Hubungan antara Kesan Pertama dengan Nilai Lengkap dengan Penjelasannya

Berikut adalah hubungan antara kesan pertama dengan nilai lengkap dengan penjelasannya

Apa saja dalam diri seseorang yang memengaruhi pembentukan kesan pertama pada orang lain? Di area psikologi sosial, yaitu cabang ilmu psikologi yang mengkaji bagaimana manusia berinteraksi dengan manusia lainnya, topik ini sudah cukup lama diteliti.

Misalnya, pada tahun 1930, dalam edisi pertama Child Development, sebuah jurnal yang paling banyak melaporkan hasil penelitian pada anak-anak sejak mereka berusia bayi beberapa minggu, sudah ada hasil penelitian tentang bagaimana anak-anak yang berusia 27 bulan membangun pertemanan dengan anak-anak sebaya atau yang lebih tua saat mereka ada di sebuah Kelompok Bermain.

Ternyata, mereka memilih berteman dengan anak sebaya atau yang lebih tua ketika mereka bisa bermain bersama, atau ketika melihat anak sebaya memiliki jenis kelamin yang sama.

Artinya, penampilan anak lain di mata seorang anak berusia 27 bulan, sudah cukup mendorong anak 27 bulan ini untuk menjadikannya teman atau malah menghindarinya.

Ada sejumlah hal yang memengaruhi munculnya kesan pertama. Namun, yang paling penting untuk diingat adalah kesan pertama yang ditangkap oleh orang lain didasari oleh bagaimana orang tersebut melihat dirinya sendiri dalam hubungan dengan orang lain.

Orang yang positif dengan dirinya dan melihat orang lain secara positif, akan menimbulkan kesan pertama yang positif juga. Bagaimana orang bisa menganggap dirinya dan orang-orang lain juga positif? Di sinilah kita perlu belajar tentang nilai.

Saat kita berinteraksi dengan orang lain, siapa pun orang itu, ada nilai-nilai yang orang lain tangkap dari gerak-gerik kita, yaitu nilai-nilai yang kita pelajari dari keluarga.

pengertian nilai menurut Schwartz (1992) adalah suatu konsep atau kepercayaan yang terkait dengan keinginan atau tingkah laku seseorang yang dalam wujudnya juga mencerminkan perasaan, tujuan yang ingin dicapai.

Nilai bukan hanya satu, melainkan ada beberapa, dan saling terkait satu sama lain. Nilai yang dimiliki seseorang berbeda-beda antara orang yang satu dan yang lain, diperoleh berdasarkan pedoman tertentu, dan nilai-nilai ini saling berinteraksi mendorong terwujudnya suatu tingkah laku tertentu dari tiap orang.

Jadi, apa pun wujud tingkah laku seseorang, itu mencerminkan nilai apa yang dimilikinya.

Sedangkan menurut Eka Darmaputera (2018) nilai adalah sebagai sesuatu yang dijunjung tinggi yang mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang.

Darmaputera adalah pendeta yang menulis banyak buku dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat umum.

Secara umum, bukunya berisi pengalaman kesehariannya bergaul dengan banyak orang yang kemudian direfleksikan dengan iman Kristen.

Darmaputera menekankan pentingnya setiap manusia memiliki nilai yang menjadi dasar bagaimana ia berhubungan dengan dirinya, dengan sesamanya, dan dengan Tuhan.

Hal ini yang akan menggambarkan secara utuh siapa dia sebenarnya. Tentu saja sebagai pengikut Kristus kita terpanggil untuk mencerminkan nilai sesuai dengan apa yang Tuhan Yesus sudah ajarkan.

Dalam tingkat internasional, ada nilai yang direkomendasikan untuk diberlakukan oleh tiap negara. Di dalam Deklarasi untuk Perdamaian Dunia atau disebut juga Deklarasi Etika Global, ada rumusan nilai yang harus diperjuangkan untuk mencapai perdamaian dunia bagi semua.

Dalam penilaian Sholihan (2017), Deklarasi ini sangatlah penting untuk membuat dunia menjadi tempat tanpa ada konflik satu sama lain, termasuk konflik antar agama. Penganut agama harusnya keluar dari kebanggaan sebagai satu-satunya pemilik kebenaran yang paling benar, karena ini menekankan pada sikap eksklusif. 

Sebaliknya, tiap orang justru harus bergerak untuk menyampaikan kebenaran yang universal, artinya berlaku untuk semua, bukan hanya untuk sekelompok orang. Di dalam masyarakat dengan berbagai latar belakang budaya, agama, dan keyakinan, tidak boleh ada yang memaksakan bahwa keyakinannya adalah yang paling benar.

Di dalam rumusan Deklarasi untuk Perdamaian Dunia, ada beberapa nilai yang harus diperjuangkan, yaitu nonkekerasan, menghormati kehidupan, komitmen pada budaya solidaritas dan tata ekonomi yang adil, komitmen pada budaya toleransi dan hidup yang benar, dan komitmen pada budaya persamaan hak dan kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. 

Sebetulnya, nilai yang diperjuangkan di dalam Deklarasi ini ada di dalam Alkitab, tetapi bila kita menyatakan itu adalah nilai-nilai Kristen, penganut agama lain akan merasa tersinggung.

Komentar