Apa Saja yang Menjadi Parameter atau Indikator Penilaian Risiko Inheren Operasional


Apa saja yang menjadi parameter atau indikator penilaian risiko inheren operasional? Simak jawaban dan penjelasan berikut ini.

Dalam dunia bisnis, risiko operasional merupakan ancaman yang dapat mempengaruhi kelangsungan dan keberhasilan suatu perusahaan.

Risiko operasional terkait dengan ketidakmampuan suatu organisasi dalam menjalankan proses operasionalnya dengan baik, sehingga dapat mengakibatkan kerugian finansial, reputasi yang buruk, atau gangguan pada pelanggan.

Untuk mengelola risiko operasional dengan efektif, perusahaan perlu mengidentifikasi dan menilai risiko inheren operasional yang ada.

Namun, apa saja parameter atau indikator yang digunakan dalam penilaian risiko inheren operasional tersebut?

Berikut adalah beberapa parameter atau indikator penilaian risiko inheren operasional.

1. Proses Bisnis
Salah satu parameter penting dalam penilaian risiko inheren operasional adalah proses bisnis yang ada di perusahaan.

Hal ini meliputi aktivitas operasional yang dilakukan, seperti produksi, pengadaan, distribusi, dan layanan pelanggan.

Perusahaan perlu mengidentifikasi proses bisnis yang paling rentan terhadap risiko dan potensi gangguan.

2. Kompleksitas Operasional
Tingkat kompleksitas dalam operasional perusahaan juga menjadi parameter penilaian risiko inheren.

Semakin kompleks suatu proses, semakin tinggi potensi terjadinya risiko operasional.

Misalnya, jika ada banyak tahapan atau keterlibatan pihak ketiga dalam suatu proses, risiko operasional dapat meningkat.

3. Ketergantungan Teknologi
Dalam era digital seperti sekarang, teknologi memainkan peran penting dalam operasional perusahaan.

Oleh karena itu, ketergantungan terhadap teknologi juga menjadi parameter penilaian risiko inheren.

Jika perusahaan bergantung pada sistem komputer yang rentan terhadap serangan malware atau gangguan teknis, risiko operasional dapat meningkat.

4. Sumber Daya Manusia
Faktor lain yang harus diperhatikan adalah sumber daya manusia perusahaan.

Tingkat keahlian, pelatihan, dan pengalaman karyawan dalam menjalankan tugas-tugas operasional dapat mempengaruhi tingkat risiko inheren.

Karyawan yang kurang terlatih atau tidak memiliki pemahaman yang memadai tentang prosedur operasional dapat meningkatkan risiko.

5. Kebijakan dan Prosedur
Parameter penting lainnya adalah kebijakan dan prosedur yang diterapkan di perusahaan.

Jika perusahaan tidak memiliki kebijakan yang jelas atau prosedur operasional yang baik, risiko operasional dapat meningkat karena kurangnya panduan yang jelas bagi karyawan.

6. Perubahan Lingkungan Eksternal
Risiko inheren operasional juga dapat dipengaruhi oleh perubahan di lingkungan eksternal perusahaan.

Faktor-faktor seperti perubahan regulasi, perubahan kondisi pasar, atau perubahan dalam tren industri dapat membawa risiko baru atau meningkatkan risiko yang sudah ada.

7. Riwayat Kejadian
Mengamati riwayat kejadian atau insiden terkait risiko operasional di masa lalu juga merupakan parameter penting.

Melihat bagaimana risiko terjadi sebelumnya dapat membantu perusahaan mengidentifikasi area yang rentan dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat.

Demikianlah beberapa parameter atau indikator penilaian risiko inheren operasional. Dalam penilaian risiko inheren operasional, semua parameter di atas perlu diperhatikan secara komprehensif. Mengidentifikasi risiko inheren dengan baik membantu perusahaan dalam merencanakan dan mengimplementasikan strategi pengelolaan risiko yang efektif.

Dengan memahami parameter dan indikator penilaian risiko inheren operasional, perusahaan dapat mengurangi potensi risiko dan memastikan kelangsungan operasional yang lancar.