Jawaban: Dalam ajaran beberapa kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, terdapat sistem kepercayaan akan adanya “leluhur terpilih” sebagai perantara pencerahan Tuhan kepada manusia. Sering orang lain menggunakannya sebagai isu mendiskreditkan penghayat sebagai memperTuhankan nenek moyang! Bagaimana kalian menjelaskan bahwa leluhur dimaksud bukanlah “Tuhan-Tuhan Kecil” atau dewa-dewa?

Dalam ajaran beberapa kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, terdapat sistem kepercayaan akan adanya “leluhur terpilih” sebagai perantara pencerahan Tuhan kepada manusia. Sering orang lain menggunakannya sebagai isu mendiskreditkan penghayat sebagai memperTuhankan nenek moyang! Bagaimana kalian menjelaskan bahwa leluhur dimaksud bukanlah “Tuhan-Tuhan Kecil” atau dewa-dewa?

Jawaban:

Leluhur dimaksud bukanlah “Tuhan-Tuhan Kecil” atau dewa-dewa, melainkan manusia yang telah meninggal dunia dan dianggap memiliki kedekatan dengan Tuhan. Mereka dipandang sebagai teladan dan panutan dalam beragama serta memiliki kebijaksanaan yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, ketika penghayat mempersembahkan sesaji atau berdoa kepada leluhur, hal tersebut bukanlah penghambaan kepada dewa atau Tuhan Kecil, melainkan penghormatan dan penghargaan kepada para leluhur yang dianggap memiliki kedekatan dengan Tuhan dan memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan kehidupan manusia.

Dalam konteks ini, kita perlu menghargai perbedaan kepercayaan antara satu dengan yang lainnya. Jangan mudah mendiskreditkan keyakinan orang lain hanya karena tidak sama dengan yang kita anut. Yang penting, mari saling menghargai dan menghormati perbedaan agar tercipta kerukunan dan keharmonisan di tengah masyarakat yang multikultural dan multireligius.

Komentar