35 Soal Essay Bab 3 Menjalani Hidup Penuh Manfaat dengan Menghindari Berfoya-foya, Riya’, Sum’ah, Takabbur, dan Hasad - PAI Kelas 10 SMA/SMK


Berikut adalah 35 contoh soal Essay Bab 3 Menjalani Hidup Penuh Manfaat dengan Menghindari Berfoya-foya, Riya’, Sum’ah, Takabbur, dan Hasad mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas 10 SMA/SMK beserta jawabannya materi:
A. Menghindari Sifat Hidup Berfoya-Foya
B. Menghindari Sifat Riya’ dan Sum’ah
C. Menghindari Sifat Takabbur
D. Menghindari Sifat Hasad

A. Menghindari Sifat Hidup Berfoya-Foya

Soal 1:
Bagaimana Islam memandang penggunaan harta secara berlebihan atau israf? Jelaskan dengan detail.

Jawaban 1:
Islam melarang penggunaan harta secara berlebihan atau israf. Ini tercermin dalam berbagai ayat Al-Qur'an yang menekankan pentingnya penggunaan harta dengan bijak, sesuai dengan ajaran agama, dan tanpa melampaui batas yang wajar.

Soal 2:
Apa yang dimaksud dengan tabzir dalam Islam? Berikan contoh perilaku tabzir dalam kehidupan sehari-hari.

Jawaban 2:
Tabzir dalam Islam mengacu pada perilaku membelanjakan harta tidak sesuai dengan jalannya atau dengan cara yang tidak benar. Contoh perilaku tabzir dalam kehidupan sehari-hari adalah mengambil banyak makanan dan minuman pada acara tasyakuran tanpa mempertimbangkan daya tampung perut dan akhirnya membuang makanan yang tidak habis.

Soal 3:
Apa dampak negatif dari hidup berfoya-foya? Sebutkan setidaknya tiga dampak negatifnya.

Jawaban 3:
Dampak negatif dari hidup berfoya-foya antara lain:
  • Melalaikan akhirat dan terlalu sibuk mengurusi kebahagiaan duniawi.
  • Memicu sifat iri, dengki, dan pamer pada orang lain.
  • Potensi menimbulkan frustasi ketika harta habis.

Soal 4:
Bagaimana cara menghindari sifat hidup berfoya-foya menurut ajaran Islam? Jelaskan minimal dua cara.

Jawaban 4:
Cara menghindari sifat hidup berfoya-foya menurut ajaran Islam antara lain:
  • Membelanjakan harta sesuai dengan skala prioritas kebutuhan dan mengutamakan kebutuhan primer.
  • Membiasakan bersedekah dan membantu orang lain untuk membangkitkan rasa empati dan meningkatkan hubungan antar sesama.

Soal 5:
Apa yang dimaksud dengan bersyukur dalam konteks menghindari sifat hidup berfoya-foya? Mengapa bersyukur penting?

Jawaban 5:
Bersyukur dalam konteks menghindari sifat hidup berfoya-foya adalah menerima dengan senang hati segala karunia dari Allah dan menyadari bahwa segala nikmat itu adalah bentuk kasih sayang-Nya. Bersyukur penting karena hal ini membantu menjaga hati dan pikiran agar tidak terlalu tergoda oleh harta dan keinginan duniawi.

Soal 6:
Mengapa sifat kikir harus dihindari dalam Islam? Berikan penjelasan dan kutipan ayat Al-Qur'an yang mendukung.

Jawaban 6:
Sifat kikir harus dihindari dalam Islam karena sifat ini membuat seseorang hanya memikirkan diri sendiri, tidak mau berbagi dengan sesama, dan tidak mempertimbangkan kepentingan agama Islam. Hal ini bertentangan dengan ajaran solidaritas sosial dan kepedulian terhadap orang lain dalam Islam. Ayat Al-Qur'an yang mendukung hal ini adalah surat Ali Imran (3:180) yang menyatakan bahwa orang-orang yang kikir dengan karunia Allah akan mendapatkan siksa di akhirat.

Soal 7:
Bagaimana cara menghindari sifat berlebihan dan kikir secara bersamaan dalam kehidupan sehari-hari? Jelaskan.

