya. Dalam pengabdian ini, seseorang mengakui bahwa semua yang ia lakukan adalah sebagai bentuk ibadah dan penghambaan kepada Allah Swt.

7. Jelaskan bagaimana etos kerja dapat membantu seseorang mengatasi perasaan putus asa dan ragu-ragu.

Jawaban:
Etos kerja membantu seseorang mengatasi perasaan putus asa dan ragu-ragu dengan membentuk sifat tabah, sabar, dan optimis. Ketika seseorang terus bekerja keras, ia akan mengembangkan ketahanan mental yang kuat. Kegigihan dalam berusaha mengatasi hambatan dan rintangan membuatnya tetap optimis menghadapi tantangan. Dengan fokus pada tujuan dan usaha yang terus menerus, perasaan putus asa dan ragu-ragu dapat diminimalkan.

8. Apa dampak positif dari memiliki semangat etos kerja yang tinggi terhadap kualitas pekerjaan?

Jawaban:
Memiliki semangat etos kerja yang tinggi akan berdampak positif terhadap kualitas pekerjaan. Semangat tersebut mendorong seseorang untuk memberikan yang terbaik dalam setiap tindakan dan usaha. Hasilnya, kualitas pekerjaan akan lebih baik, lebih efisien, dan lebih profesional. Etos kerja yang tinggi mendorong seseorang untuk terus belajar dan berkembang, sehingga kualitas pekerjaan senantiasa ditingkatkan.

9. Bagaimana pesan dalam ayat Q.S. al-Jumu'ah/62:10 relevan dengan praktik etos kerja dalam kehidupan sehari-hari?

Jawaban:
Pesan dalam ayat Q.S. al-Jumu'ah/62:10 "Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung" relevan dengan praktik etos kerja dalam kehidupan sehari-hari. Ayat ini mengajarkan agar manusia tidak hanya beribadah, tetapi juga mengaktifkan diri di dunia untuk mencari karunia Allah Swt. Melalui usaha dan etos kerja, seseorang bisa mencapai kesuksesan dan kesejahteraan dalam hidup.

10. Bagaimana tafsir tersebut menghubungkan antara etos kerja dengan meningkatkan kualitas diri?

Jawaban:
Tafsir tersebut menjelaskan bahwa etos kerja membantu seseorang meningkatkan kualitas diri dengan menjaga martabat dan menghindari sifat-sifat negatif seperti malas, lemah, dan kikir. Etos kerja memperkuat sifat optimis, tabah, dan sabar, yang pada akhirnya akan membentuk pribadi yang lebih baik. Selain itu, etos kerja membantu seseorang mengembangkan keterampilan dan pengetahuan, yang berkontribusi pada peningkatan kualitas diri secara keseluruhan.

11. Bagaimana hubungan antara bekerja keras dan berusaha untuk memperoleh penghidupan yang layak dalam Islam?

Jawaban:
Bekerja keras dalam Islam merupakan bagian dari usaha untuk memperoleh penghidupan yang layak. Allah Swt. memberikan wewenang kepada manusia untuk mengolah sumber daya alam dan menghasilkan kehidupan yang baik. Dengan bekerja keras, seseorang dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri dan keluarga, serta berkontribusi kepada masyarakat. Islam menghargai usaha dan etos kerja dalam rangka mencapai penghidupan yang layak secara halal dan berkah.

12. Mengapa mengandalkan hasil usaha sendiri lebih baik daripada mengandalkan bantuan orang lain dalam konteks etos kerja?

Jawaban:
Mengandalkan hasil usaha sendiri lebih baik karena ini mencerminkan tanggung jawab dan kemandirian. Dalam Islam, bekerja keras dan memperoleh hasil dari usaha sendiri lebih dihargai daripada mengandalkan bantuan orang lain. Ketika seseorang menghasilkan sesuatu dari usaha sendiri, ia merasa bangga dan memperoleh kepuasan spiritual. Selain itu, memiliki keberhasilan hasil usaha sendiri juga memungkinkan untuk membantu orang lain dan berbagi kebaikan.

13. Bagaimana etos kerja dalam Islam dapat membantu seseorang mengatasi perasaan malas dan kurangnya motivasi?

Jawaban:
Etos kerja dalam Islam dapat membantu seseorang mengatasi perasaan malas dan kurangnya motivasi dengan mengembangkan disiplin diri dan tanggung jawab. Etos kerja mengajarkan bahwa setiap pekerjaan memiliki nilai dan tujuan yang penting, serta harus dilakukan dengan ikhlas dan tekun. Dengan memahami pentingnya usaha dan berusaha untuk mencapai tujuan, seseorang akan merasa lebih termotivasi dan terhindar dari perasaan malas.

14. Bagaimana sifat tabah, sabar, dan tawakal berkaitan dengan etos kerja?

Jawaban:
Sifat tabah, sabar, dan tawakal memiliki hubungan erat dengan etos kerja. Dalam menghadapi tantangan dan hambatan dalam pekerjaan, sifat tabah membantu seseorang tetap gigih dan pantang menyerah. Sabar membantu mengatasi frustrasi dan kesulitan, sehingga tidak mudah putus asa. Tawakal, atau pasrah kepada kehendak Allah, menghilangkan kecemasan berlebihan dan memungkinkan seseorang fokus pada usaha yang dilakukan, tanpa terbebani oleh hasil akhir yang tidak dapat sepenuhnya dikendalikan.

15. Mengapa dalam Islam ditekankan bahwa memakan hasil usaha sendiri lebih baik daripada memakan makanan dari hasil pemberian orang lain?

Jawaban:
Dalam Islam, memakan hasil usaha sendiri lebih baik karena ini mencerminkan kemandirian dan tanggung jawab. Memperoleh makanan dari hasil usaha sendiri membawa rasa harga diri dan kepuasan karena seseorang telah berkontribusi dan bekerja keras. Selain itu, memakan hasil usaha sendiri juga mengajarkan nilai-nilai tanggung jawab dan berusaha, yang sangat dihargai dalam Islam.