Strategi Dakwah Sunan Kalijaga dalam Penyebaran Islam di Nusantara

Sunan Kalijaga lahir pada sekitar tahun 1450 M di Tuban. Nama aslinya adalah Raden Said. Beliau wafat pada abad ke-16 M atau sekitar tahun 1580 M.

Ayahnya adalah Arya Wilatikta, dan ibunya bernama Dewi Retno Dumilah.
Beliau menikah dengan Dewi Sarah binti Maulana Ishak dan dikaruniai 3 (tiga) orang putra.

Saat usia remaja, Raden Said dikenal sebagai seorang bangsawan, meskipun demikian ia hidup tanpa tata cara bangsawan. Raden Said menjalani kehidupan rakyat biasa, ia dikenal mampu membaur dengan berbagai golongan termasuk rakyat jelata sekali pun.

Sunan Kalijaga merupakan salah seorang dari Wali Songo yang ikut berperan besar dalam penyebaran Islam di tanah Jawa.

Dalam menyebarkan agama Islam, Sunan Kalijaga menggunakan strategi dakwah sebagaimana halnya pola dakwah yang dilakukan oleh para wali sebelumnya, yaitu:
  1. Mengenalkan Islam kepada masyarakat Jawa secara perlahan. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat tidak kaget dengan perubahan kebudayaan Islam yang dibawa olehnya. Sunan Kalijaga berusaha untuk tidak menyinggung atau langsung secara frontal menggantikan keyakinan yang mereka anut dengan ajaran Islam.
  2. Sunan Kalijaga memodifikasi upacara-upacara adat, tata cara atau budaya yang selama ini berkembang dengan corak Hindu-Budha dengan menyisipkan nilai-nilai Islam kedalamnya.
  3. Sunan Kalijaga juga dikenal sebagai seorang dalang yang mahir memainkan wayang kulit. Dengan media ini Sunan Kalijaga mampu menarik perhatian banyak orang untuk berkumpul, menyaksikan dan mengadakan pertunjukan wayang. Sunan Kalijaga membuat cerita-cerita wayang yang disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat. Kemudian Sunan Kalijaga menyelipkan ajaran-ajaran Islam di dalam lakonnya. Dengan metode yang demikian, masyarakat yang menyaksikan pertunjukan wayang itupun akan tertarik untuk mempelajari Islam secara lebih mendalam.

Dengan metode dakwah ini, Sunan Kalijaga tidak langsung menghilangkan unsur-unsur dan corak kebudayaan lama yang sudah berkembang sebelumnya, sehingga masyarakat pun juga tidak resisten dan melakukan penolakan terhadap ajaran baru yang dibawa oleh Sunan Kalijaga.

Komentar