Jawaban 7:
Cara menghindari sifat berlebihan dan kikir secara bersamaan adalah dengan menjalani hidup yang seimbang dan proporsional. Ini mencakup pengelolaan harta yang bijak sesuai dengan prioritas kebutuhan, bersedekah, menjalani gaya hidup sederhana, dan tetap bersyukur atas segala nikmat Allah. Selain itu, penting juga untuk selalu mengingat bahwa kekayaan dan kekuasaan hanyalah titipan dari Allah dan tidak boleh membuat seseorang merasa paling hebat atau paling kaya.

Soal 8:
Apa yang dimaksud dengan "bergaya hidup sederhana" dalam konteks menghindari sifat hidup berfoya-foya? Berikan contoh perilaku yang mencerminkan gaya hidup sederhana.

Jawaban 8:
Bergaya hidup sederhana dalam konteks menghindari sifat hidup berfoya-foya adalah hidup dengan apa adanya, tanpa kemewahan yang berlebihan. Contoh perilaku yang mencerminkan gaya hidup sederhana adalah membatasi penggunaan barang mewah, menghindari pemborosan dalam berbelanja, dan tidak memamerkan kekayaan atau status sosial.

Soal 9:
Mengapa pengendalian diri dalam berbicara penting dalam menghindari sifat hidup berfoya-foya? Jelaskan.

Jawaban 9:
Pengendalian diri dalam berbicara penting dalam menghindari sifat hidup berfoya-foya karena perkataan yang tidak perlu dan tidak penting dapat mengarah pada pemborosan waktu dan energi. Selain itu, berbicara yang berlebihan dan tidak bijak juga dapat mencerminkan sifat sombong dan ingin memamerkan diri, yang merupakan salah satu aspek dari hidup berfoya-foya.

Soal 10:
Bagaimana hubungan antara penggunaan harta dengan tujuan akhir kehidupan manusia menurut ajaran Islam? Jelaskan.

Jawaban 10:
Penggunaan harta menurut ajaran Islam harus sesuai dengan tujuan akhir kehidupan manusia, yaitu mencapai kebahagiaan di akhirat. Harta dilihat sebagai cobaan bagi pemiliknya, dan jika digunakan dengan baik sesuai dengan ajaran agama, maka harta dapat menjadi sarana untuk mencapai kebahagiaan di akhirat. Namun, jika harta dijadikan tujuan utama dan digunakan dengan pemborosan, maka akan mencelakakan pemiliknya dan mengalihkan fokus dari akhirat. Oleh karena itu, Islam mengajarkan penggunaan harta secara bijak dan sesuai dengan prinsip-prinsip agama untuk mencapai tujuan akhir kehidupan manusia, yaitu mendapatkan kebahagiaan di sisi Allah.

B. Menghindari Sifat Riya’ dan Sum’ah

Soal 1:
Apa yang dimaksud dengan sifat riya' dalam Islam? Mengapa sifat ini dianggap sebagai penyakit hati?

Jawaban 1:
Sifat riya' dalam Islam adalah melakukan ibadah dengan niat untuk mendapatkan pujian atau penghargaan dari orang lain, bukan semata-mata karena Allah. Sifat ini dianggap sebagai penyakit hati karena dapat merusak amal ibadah seseorang dan menjadikan niatnya tidak murni.

Soal 2:
Apa perbedaan antara riya' khalish dan riya' syirik? Berikan contoh untuk masing-masing jenis riya'.

Jawaban 2:
Perbedaan antara riya' khalish dan riya' syirik adalah bahwa riya' khalish adalah melakukan ibadah hanya untuk mendapat pujian manusia, sementara riya' syirik adalah melakukan ibadah dengan niat mencari pujian manusia dan sekaligus ingin menjalankan perintah Allah. Contoh riya' khalish adalah berpakaian dengan tujuan agar dilihat sebagai orang shaleh, sedangkan contoh riya' syirik adalah melakukan kebaikan untuk dipuji oleh orang lain.

Soal 3:
Mengapa sifat riya' dianggap sebagai syirik khafi? Jelaskan.

Jawaban 3:
Sifat riya' dianggap sebagai syirik khafi karena berkaitan dengan niat dalam hati, yang hanya diketahui oleh Allah. Tidak ada yang tahu isi hati seseorang kecuali Allah. Oleh karena itu, sifat riya' termasuk dalam kategori syirik yang samar dan tersembunyi.

Soal 4:
Apa yang Allah sampaikan dalam ayat Al-Qur'an (Q.S. al-Baqarah/2: 264) tentang penyebutan amal ibadah dan niat yang tidak murni?

