Dalam mengutip pendapat dari seorang ahli dalam bentuk kalimat atau paragraf yang akan dimasukan ke dalam karya tulis ilmiah, dilakukan dengan dua acara, yaitu

Dalam dunia karya tulis ilmiah, mengutip pendapat dari seorang ahli merupakan langkah penting untuk memperkuat argumen dan memberikan dasar yang kuat pada ide-ide yang disampaikan.

Namun, proses mengutip pendapat ahli ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada dua cara yang umum digunakan untuk melakukan pengutipan yang benar dalam sebuah karya tulis ilmiah, yaitu:

1. Mengutip Langsung
Mengutip langsung merupakan cara yang paling umum digunakan dalam mengutip pendapat ahli. Ketika Anda ingin memasukkan kalimat atau paragraf secara langsung dari sumber asli, ada beberapa aturan yang harus diikuti:

a. Sertakan kutipan di dalam tanda petik (" ").
Misalnya, jika Anda ingin mengutip kalimat "Pemanasan global adalah dampak yang signifikan dari aktivitas manusia terhadap lingkungan" dari sebuah artikel penelitian, Anda perlu menuliskannya persis seperti itu dalam kutipan.

b. Tuliskan nama penulis, tahun penerbitan, dan halaman.
Setelah mengutip kalimat, tuliskan nama penulis asli, tahun penerbitan artikel atau buku, serta halaman atau nomor paragraf tempat Anda menemukan kutipan tersebut. Ini membantu pembaca untuk melacak sumber asli dengan mudah. Contohnya: (Doe, 2019, hlm. 25).

2. Mengutip Tidak Langsung
Mengutip tidak langsung, atau yang sering disebut sebagai parafrase, adalah cara lain untuk mengutip pendapat ahli. Ini berguna ketika Anda ingin menyampaikan ide atau informasi dari sumber asli dengan menggunakan kata-kata Anda sendiri. Berikut adalah panduan pengutipan tidak langsung yang benar:

a. Tuliskan ide utama dengan menggunakan kalimat Anda sendiri.
Misalnya, jika Anda ingin menggunakan pendapat ahli tentang pemanasan global, Anda dapat menuliskannya sebagai berikut: Menurut Doe (2019), pemanasan global adalah hasil dari aktivitas manusia yang berdampak negatif pada lingkungan.

b. Cantumkan nama penulis dan tahun penerbitan.
Sama seperti dalam mengutip langsung, Anda juga perlu mencantumkan nama penulis dan tahun penerbitan setelah mengutip pendapat ahli dalam bentuk tidak langsung. Contohnya: (Doe, 2019).

Mengutip pendapat ahli dengan benar dapat menjaga integritas akademik dan memberikan penghargaan pada penulis yang telah menyampaikan kontribusinya.

Selain itu, dengan mengutip sumber dengan tepat, pembaca juga dapat melacak dan memeriksa sumber asli untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang topik yang dibahas.

Jadi, dalam mengutip pendapat dari seorang ahli dalam bentuk kalimat atau paragraf yang akan dimasukkan ke dalam karya tulis ilmiah, dilakukan dengan dua acara, yaitu mengutip langsung dan mengutip tidak langsung.