Menurut Kalian, Bagaimana Proses Percampuran Budaya/Akulturasi Lewat Makanan Ini?

Menurut kalian, bagaimana proses percampuran budaya/akulturasi lewat makanan ini?

Jawaban:

Menurut saya, proses percampuran budaya/akulturasi lewat makanan ini adalah terjadi saat A Joe dan Warsih bekerjasama menciptakan resep lunpia baru yang cocok untuk semua orang, menggabungkan elemen dari budaya Jawa dan Hokkian, hingga dapat menghasilkan sesuatu yang menyatukan masyarakat dengan selera makanan yang beragam.

Penjelasannya:

Proses percampuran budaya atau akulturasi lewat makanan dalam cerita ini terjadi melalui kolaborasi antara A Joe dan Warsih dalam menciptakan resep baru untuk lunpia.

Awalnya, mereka berdua memiliki jenis makanan yang berbeda, yaitu lumpia (oleh Warsih) dan lunpia (oleh A Joe).

Makanan mereka memiliki isi yang berbeda karena dipengaruhi oleh latar belakang budaya masing-masing.

Warsih berasal dari latar belakang budaya Jawa dan lebih mengenal pasar malam Olympia, yang mempengaruhi jenis lumpia yang dijualnya dengan isian kentang dan udang.

Sedangkan A Joe berasal dari latar belakang budaya Hokkian dan dipengaruhi oleh pasar di Pecinan, menjual lunpia dengan isi rebung dan daging babi.

Kedua karakter ini menyadari bahwa makanan mereka kurang diminati di lingkungan tempat mereka berjualan karena perbedaan preferensi makanan dan latar belakang budaya masyarakat setempat.

Namun, mereka tidak menyerah, melainkan mencari solusi dengan bekerja sama.

Proses akulturasi kemudian dimulai ketika mereka saling bertukar pengetahuan tentang makanan dan budaya masing-masing.

Warsih mengungkapkan tentang latar belakang budaya di Kampung Melayu yang mayoritas berasal dari Arab dan Gujarat, serta keyakinan agama Islam yang membuat makanan yang mengandung babi menjadi tidak halal dan tidak dapat diterima oleh masyarakat setempat.

Sebaliknya, masyarakat Kampung Melayu menyukai makanan dengan isian rebung karena sesuai dengan preferensi dan kepercayaan agama mereka.

Dari situ, A Joe dan Warsih menyadari peluang untuk menciptakan resep baru yang dapat diterima oleh semua orang, tanpa memandang latar belakang budaya atau agama.

Mereka berdua berkolaborasi dan berpikir keras untuk menciptakan lunpia dengan isi yang dapat dinikmati oleh orang-orang dari berbagai latar belakang budaya.

Dengan demikian, mereka mencoba menggabungkan elemen-elemen dari lumpia dan lunpia menjadi satu makanan yang cocok untuk semua orang.

Melalui proses ini, terjadi pertukaran pengetahuan dan ide-ide antara A Joe dan Warsih, yang menghasilkan resep baru yang menggabungkan isian rebung dan kentang dengan udang.

Lunpia baru ini menjadi makanan yang cocok untuk masyarakat di kawasan Kampung Melayu maupun Pecinan, sehingga meningkatkan daya tarik dan popularitas makanan mereka.

Dengan begitu, proses percampuran budaya atau akulturasi lewat makanan ini menunjukkan bagaimana kolaborasi dan saling pengertian antarbudaya dapat menghasilkan sesuatu yang baru dan bersatu, yang pada akhirnya bisa dinikmati dan diterima oleh berbagai kalangan masyarakat.

Ini adalah contoh yang bagus bagaimana makanan dapat menjadi sarana untuk mempererat hubungan antarbudaya dan menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang dalam sebuah kebersamaan yang menyenangkan.