Jawaban 4:
Dalam ayat Al-Qur'an (Q.S. al-Baqarah/2: 264), Allah menyampaikan bahwa penyebutan amal ibadah dan niat yang tidak murni dapat merusak sedekah yang diberikan dan membuatnya menjadi seperti batu yang licin yang tidak memiliki manfaat. Allah mengingatkan umat-Nya untuk tidak merusak sedekah dengan menyebut-nyebutnya atau menyakiti perasaan penerima, sebagaimana yang dilakukan oleh orang yang menginfakkan hartanya karena riya' kepada manusia.

Soal 5:
Apa saja ciri-ciri seseorang yang bersifat riya' dan sum'ah? Sebutkan setidaknya empat ciri-ciri tersebut.

Jawaban 5:
Ciri-ciri seseorang yang bersifat riya' dan sum'ah antara lain:
  • Selalu menyebut dan mengungkit amal baik yang pernah dilakukan.
  • Malas atau enggan melakukan amal shaleh apabila tidak dilihat oleh orang lain.
  • Amalannya selalu ingin dilihat dan didengar agar dipuji oleh orang lain.
  • Tampak lebih rajin dan bersemangat dalam beramal saat mendapat sanjungan.

Soal 6:
Mengapa pengendalian diri dalam berbicara penting dalam menghindari sifat riya' dan sum'ah? Jelaskan.

Jawaban 6:
Pengendalian diri dalam berbicara penting dalam menghindari sifat riya' dan sum'ah karena perkataan yang tidak perlu dan tidak bijak dapat mengarah pada penyebutan atau pemameran amal ibadah yang tidak murni. Dengan berbicara secara bijak dan hati-hati, seseorang dapat menjaga niat yang murni dan tidak tergoda untuk mencari pujian dari orang lain.

Soal 7:
Bagaimana pengendalian diri dalam berbicara dapat membantu seseorang menghindari penyakit hati seperti riya' dan sum'ah?

Jawaban 7:
Pengendalian diri dalam berbicara dapat membantu seseorang menghindari penyakit hati seperti riya' dan sum'ah dengan mencegahnya untuk menyebut-nyebut atau memperlihatkan amal ibadah yang dilakukan. Dengan berbicara secara bijak dan hati-hati, seseorang tidak akan tergoda untuk mencari pujian dari orang lain melalui perkataannya.

Soal 8:
Bagaimana penghargaan dan pujian dari Allah Swt. berbeda dengan pujian dari manusia dalam konteks menghindari sifat riya' dan sum'ah?

Jawaban 8:
Penghargaan dan pujian dari Allah Swt. adalah pujian yang sejati dan berarti, karena Allah Swt. menilai amal ibadah berdasarkan niat yang tulus. Sedangkan pujian dari manusia adalah pujian yang sementara dan bersifat semu, karena manusia tidak dapat menilai niat seseorang dengan sempurna. Oleh karena itu, seseorang yang menghindari sifat riya' dan sum'ah akan lebih fokus pada penghargaan dari Allah Swt. daripada pujian dari manusia.

Soal 9:
Bagaimana pentingnya mengingat kematian dalam konteks menghindari sifat riya' dan sum'ah? Jelaskan.

Jawaban 9:
Mengingat kematian penting dalam konteks menghindari sifat riya' dan sum'ah karena kematian adalah keniscayaan bagi setiap manusia. Ketika seseorang menyadari bahwa hidup di dunia hanya sementara dan bahwa akhirat adalah tujuan akhir, ia akan lebih berfokus pada amal ibadah yang tulus dan bukan untuk mencari pujian dari manusia. Kesadaran akan kematian juga membantu seseorang untuk tidak terlalu terikat pada dunia dan hal-hal duniawi.

Soal 10:
Mengapa hidup sederhana merupakan salah satu cara untuk menghindari sifat riya' dan sum'ah? Jelaskan.

Jawaban 10:
Hidup sederhana merupakan salah satu cara untuk menghindari sifat riya' dan sum'ah karena dengan hidup sederhana, seseorang tidak akan tergoda untuk memamerkan kekayaan atau kemewahan kepada orang lain. Sebaliknya, ia akan lebih fokus pada amal ibadah dan kebaikan yang dapat dilakukan tanpa mencari pujian atau pengakuan dari manusia. Hidup sederhana juga membantu seseorang untuk menjaga niat yang tulus dan ikhlas dalam beribadah.

