Soal dan Jawaban materi Meneladani Perjuangan Rasulullah saw di Mekah - PAI & Budi Pekerti Kelas 10 SMA/SMK

Berikut adalah soal mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA/SMK materi Meneladani Perjuangan Rasulullah saw di Mekah lengkap dengan kunci jawaban.

Soal Essay:
  1. Kapan Nabi Muhammad saw. menerima wahyu pertama awal diangkatnya menjadi rasul
  2. Sebutkan dan jelaskan ajaran-ajaran pokok Rasulullah saw. di Mekah
  3. Jelaskan bagaimana strategi dakwah Rasululah saw. di Mekah
  4. Bagaimana ajaran Islam dapat diterima dan dianut oleh mereka yang sebelumnya terbiasa dengan adat-istiadat masyarakat Arab yang begitu mengakar kuat?
  5. Bagaimana mereka meyakini agama baru yang dibawa oleh Rasulullah saw. sebagai agama yang paling benar dan sempurna kemudian menjadi pemeluknya?
  6. Bagaimana reaksi orang­orang yang mengetahui bahwa mereka telah meninggalkan agama nenek moyang, yaitu menyembah berhala?
  7. Jelaskan reaksi kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah saw.
  8. Tuliskan alasan kaum kafir menolak dan menentang ajaran yang dibawa Rasulullah saw
  9. Tuliskan contoh-contoh penyiksaan kafir Quraisy terhadap Rasulullah saw. dan para pengikutnya
  10. Tuliskan Perjanjian Aqabah 1 dan 2
  11. Jelaskan peristiwa hijrah kaum muslimin ke Abisinia (Habsyi) dan ke Madinah
  12. Tuliskan contoh perilaku yang dapat diteladani dari perjuangan dakwah Rasulullah saw. pada periode Mekah baik di lingkungan keluarga,  sekolah, maupun masyarakat

Kunci Jawaban:


1. Nabi Muhammad saw. diangkat menjadi rasul pada malam hari tanggal 17 Ramadan saat usianya 40 tahun. Wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw., dibacakan oleh Malaikat Jibril, yaitu Q.S. al-‘Alaq.

2. Ajaran-ajaran pokok Rasulullah saw. di Mekah, yakni:
  • Aqidah, yaitu ajaran keimanan bahwa Allah Swt. itu Maha mengetahui. Allah Swt. mengajarkan manusia berbagai macam ilmu pengetahuan yang tidak diketahuinya dan cara memperoleh dan mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut.
  • Akhlak Mulia, yaitu Rasulullah saw. mengajarkan akhlak mulia kepada masyarakatnya, sekaligus juga membuktikannya dengan perilakunya yang sangat luhur, tampil sebagai sosok yang sopan, lembut, menghormati setiap orang, dan memuliakan tamu, juga tampil sebagai sosok yang berani dalam membela kebenaran, teguh pendirian, dan tekun dalam beribadah.
3. Strategi dakwah Rasululah saw. di Mekah, yaitu:
  • Dakwah secara rahasia/diam-diam yang dilakukan sembunyi­-sembunyi yang hanya terbatas di kalangan keluarga dan sahabat terdekat. Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan keresahan dan kekacauan di kalangan masyarakat Quraisy, mengingat kerasnya watak suku Quraisy dan keteguhan mereka berpegang pada keyakinan dan penyembahan berhala.
  • Dakwah secara terang-­terangan kepada khalayak ramai, dimulai kepada sanak keluarga, kemudian kepada kaumnya, dan penduduk Kota Mekah yang saat itu penyembahannya kepada berhala begitu kuat.
4. Pribadi Rasulullah saw. yang begitu luhur dan agung. Tidak pernah ia melakukan hal­hal yang tercela dan hina. Ia adalah pribadi yang sangat jujur dan amanah (al-Amin), sabar, bijaksana, dan lemah ­lembut dalam menyampaikan ajakan serta ajaran Islam sehingga ajaran Islam dapat diterima dan dianut oleh mereka yang sebelumnya terbiasa dengan adat-istiadat masyarakat Arab yang begitu mengakar kuat.

5. Mereka meyakini agama baru yang dibawa oleh Rasulullah saw. sebagai agama yang paling benar dan sempurna kemudian menjadi pemeluknya, karena Ajaran Islam adalah agama yang rasional, logis, dan universal, menghargai hak­hak asasi manusia, memberikan hak yang sama, keadilan, dan kepastian hidup setelah mati.

6. Reaksi orang-­orang yang mengetahui bahwa mereka telah meninggalkan agama nenek moyang, yaitu menyembah berhala, adalah mereka telah sadar bahwa tradisi dan kebiasaan-­kebiasaan lama yang begitu jauh dari nilai-­nilai ketuhanan dan nilai-­nilai kemanusiaan.

7. Reaksi kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah saw., yaitu kaum kafir Quraisy menolak dan geram terhadap ajaran yang dibawa Rasulullah saw. Mereka berupaya menggalang kekuatan agar Rasulullah saw. dan upayanya dalam penyebaran ajaran Islam dapat dihentikan. Misalnya, mulai mengajak berdialog dengan mengiming-­imingi berbagai bantuan hingga kekerasan yang dilakukan terhadap Rasulullah saw. dan para sahabat serta pengikut ajarannya. Bahkan mereka memboikot Rasulullah saw. dan para sahabatnya serta pengikutnya dari boikot ekonomi dan politik.

