Hikmah dan Manfaat Syu’abul Iman dan Pengaruhnya Pada Kehidupan Manusia

Sebagai umat muslim, sudah sepatutnya kita beriman. Tetapi, untuk menerapkan keimanan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak godaan dan tantangan yang merintangi. Namun, jika kita memiliki niat dan bersungguh-sungguh dalam mempraktikkan iman dalam kehidupan kita sehari-hari, maka kita akan mendapatkan pahala dan manfaat dari Allah Swt.

Orang yang imannya sudah sampai pada level ihsan maka akan khusyu dalam salatnya, terjaga adabnya, menjalankan sunah-sunahnya dan salat tersebut membentenginya dari perbuatan maksiat.

Berikut ini adalah beberapa hikmah dan manfaat iman dan pengaruh iman pada kehidupan manusia.

1. Iman menghilangkan sifat kepercayaan manusia terhadap makhluk
Orang yang beriman hanya percaya kepada Allah Swt. Jika Allah Swt. berkehendak memberikan pertolongan maka tidak ada kekuatan apapun yang mampu menghalangi-Nya, sebaliknya jika Allah Swt. berkehendak menimpakan bencana, maka tidak ada kekuatan apapun yang sanggup menahan-Nya. Iman mampu menghilangkan perilaku syirik, percaya terhadap kesaktian benda-benda keramat, tahayul, khurafat dan sebagainya.

2. Iman menanamkan sikap tidak takut menghadapi kematian
Dalam kehidupan saat ini, banyak manusia yang takut menyampaikan kebenaran karena takut menghadapi risiko termasuk risiko kematian. Dalam hal ini, orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian adalah hak prerogatif Allah Swt. sehingga berani mengatakan kebenaran, meskipun terasa pahit, bahkan berisiko menghadapi kematian sekalipun.

3. Iman akan membuat seorang mukmin memiliki jiwa yang tenang
Tidak ada seorang pun yang akan luput dari ujian dan musibah dalam kehidupan. Dalam hal ini akan nampak sekali perbedaan menghadapi musibah dan ujian bagi orang yang beriman dan orang yang tidak beriman. Orang beriman akan cenderung bersikap tenang (sakinah) dan tentram (muthmainah) dalam menghadapi masalah. Kedekatan dan tawakalnya kepada Allah Swt. akan menumbuhkan sikap penyerahan diri kepada Allah Swt. dan senantiasa sabar dalam kondisi seberat apapun.

4. Iman mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan berkualitas
Kehidupan yang baik bagi seorang mukmin adalah kehidupan yang senantiasa hanya berisi hal-hal yang baik. Iman akan menuntun seseorang untuk menyeleksi perbuatan baik yang patut dilakukan, dan perbuatan buruk yang harus dihindari. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. dalam QS. an-Nahl/16: 97 berikut ini:

Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

5. Iman menumbuhkan sikap ikhlas
Keyakinan terhadap rida Allah Swt. akan mempengaruhi seseorang untuk senantiasa melakukan sesuatu dengan penuh keikhlasan. Iman akan menuntun seseorang untuk senantiasa hanya berharap rida Allah Swt. sebagaimana firman Allah Swt. dalam QS. al-An’am/6: 162 berikut ini:
Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Swt. Tuhan seluruh alam”

6. Iman mendatangkan keberuntungan
Orang yang beriman adalah orang yang beruntung dalam hidupnya karena selalu berjalan di arah yang benar. Orang beriman selalu mengikuti petunjuk dan larangan Allah Swt. sesuai dengan firman Allah Swt. dalam QS. al-Baqarah/2: 5 berikut ini:

Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung

7. Iman mencegah penyakit jasmani dan rohani
Kristalisasi dari iman adalah akhlak seorang mukmin. Oleh karena itu akhlak, tingkah laku dan perbuatan seorang mukmin akan senantiasa dikendalikan oleh iman. Orang yang beriman akan memiliki self security system atau sistem keamanan diri manakala ia dihadapkan pada godaan maksiat, godaan mengonsumsi makanan dan minuman yang haram, kesulitan mengendalikan emosi dan lain sebagainya. Sehingga dengan sistem keamanan dan pengendalian diri yang baik itulah, akan mencegah datangnya penyakit, baik penyakit jasmani maupun penyakit rohani bagi seorang mukmin.

Komentar