C. Menghindari Sifat Takabbur

Soal 1:
Apa yang dimaksud dengan sifat takabbur, dan mengapa sifat ini sangat dibenci oleh Allah?

Jawaban 1:
Sifat takabbur adalah sikap sombong atau merasa lebih hebat dibandingkan orang lain, yang ditandai dengan meremehkan, merendahkan, dan menolak kebenaran dari orang lain. Sifat ini sangat dibenci oleh Allah karena membuat seseorang ingin terus-menerus menunjukkan kehebatan dirinya di hadapan orang lain dan mengabaikan kebenaran.

Soal 2:
Apa yang dinyatakan dalam ayat Al-Qur'an (Q.S. al-A’raf/7: 40) tentang orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan menyombongkan diri? Apa akibat dari sikap tersebut?

Jawaban 2:
Dalam ayat Al-Qur'an (Q.S. al-A’raf/7: 40), Allah menyatakan bahwa orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya dan menyombongkan diri tidak akan dibukakan pintu-pintu langit bagi mereka, dan mereka tidak akan masuk surga, sebagaimana sulitnya unta masuk ke dalam lubang jarum. Akibat dari sikap ini adalah mereka akan mendapatkan siksa dan kehinaan di akhirat.

Soal 3:
Apa dampak negatif sifat takabbur bagi kehidupan seseorang, termasuk di dunia dan di akhirat?

Jawaban 3:
Dampak negatif sifat takabbur bagi kehidupan seseorang termasuk:
  • Dibenci oleh Allah dan rasul-Nya.
  • Dibenci dan dijauhi oleh masyarakat.
  • Mata hatinya terkunci dari memperoleh hidayah kebenaran.
  • Mendapatkan siksa dan kehinaan di akhirat.
  • Dimasukkan ke dalam neraka.

Soal 4:
Apa saja cara-cara yang dapat dilakukan seseorang untuk menghindari sifat takabbur?

Jawaban 4:
Beberapa cara untuk menghindari sifat takabbur adalah:
  • Menyadari kekurangan dan kelemahan dirinya.
  • Menyadari bahwa hidup di dunia hanya sementara.
  • Berusaha selalu menghargai orang lain.
  • Bersifat rendah hati (tawadhu').
  • Ikhlas dalam melakukan ibadah.

Soal 5:
Mengapa penting bagi seseorang untuk selalu bersifat rendah hati (tawadhu') dalam menjalani kehidupan? Bagaimana sifat rendah hati dapat membantu menghindari sifat takabbur?

Jawaban 5:
Penting bagi seseorang untuk selalu bersifat rendah hati (tawadhu') karena sifat rendah hati adalah lawan dari sifat takabbur. Dengan rendah hati, seseorang tidak akan merasa lebih hebat dari orang lain dan tidak akan meremehkan mereka. Sifat rendah hati membantu menghindari sifat takabbur karena mengingatkan kita bahwa semua kelebihan yang dimiliki adalah karunia dari Allah yang dapat dicabut kapan saja. Ikhlas dalam beribadah juga merupakan manifestasi dari sifat rendah hati, yang membantu menjaga niat yang tulus dan murni dalam beribadah.

D. Menghindari Sifat Hasad

Soal 1:
Apa yang dimaksud dengan sifat hasad, dan mengapa sifat ini dapat merusak hubungan antarmanusia?

Jawaban 1:
Sifat hasad adalah sikap seseorang yang merasa tidak senang terhadap kebahagiaan orang lain karena mereka memperoleh suatu nikmat atau kebaikan, dan berusaha menghilangkan nikmat tersebut. Sifat ini dapat merusak hubungan antarmanusia karena menciptakan rasa ketidakpuasan, permusuhan, dan ketegangan di antara individu.

Soal 2:
Apa yang dinyatakan dalam hadis Nabi tentang dua jenis hasad yang dibolehkan? Mengapa jenis hasad ini diperbolehkan?

Jawaban 2:
Dalam hadis Nabi, disebutkan bahwa dua jenis hasad yang dibolehkan adalah hasad terhadap orang yang menggunakan kekayaannya untuk kebaikan dan hasad terhadap orang yang memiliki ilmu (hikmah) yang diamalkan dan diajarkan kepada orang lain. Jenis hasad ini diperbolehkan karena mereka menghasilkan kebaikan yang menyebarkan manfaat kepada orang lain.

