A Joe dan Warsih Sepakat Untuk Menciptakan Resep Lumpia Baru. Menurut Kalian, Bagaimana Perbedaan Lumpia Versi Lama Mereka dengan Versi yang Baru?


A Joe dan Warsih sepakat untuk menciptakan resep lumpia baru. Menurut kalian, bagaimana perbedaan lumpia versi lama mereka dengan versi yang baru?

Jawaban:

Menurut saya, perbedaan antara lumpia versi lama A Joe dan Warsih dengan lumpia versi baru adalah Lumpia versi lama A Joe berisi rebung dan daging babi, lebih cocok untuk konsumen di Pecinan. Sementara, lumpia versi lama Warsih berisi kentang dan udang, lebih cocok untuk konsumen di Kampung Melayu yang mayoritas beragama Islam.

Sedangkan, lumpia versi baru adalah mencampurkan berbagai bahan, seperti misalnya rebung, kentang, udang, dan mungkin bahan-bahan lainnya yang disesuaikan agar bisa dinikmati oleh semua orang tanpa memandang latar belakang agama atau budaya.

Penjelasannya:

Perbedaan antara lumpia versi lama A Joe dan Warsih dengan lumpia versi baru yang mereka ciptakan adalah:

1. Isi Lumpia
  • Lumpia versi lama buatan A Joe berisi rebung dan daging babi.
  • Lumpia versi lama buatan Warsih berisi kentang dan udang.
2. Penargetan Pasar
  • Lumpia buatan A Joe sebelumnya lebih cocok untuk konsumen di Pecinan, karena mengandung daging babi yang disukai oleh orang-orang di sana.
  • Lumpia buatan Warsih sebelumnya lebih cocok untuk konsumen di Kampung Melayu yang mayoritas berasal dari Arab dan Gujarat dan mengikuti agama Islam, karena tidak mengandung babi dan menggunakan bahan seperti kentang dan udang yang halal bagi mereka.
3. Kolaborasi dan Resep Baru
  • Dalam menciptakan resep lumpia baru, A Joe dan Warsih bekerja sama untuk mencampurkan unsur-unsur dari kedua versi lumpia mereka sebelumnya.
  • Hasilnya adalah lumpia baru dengan kombinasi unik dari berbagai bahan, seperti misalnya rebung, kentang, udang, dan mungkin bahan-bahan lainnya yang disesuaikan agar bisa dinikmati oleh semua orang tanpa memandang latar belakang agama atau budaya.
Dengan bekerja sama dan menciptakan resep baru, A Joe dan Warsih berusaha agar lumpia mereka bisa dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat, memperluas pasar potensial mereka, dan mengatasi hambatan budaya atau agama yang sebelumnya membatasi penjualan lumpia mereka di beberapa daerah.