8. Alasan kaum kafir menolak dan menentang ajaran yang dibawa Rasulullah saw, yaitu:
  • Ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. akan menurunkan dan menjatuhkan derajat dan martabat serta mengancam kedudukan kaum kafir Quraisy.
  • Kebiasaan yang telah mengakar kuat dan turun­ temurun dalam melaksanakan penyembahan berhala dan kemusyrikan lainnya, menyebabkan mereka sangat sulit menerima ajaran tauhid dan menyembah Allah Swt. yang Ahad.
  • Ajaran Rasulullah saw. secara politis akan mengakibatkan lemahnya pengaruh dan kekuasaan kaum kafir Quraisy.
9. Contoh-contoh penyiksaan kafir Quraisy terhadap Rasulullah saw. dan para pengikutnya, yaitu:
  • Abu Jahal mencerca dan menghina Rasulullah saw.
  • Uqbah bin Abi Mu’it menyiksa Rasulullah saw. sewaktu sedang bertawaf, Ia menjerat leher Rasulullah saw. dengan sorbannya dan menyeret ke luar masjid.
  • Abu Lahab (paman Rasulullah saw.) dan istrinya Ummu Jamil, melemparkan barang-barang kotor kepadanya, seperti kotoran domba ke kepala Nabi.
  • Kaum Quraisy memutuskan segala bentuk hubungan perkawinan dan perdagangan dengan Bani Hasyim yang mengakibatkan kelaparan, kemiskinan, dan kesengsaraan bagi kaum muslimin.
10. Perjanjian Aqabah Pertama dan Kedua, yaitu:
a. Perjanjian Aqabah 1:
Orang-­orang Yasrib berjanji kepada Nabi untuk tidak menyekutukan Tuhan, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak, tidak mengumpat dan memfitnah, baik di depan atau di belakang, jangan menolak berbuat kebaikan.

b. Perjanjian Aqabah 2:
Mereka (pemimpin Yasrib) berikrar kepada Nabi sebagai berikut, “Kami berikrar, bahwa kami sudah mendengar dan setia di waktu suka dan duka, di waktu bahagia dan sengsara, kami hanya akan berkata yang benar di mana saja kami berada, dan di jalan Allah Swt. ini kami tidak gentar terhadap ejekan dan celaan siapapun.”

11. Peristiwa hijrah kaum muslimin ke Abisinia (Habsyi) dan ke Madinah:
a. Peristiwa hijrah kaum muslimin ke Abisinia (Habsyi)
Peristiwa hijrah kaum muslimin ke Abisinia (Habsyi) ini dilakukan dengan dua kali hijrah.

Hijrah pertama sebanyak 15 orang; sebelas orang laki-­laki dan empat orang perempuan. Mereka berangkat secara sembunyi­-sembunyi dan sesampainya di sana, mereka mendapatkan perlindungan yang baik dari Najasyi (sebutan untuk Raja Abisinia). Ketika mendengar keadaan Mekah telah aman, mereka pun kembali lagi. Namun, mereka kembali mendapatkan siksaan melebihi dari sebelumnya.

Karena itu, mereka kembali hijrah untuk yang kedua kalinya ke Abisinia (tahun kelima dari kenabian atau tahun 615 M). Kali ini mereka berangkat sebanyak 80 orang laki-laki, dipimpin oleh Ja’far bin Abi Ţalib. Mereka tinggal di sana hingga sesudah Nabi hijrah ke Yasrib (Madinah). Peristiwa hijrah ke Abisinia ini dipandang sebagai hijrah pertama dalam Islam.

b. Peristiwa hijrah kaum muslimin ke Madinah
Peristiwa Ikrar Aqabah II ini diketahui oleh orang-orang Quraisy. Sejak itu tekanan, intimidasi, dan siksaan terhadap kaum muslimin makin meningkat. Kenyataan ini mendorong Nabi segera memerintahkan sahabat­-sahabatnya untuk hijrah ke Yasrib. Dalam waktu dua bulan saja, hampir semua kaum muslimin, sekitar 150 orang telah berangkat ke Yasrib. Hanya Abu bakar dan Ali yang masih menjaga dan membela Nabi di Mekah. Akhirnya, Nabi pun hijrah setelah mendengar rencana Quraisy yang ingin membunuhnya.

Nabi Muhammad saw. dengan ditemani oleh Abu Bakar berhijrah ke Yasrib. Sesampai di Quba, 5 km dari Yasrib, Nabi beristirahat dan tinggal di sana selama beberapa hari. Nabi menginap di rumah Umi Kalsum bin Hindun. Di halaman rumah ini Nabi membangun sebuah masjid. Inilah masjid pertama yang dibangun pada masa Islam yang kemudian dikenal dengan Masjid Quba. Tak lama kemudian, Ali datang menyusul setelah menyelesaikan amanah yang diserahkan Nabi kepadanya pada saat berangkat hijrah.

12. Contoh perilaku yang dapat diteladani dari perjuangan dakwah Rasulullah saw. pada periode Mekah baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat, yaitu:
  • Menggunakan waktu untuk belajar dengan sungguh-­sungguh agar mendapatkan prestasi yang tinggi.
  • Secara terus ­menerus mencoba sesuatu yang belum dapat dikerjakan sampai ditemukan solusi untuk mengatasinya.
  • Melaksanakan segala peraturan di sekolah sebagai bentuk pengamalan sikap disiplin dan tanggung jawab.
  • Menjalankan segala perintah agama dan menjauhi larangannya dengan penuh keikhlasan.
  • Tidak putus asa ketika mengalami kegagalan dalam meraih suatu keinginan. Jadikanlah kegagalan sebagai cambuk agar tidak mengalaminya lagi di kemudian hari.
  • Menyisihkan waktu sebaik mungkin untuk kegiatan yang bermanfaat
  • Mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.
  • Menyisihkan sebagian harta untuk membantu orang lain yang membutuhkan

Komentar