Soal 3:
Apa saja dampak negatif sifat hasad terhadap individu yang bersifat hasad?

Jawaban 3:
Dampak negatif sifat hasad terhadap individu yang bersifat hasad termasuk:
  • Menentang takdir Allah.
  • Hati menjadi susah.
  • Menghalangi keinginan berdoa kepada Allah.
  • Meremehkan nikmat dari Allah.
  • Merendahkan martabat orang lain.

Soal 4:
Bagaimana cara menghindari sifat hasad sesuai dengan ajaran Islam?

Jawaban 4:
Cara menghindari sifat hasad sesuai dengan ajaran Islam adalah:
  • Meyakini keadilan Allah Swt.
  • Memperbanyak rasa syukur.
  • Menjaga sifat rendah hati (tawadhu').
  • Senang membantu orang lain.
  • Mempererat tali silaturahmi.
  • Mendahulukan kepentingan umum.

Soal 5:
Mengapa sifat hasad dapat dianggap sebagai penentangan terhadap takdir Allah? Berikan penjelasan.

Jawaban 5:
Sifat hasad dianggap sebagai penentangan terhadap takdir Allah karena seseorang yang hasad merasa tidak senang dengan nikmat atau kebahagiaan yang diberikan Allah kepada orang lain. Mereka ingin menghilangkan nikmat tersebut, yang sebenarnya merupakan bagian dari takdir Allah. Hasad berarti tidak menerima dengan ikhlas apa yang Allah berikan kepada setiap individu.

Soal 6:
Bagaimana sifat hasad dapat menghambat individu dalam berdoa kepada Allah?

Jawaban 6:
Sifat hasad dapat menghambat individu dalam berdoa kepada Allah karena individu yang hasad selalu sibuk memperhatikan dan memikirkan nikmat yang dimiliki orang lain. Mereka tidak fokus pada doa mereka kepada Allah, karena terlalu terobsesi dengan apa yang dimiliki oleh orang lain.

Soal 7:
Mengapa mempererat tali silaturahmi merupakan salah satu cara menghindari sifat hasad? Berikan alasan.

Jawaban 7:
Mempererat tali silaturahmi merupakan salah satu cara menghindari sifat hasad karena dengan melakukan hal ini, seseorang akan lebih mengenal kepribadian dan kondisi orang lain dengan lebih baik. Ini akan membantu menghilangkan prasangka negatif dan iri hati terhadap mereka, sehingga sifat hasad akan berkurang.

Soal 8:
Bagaimana sifat hasad dapat merendahkan martabat orang lain? Berikan contoh situasi yang mengilustrasikan hal ini.

Jawaban 8:
Sifat hasad dapat merendahkan martabat orang lain dengan cara meremehkan kebaikan mereka, mencari kekurangan mereka, dan menceritakan keburukan mereka kepada orang lain. Contoh situasi yang mengilustrasikan ini adalah ketika seseorang hasad terhadap teman yang mendapat promosi di pekerjaan. Mereka bisa merendahkan teman tersebut dengan mencari-cari kesalahan atau mencoba menjatuhkan reputasi mereka.

Soal 9:
Bagaimana sifat hasad dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan spiritual seseorang?

Jawaban 9:
Sifat hasad dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan spiritual seseorang dengan menciptakan rasa ketidakpuasan, permusuhan, dan kebencian terhadap orang lain. Hal ini mengganggu kesejahteraan emosional dan mental individu, menghambat kemampuan mereka untuk meresapi pelajaran dari pengalaman orang lain, dan menghambat perkembangan spiritual mereka karena sifat hasad bertentangan dengan nilai-nilai kebaikan dan kasih sayang yang diajarkan dalam agama.

Soal 10:
Apa arti dan implikasi dari hadis yang menyatakan bahwa hasad dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar?

Jawaban 10:
Hadis yang menyatakan bahwa hasad dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar memiliki arti bahwa sifat hasad dapat menghancurkan semua amal kebaikan dan kebahagiaan yang pernah dimiliki oleh seseorang. Implikasinya adalah bahwa hasad adalah tindakan yang sangat merusak yang dapat menghancurkan kebaikan dan menyebabkan kerugian besar baik di dunia maupun di akhirat.