Pengertian Iman dalam Islam dan Pilar-Pilarnya
Pada dasarnya, setiap manusia dilahirkan dengan memiliki fitrah tentang keyakinan adanya zat yang Maha Kuasa. Keyakinan ini dalam istilah agama disebut dengan iman.
Dalam hal ini manusia telah menyatakan keimanannya kepada Allah Swt. sejak masih berada di alam ruh.
Iman berasal dari bahasa Arab dari kata dasar amana - yu’minu - imanan, yang berarti beriman atau percaya.
Definisi iman menurut bahasa artinya kepercayaan, keyakinan, ketetapan atau keteguhan hati.
Menurut Imam Syafi’i dalam sebuah kitab yang berjudul al-‘Umm iman adalah suatu ucapan, suatu perbuatan dan suatu niat, di mana tidak sempurna salah satunya jika tidak bersamaan dengan yang lain.
Pilar-pilar keimanan tersebut terdiri dari enam perkara yang dikenal dengan rukun iman yang wajib dimiliki oleh setiap muslim.
Beriman tanpa mempercayai salah satu dari enam rukun iman tersebut maka gugurlah keimanannya, sehingga mempercayai dan mengimani keenamnya bersifat wajib dan tidak bisa ditawar sedikit pun.
Enam pilar iman tersebut, yaitu:
- iman kepada Allah Swt.
- meyakini adanya rasul-rasul utusan Allah Swt.
- mengimani keberadaan malaikat-malaikat Allah Swt
- meyakini dan mengamalkan ajaran-ajaran suci dalam kitab-kitab-Nya
- meyakini akan datangnya hari akhir
- mempercayai qada dan qadar Allah Swt.
Adapun pokok pilar iman ini sebagaimana yang disebutkan dalam QS. an-Nisa/4: 136 yang artinya sebagai berikut:
Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul- Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.