Hubungan Nilai-Nilai Ajaran Dharmaśastra dengan Kaliyuga

Kata Kaliyuga berarti zaman pertengkaran yang ditandai dengan memudar- nya kehidupan sepiritual, karena dunia dibelenggu oleh kehidupan material.

Orientasi manusia hanyalah pada kesenangan dengan memuaskan nafsu indrawi (kāma) dan bila hal ini terus diturutkan, maka nafsu itu ibarat api yang disiram dengan minyak tanah atau bensin, tidak akan padam, melainkan akan maenghancurkan diri manusia (Maswinara, 1999:ii).

Dalam hal ini implementasinya berkaitan dengan teks parāśara Dharmaśastra sebagai sebuah kitab Smrti yang diperuntukan pada zaman Kali, dijumpai beberapa uraian tentang aturan keimanan, aturan-aturan kebajikan, kewajiban keagamaan, dan pelaksanaan upacara keagamaan yang harus dipatuhi dan ditaati oleh umat manusia atau para anggota keempat golongan manusia (catur warna) pada kelahiran atau kehadirannya di zaman Kali. Seperti kutipan beberapa sloka berikut ini (Maswinara, 1999:23-27):
  1. Penerapan amal sedekah (danam) pada masa Kali (Parāśara Dharmaśastra, I.23)
  2. Sumber hukum Parāśara diperuntukan pada zaman Kali (Parāśara Dharmaśastra, I.24).
  3. Zaman Kali seseorang manusia yang berdosa itu adalah dirinya sendiri (Parāśara Dharmaśastra, I.25).
  4. Zaman Kali, perbuatan dia sendirilah yang merendahkan derajat seseorang manusia (Parāśara Dharmaśastra, I.26).
  5. Sumber energi utama terdapat dalam makanan (dari seseorang) pada zaman Kali. (Parāśara Dharmaśastra, I.30).
  6. Kudus, terbekahi dan terbebas dari dosa merupakan keputusan dari Parāśara yang telah diajarkan bagi kesejahteraan dan teguhnya kesalehan (Parāśara Dharmaśastra, 1.36).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hubungan nilai-nilai ajaran Dharmaśastra dengan Kaliyuga adalah aturan tentang keimanan dan etika yang diberlakukan pada zaman (yuga) ini disebabkan oleh karena para penyampai hukum (para muni) telah membuat suatu gradasi (peningkatan) pada pelaksanaan doa penebusan dosa sesuai dengan kapasitas penyesalan.

Perintah atau pesan dari sastra suci ini sangat relevan pada zaman Kali, dimana masyarakat manusia pada zaman Kali kenyataan hidupnya yang lebih mengutamakan kebutuhan material dibandingkan dengan kebutuhan rohani.

Komentar